Ayo ayo, jangan lupa cek part sebelumnya dan inget divote juga. Kayanya Al bakal sering update, doain aja.
Sidersnya bener-bener dah—cape gua.
Happy reading ajalah—walau ngucapinnya telat.
•
"HAHHH! EUNGHH—"
Doyoung mukul-mukul dada Johnny dengan sisa tenaganya, napasnya terengah-engah dan badannya mulai melemah. Pelepasan pertamanya, berhasil Johnny pancing walau cuma dengan handjob.
"More, moans."
"AHHH!!"
Analnya lagi-lagi dimasuki tanpa persiapan. Jari-jari panjang Johnny langsung nyentuh titik sensitifnya, yang ngebuat Doyoung memekik kaget dan ngerasain sensasi terbakar yang seharusnya cuma dia rasain sewaktu sama Jaehyun.
Nafsu Doyoung yang meledak-ledak itu bikin Johnny sama sekali engga kesusahan untuk ngambil kesempatan selagi dia bisa. Dia harus bisa ngemanfaatin ini untuk ngerebut Doyoung dari Jaehyun.
Pria Seo itu ngebungkukin badannya, ngelempar tatapan remeh ke Doyoung yang sekarang sibuk nahan desahannya dengan cara ngegigit bibir. Peluh yang ngebanjirin dahi dan rambut yang lepek, mata yang berair dan bibir yang bengkak, itu semua keliatan menakjubkan di mata Johnny.
Johnny ngedeketin bibirnya ke telinga si manis. "Kembali ke rumah, Doyoung. Ini belum terlambat," bisiknya lirih.
Doyoung ngegeleng kuat, "E-enggak! Pengkhianat, kamu pengkhianat!" serunya.
Sang lawan bicara malah ketawa ngejek, heran karena akal Doyoung yang sekarang mungkin pergi sebentar—berpikir dirinya bukanlah seorang pengkhianat juga. Johnny paham itu, Doyoung mana pernah mau dituduh.
Si manis itu perlu bukti, iya kan?
"Ngaca, Doyoung. Kamu bukan seseorang yang setia, kamu juga pengkhianat," kata Johnny seraya memperlambat tempo jarinya.
"S-siapa yang bikin aku kaya gini, hah?" hardiknya marah, merasa bener-bener engga terima.
Johnny ngegerakin jarinya lagi, lambat namun dalam—neken titik sensitifnya berulang kali dengan telak.
"Sadar, Doyoung. Kamu bukan segalanya buat Jaehyun, kamu juga nyelingkuhin dia kan? Dia bukan yang terbaik buat kamu, kamu juga bukan. Dia berkhianat juga, tapi kenapa kamu masih cinta sama dia?"
Doyoung mejamin matanya, ngatur napas dan ngendaliin emosi yang mendadak ngerubungin dia. Jaehyun, pria Jung itu berubah semenjak dia bilang kalo mau ngerawat Jayden juga. Apa salahnya? Jika mereka bisa, kenapa enggak? Doyoung enggak bisa ngebiarin Jayden terus-terusan ada sama Johnny karena anak itu bakal trauma akibat pertengkaran orang tuanya.
Lalu, gimana dia sama Jaehyun? Apa bisa dikatakan baik-baik aja setelah semua itu terjadi? Gimana dampaknya buat Jaeyoung?
Sama aja, engga ada yang baik-baik aja di kedua keluarga itu sebab masalah masing-masing.
"Aku? Dimana cinta kamu buat aku?"
"Janji yang dia lontarin ke kamu itu bohong. Semuanya cuma kebohongan belaka untuk nunjukin afeksi yang palsu, Doyoung. Buktinya dia engga percaya sama kamu, dia ngelanggar banyak janji, dia bahkan sekarang engga ngehubungin kamu untuk nanyain apa kamu baik-baik aja. Dia udah ga peduli sama kamu, cinta dia udah pudar."
Bohong, Jaehyun enggak akan begitu. Jaehyun bukan Johnny, dan Johnny bukan Jaehyun. Rasa mereka bakal berevolusi, berubah seiringnya waktu. Enggak ada yang abadi, termasuk perasaan mereka semua.
Tapi Doyoung yakin, kalo cinta Jaehyun ga bakal pernah pudar. Sampai kapanpun.
"If he can, me too."
Napas Doyoung tercekat. Lagi, Johnny masuk tanpa izin.
"Brengsek, sebenernya apa yang kamu mau?" tanya Doyoung karena Johnny cuma diem setelahnya, natap dia tepat di mata.
"Pulang, Doyoung. Aku mau kamu pulang."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Care
Fiksi Penggemar[Angst, Romance, Married Life] "Semuanya akan baik-baik aja. Baik dia anak kita atau bukan, kita harus tetep ngasih apa yang sepantasnya dia dapatkan." -Doyoung • Completed • Tetralogy of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • H...