Doyoung juga ngulas senyumnya, "Lalu, kenapa? Kamu kecewa? Kamu gasuka? Kamu—"
"Aku cinta sama semua hal yang ada dalam diri kamu, tapi satu—pikiran dan afeksi kamu buat dia, aku benci itu."
Doyoung narik kerah kemeja Jaehyun, "Itu hak aku buat ngasih perhatian lebih ke siapa aja, Jung. Johnny itu sahabatku, dan tentu aja aku ga akan diem jika keadaannya lagi kaya gini."
"Harusnya kamu paham akan apa yang lagi terjadi, Jaehyun. Kamu cuma mentingin ego kamu, keinginan kamu, cinta kamu. Aku tau kamu takut kalo aku bakal berpaling, bukan begitu?"
"Artinya, kamu ga percaya sama aku."
Pria Jung itu mengeram rendah kala Doyoung lagi-lagi ngedorong dia, lebih kuat dari sebelumnya. Mereka yang di depan udah pada panik, tapi gada yang berani negur karena takut kena imbasnya. Dan, perjalanan masih cukup jauh.
"Chihoon, berhenti disini."
Johnny spontan ngegelengin kepalanya pertanda ga setuju, "Jangan—"
"Gue gak bicara sama lo," potong Jaehyun cepet. "Chihoon, berhenti disini," ulangnya.
Chihoon nginjek rem dan van berhenti tepat di depan sebuah hotel. Jaehyun ngelempar tatapan tajam, menusuk semua iris yang sekarang mandangin dia gasuka. Tapi, Jaehyun engga bakal peduli. Cengkraman di pergelangan tangan si manis kian mengerat setelah Chihoon neken salah satu tombol untuk ngebuka pintu.
"Kalian duluan aja, gue nyusul."
Taeyong pengen banget keluar, ngejar Jaehyun dan Doyoung untuk nyelamatin si manis. Mark, dengan kalang kabut juga bilang kalo itu ga akan berhasil. Bakal sia-sia, akan gagal. Walau udara pagi ini dingin sampe nusuk tulang, beda pengaruhnya ke Eunwoo yang udah mulai kebakar api amarah. Chihoon cuma bisa ngegeleng pasrah setelah Johnny bilang begini.
"Ayo jalan lagi, gausah peduliin mereka."
•
"Apalagi, hah? Apa? Udah puas?"
Doyoung megang pipinya yang lebam, nyaris berwarna ungu. "Ayo, pukul lagi. CUMA SEGITU NYALI KAMU, HAH?!"
PLAK!
Jaehyun engga akan pernah segan buat nyakitin Doyoung demi ngasih efek jera. Doyoung keras kepala dan Jaehyun yang keterlaluan.
"Kamu udah bener-bener kelewat batas, Doyoung. Kamu engga tau seberapa sakitnya hati aku pas kamu dengan santainya nunjukin semua itu di depan mataku," desis Jaehyun seraya narik kerah kemeja istrinya.
"Kamu kira aku engga sakit hati sewaktu tau kalo kamu selingkuh, sama sahabat kita sendiri?" tukas Doyoung tanpa takut.
"Lalu kenapa? Kamu gasuka, kamu cemburu, kamu marah—itu urusan kamu. You're so fucking stupid, bitch," umpat Jaehyun.
Doyoung bales nampar Jaehyun, tapi sialnya tangannya bergetar hebat setelah itu.
"Berawal dari ke-enggasengaja-an, sekarang jadi begini. Berapa kali lagi aku harus jelasin KALO AKU ENGGAK TAU, AKU GATAU TENTANG JOHNNY YANG PENGEN NGELECEHIN AKU. DAN KAMU PIKIR, AKU MAU NGELAKUIN ITU?!"
"Aku menghargai kamu sebagai suami aku, Jaehyun. Dan akupun menghargai Johnny sebagai sahabat aku."
"Dimana letak pemahaman kamu, Jung?"
Doyoung nyeka air matanya pake punggung tangan, kasar. "Lalu ternyata, setiap kita engga baik-baik aja—ada orang lain yang bisa bikin kamu lebih baik, ya?"
"Harusnya kamu tau, kamu satu-satunya orang yang bisa nyembuhin aku hingga kembali utuh, Jaehyun. Sebanyak apapun healing yang aku lakuin, bakal terasa kurang jika kamu engga ikut turun tangan."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Care
Fanfiction[Angst, Romance, Married Life] "Semuanya akan baik-baik aja. Baik dia anak kita atau bukan, kita harus tetep ngasih apa yang sepantasnya dia dapatkan." -Doyoung • Completed • Tetralogy of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • H...