90. Mission completed

366 27 25
                                    

"Lo ga akan bisa pergi kemana-mana, Kim Doyoung!"

Salah satu wanita yang berdiri di depan mobil Doyoung itu teriak lagi, "Jaehyun bakal jadi milik gue setelah lo mati! DAN LO HARUS MATI MALAM INI JUGA!"

Doyoung yang ada di dalem mobil cuma bisa diem, ga berani bergerak. Pemandangan di depannya masih bisa keliatan jelas karena lampu taman yang ada tepat di belakang kedua wanita itu. Sedangkan Doyoung ngerasa dirinya dilingkupi kegelapan.

Itu dia!

Wanita yang berdiri di sebelahnya cuma ketawa kecil, "Kenapa teriak-teriak gitu sih, dek? Mending kamu langsung tembak dia," pancingnya.

Valennia spontan ngegeleng, "Biarin dia tau apa isi hati aku dulu, kak. Kalo dia mati tapi ga bawa beban dari aku, ga bakal seru."

Wanita itu, Jung Eunri, geleng-geleng ga percaya—speechless. Dia juga ngebawa katana kesayangannya yang lain, siap nebas dan ngebelah tubuh Doyoung sampe ke bagian terkecil.

Ya, dialah salah satu dari 7 orang yang berhasil kabur dari penjara bareng Jungkook. Dengan kekayaan yang dimiliki pria Jeon itu, Jungkook ngasih biaya buat Eunri untuk ngejalanin operasi. Tentu aja, untuk ngubah sedikit bentuk mukanya agar ga dicurigain.

"Tembak dia sekarang!"

Lewat earpiece yang mereka pake, aba-aba Jungkook kedengeran jelas. Merintahin mereka untuk nembak Doyoung yang terjebak di dalem mobil.

Valennia ngangkat pistolnya, Eunri juga ngambil pistolnya. Mereka berdua sama-sama senyum puas, ngerasa perjuangan selama ini ga begitu sia-sia meski mereka terlambat dan nyaris gagal untuk ngebunuh Doyoung.

"Lo harus mati, Kim Doyoung."

DOR!

DOR!

DOR!

Suara tembakan kedengeran keras banget. Kawasan taman yang sepi di malam hari ini seakan jadi poin tambahan untuk mereka, setidaknya mereka ga perlu berurusan sama orang asing dan nambah dosa dengan nembak mereka supaya gada yang ngelapor.

Valennia dan Eunri nembakin mobil Doyoung, ke segala arah dengan target ga nentu. Asal tembak aja udah, mereka ga peduli.

"Bodoh," gumam Doyoung pelan. Ngedorong pintu bagasi dari dalem sampe pintunya kebuka. Setidaknya, dia selamat untuk saat ini meski mobil kesayangannya engga.

"Doyoung!"

Bisikan itu dateng dari arah yang lebih gelap, dari arah kanan. Dari tempatnya berdiri, Doyoung ngeliat surai blonde khas Chihoon. "Lo ngapain disana?" tanya Doyoung, berbisik.

Chihoon ngeisyaratin dia untuk mendekat, dan jalan ngendap-ngendap menuju tempat yang sekiranya lebih aman.

"Pinjem handphone lo, gue harus nelfon ayah secepatnya!" bisik Chihoon penuh penekanan, jelas keliatan kalo dia panik.

Doyoung nyerahin handphonenya ke Chihoon, yang langsung diterima. Doyoung ngedarin pandangan ke seluruh penjuru taman, mendadak ngerasa ga aman akan sesuatu yang kayanya ngintai mereka.

"MOMMY!"

Jayden sama Jaeyoung otomatis teriak pas tau Doyoung ada di deket tempat persembunyian mereka, yang ngebuat Winwin juga Mark panik ga kepalang. Anak-anak itu udah lari duluan, ninggalin kedua paman mereka yang diserang ketakutan kala 2 wanita tadi muncul di saat yang bersamaan.

"KALIAN JANGAN KESINI!" teriak Chihoon marah.

Tapi, terlambat.

"Gotcha!"

DOR!

DOR!

DOR!

Tubuh itu tertembak, jatuh terduduk diatas rerumputan taman. Dari mulutnya, darah keluar banyak banget sampe ngotorin baju anak-anak kesayangannya.

"M-mommy—"

DOR!

DOR!

DOR!

3 tembakan susulan itu sukses ngenain bahu kiri, punggung, dan perut Doyoung lagi.

Doyoung semakin berdarah-darah, tapi yang dia dapetin cuma suara tawa yang mengudara seolah jatuhnya dia ke tanah adalah hal yang paling lucu. Sakit dan mati rasa mulai menjalar, tapi ketika Jayden dan Jaeyoung natap dia dari bawah—rasanya bahagia banget.

"DOYOUNG!"

Jaehyun, Yuta, dan Eunwoo lari sekuat tenaga untuk nyamperin Doyoung. Dengan berderai air mata, Jaehyun ngusap air mata sang istri yang ngalir sesaat setelah dia menampani kepalanya di paha.

Doyoung ngulas senyumnya lagi, "Semuanya akan baik-baik aja, Jae. Baik dia anak kita atau bukan, kita harus tetep ngasih apa yang sepantasnya dia dapatkan."

Jaehyun paham betul dengan apa maksud Doyoung itu. Dia cuma ngangguk berkali-kali, pun merutuki Doyoung yang bisa-bisanya ngomong dengan lancar disaat genting kaya gini.

Si manis beralih ke anak-anak kesayangannya yang diem, mematung dan ga ngerti sama keadaan. Doyoung ngusap lembut pipi Jaeyoung dan Jayden bergantian dengan tangannya yang bergetar. "Boys, jagain daddy ya? Mommy harus pergi lagi, maaf karena gabisa nemenin kalian terus."

"Inget kalo kita adalah keluarga yang saling menyayangi, saling mencintai."

Doyoung natap keatas, dimana langit malam terhampar luas dan bintang menghiasinya. 1 kedipan mata Doyoung ngubah segalanya.

"Ayo kita pergi, Doyoung."

Tangan itu terulur, nyambut Doyoung dan siap ngajak dia pergi ke tempat yang udah disiapin.

"Jeff, jangan lepas Doyoung lagi."

Pria itu, Jeffrey, ngangguk singkat untuk ngerespon kata-kata Kun. Dia ngegenggam erat tangan dingin si manis, yang perlahan menghangat seiring langkah kaki ringan mereka menuju surga.

"Mommy pergi dulu ya, sayang. Sampai jumpa lagi, mommy sayang kalian semua."

Detik itu, mata Doyoung tertutup sempurna. Sayup-sayup, masih bisa Doyoung denger teriakan Jaehyun dan temen-temennya yang lain, hingga pada puncaknya—Doyoung jadi buta, bisu, dan tuli.



Udah, sekian updatean haru ini. Gimana 10 chapters hari ini? Sksk ngebut banget.

[4] CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang