73. Fucked

356 24 15
                                    

Setelah nempuh perjalanan sekitar 15 menit, mereka sampai di tempat tujuan. Dan kalian tau kemana mereka pergi?

Ke hotel, lagi.

"Kamu belum check out, kan?" tanya Doyoung.

"Belum. Tadi aku buru-buru," jawab Jaehyun seadanya.

Lah kan bener yak, dia panik banget tadi—jadi ga sempet check out dulu. Toh jadwal Jaehyun check in itu 3 hari, asal aja milih segitu.

Dasar orang kaya.

"Kamar kamu nomor berapa?" tanya Doyoung lagi seraya masuk ke dalem lift. Untung banget ya cuma ada mereka berdua.

Jaehyun neken tombol yang bertuliskan angka 10, "1027, sayang."

Doyoung megang erat tangan Jaehyun saat lift mulai bergerak naik. Jaehyun juga megang tangan si manis ga kalah erat, cuma ngikutin apa kata hatinya sekarang.

Pintu lift terbuka dan nampaklah lorong sepi di depan mereka. Hotel besar dengan dominasi warna putih ini megah banget, lebih keliatan kaya gedung-gedung pertemuan penting dibanding hotel.

Tapi tetep aja, sama-sama mahal.

Mereka jalan lurus, nyusurin lorong dan nyari kamar yang dimaksud Jaehyun. Doyoung ngebiarin Jaehyun neken pin, dan setelahnya mereka masuk.

"Doie—"

Belum sempet nuntasin kalimatnya, Jaehyun mendadak di dorong sama si manis. Doyoung masih setia senyum, bikin Jaehyun bertanya-tanya tentang apa makna sebenarnya dibalik senyum itu.

"Jae, let's do it."

Sapuan lembut di bibir bawahnya buat Jaehyun otomatis ngebuka mulut, ngasih akses ke Doyoung untuk ngobrak-ngabrik dan bertukar liur sesuka hatinya.

"Let me dominate you, let me ruin you, let me lead this."

For the last time.

"AH—HAH! AHH, JAEHYUN!"

Posisi udah terbalik, Jaehyun yang mendominasi dan Doyoung hancur. Desahan dan lenguhan si manis seakan jadi suara yang menuhin kepalanya sekarang, padahal Jaehyun sendiri lagi mati-matian nahan suara laknatnya.

"This is too much, Doie. Too much love, too much—fuck!"

Si manis natap dia pake mata yang sayu, berkaca-kaca karena nahan kenikmatan yang melanda dia sejak 2 jam yang lalu. Terlalu dalam, terlalu cepat, terlalu banyak. Jaehyun bahkan rela ngasih semuanya ke dia, kenapa dia engga bisa ngasih apa-apa ke Jaehyun?

"God, ohhh—AH! ASTAGA, JAE!"

Doyoung terlonjak-lonjak, hentakan Jaehyun dibawah sana bikin dia engga bisa nahan posisi. Bunyi tamparan kulit dan kulit juga ngiringin mereka menuju pelepasan yang kesekian kali. Doyoung pun ngerasain dirinya udah penuh banget, analnya pasti lecet akibat gerakan kasar dan terkesan gesa-gesa dari sang suami.

"Aku, aku—eunggg!"

Doyoung ngelengkungin punggungnya sewaktu pelepasan dateng lagi, si manis membisu karena ledakan kenikmatan itu berhasil bikin dia pening. Tangan yang awalnya megang erat sprei sampe kebas, sekarang beralih ke lengan kekar Jaehyun yang licin akibat keringat.

"Do it slowly, sweetheart. Hah—"

Doyoung bungkam karena Jaehyun lagi-lagi nyium dia. Bibir Jaehyun sengaja di gigit sama si manis, dan Jaehyun engga keberatan sama itu. Lidah basahnya ngejilat bibir bawah Jaehyun, darah itu candu buat Doyoung.

"I'll miss you so much," ujar Doyoung seraya narik Jaehyun dan meluk lehernya, nahan debaran jantungnya karena Jaehyun bakal sampai sebentar lagi.

"I miss you every second of my life, sweetheart."

"I love you."

"I love you too."

Dan untuk yang kesekian, Doyoung penuh. Jaehyun belum ngelepas tautan badan mereka, ngehujamin mukanya dengan kecupan ringan yang bikin empunya ketawa kecil.

Aku bakal bener-bener kangen sama tingkahmu ini, Jae.



[4] CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang