Terus berlanjut, akhirnya kita sampai di titik ini.
Peduli. Apa yang terlintas dipikiran kalian ketika kata itu ditangkap oleh indra kalian?
Rasa peduli, semua orang juga punya rasa kepedulian kereka masing-masing, iya kan?
Apakah kepedulian itu bisa ditunjukin ke orang yang udah kita kenal doang? Apakah kepedulian itu boleh kita tunjukin ke orang lain, orang asing yang ga kita kenal?
Tentu aja, boleh. Karena kepedulian itu adalah unsur penting buat membangun suatu rasa yang bisa digunakan untuk meyakinkan diri. Meyakinkan diri untuk apa? Ya untuk melangkah ke hubungan atau status yang lebih, gitu. Tapi, itu juga ada tahapannya. Gabisa dong, dengan modal kita peduli ke orang lain aja—bisa bikin kita jadi sahabatnya.
Enggak segampang itu.
Awalnya, kita bisa naruh atensi sedikit lebih banyak ke orang lain itu. Mulai ngobrol, ngebicarain tentang hal-hal seru yang mungkin cocok sama kalian berdua. Lalu, mulailah nunjukin kepedulian kalian dengan hal kecil yang bahkan mungkin ga akan di notice sama dia. Mulai dari mandangin dia, ngerapiin rambut, ngingetin makan setiap harinya.
Tapi, kedengeran bucin banget kan ya?
Ga masalah sih, itu yang dipikirin Doyoung. Kalopun emang bucin, yaudah bucin aja sana—kalo ada apa-apa kan ditanggung diri sendiri.
Kayanya peduli ke orang asing di jaman sekarang itu susah. Mungkin ada beberapa orang yang gamau ambil pusing, kaya yaudahlah, juga udah lewat. Dan juga, ada orang yang bahkan rela ikut pusing sama persoalan orang yang baru di kenalnya cuma lewat internet, online.
Dan kadang juga, kepedulian yang ditunjukin orang-orang dari internet itu kerasa lebih bermakna, karena ngerasa orang-orang disekitar ga lagi sama dengan kepedulian mereka. Gabisa ngelarang juga kan, terserah diri mereka sendiri mau jadi gimana.
Kepedulian sekecil apapun bisa berpengaruh besar ke orang lain. Bukan baper, tapi kaya ngerasa lebih berkesan aja ucapan dari mereka karena kita ga pernah ketemu.
Dibilang bosen, enggak juga. Karena kaya yang udah dibilang tadi, kepedulian bisa berubah. Ada yang bertahan untuk terus berusaha peduli karena sayang, ada yang bertahan demi status mereka supaya engga renggang, dan ada yang sok peduli karena mau pencitraan.
Enggak bisa nyalahin siapa-siapa, namanya juga manusia.
Bagaimanapun bentuk kepedulian kalian, mungkin kalian ngerasa sedikit berbangga hati ketika rasa peduli kalian ini dihargai. Kalo tentang menghargai, ga mungkin dong manusia gabisa? Mereka yang bertingkah nyebelin kaya gitu, contohnya kaya gamau menghargai—ya karena mereka gamau, bukan gabisa. Semua orang seharusnya bisa mengerti akan perasaan orang udah peduli tapi ga dihargai, sakit cui.
Namun, jika menang ingin terus peduli ke orang-orang tanpa ngerasain sakit—bodo amat aja. Ga mungkin juga semua orang bisa ngerti kalo setidaknya kita menginginkan rasa terima kasih, cukup itu.
Kepedulian itu cukup langka kalo dihitung dalam jangka waktu, maksudnya kaya ada orang yang selalu peduli sama kalian meski ga pernah ketemu, akhirnya kalian jadi sahabat walau online untuk beberapa bulan, bahkan tahun.
Sebagai manusia, Doyoung pikir kalo peduli adalah langkah awal yang bisa dipake untuk memulai suatu hubungan, udah itu aja. Kalo kalian belum bisa begitu peduli ke orang lain, jangan memaksakan diri. Dan juga, hindari menjadi orang yang buta, tuli, dan bisu ketika ada orang pengen cerita, tolong jadi sandaran mereka sementara. Diam-diam, ada banyak orang yang mengharapkan kepedulian kamu ketika mereka jatuh.
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Care
Fanfiction[Angst, Romance, Married Life] "Semuanya akan baik-baik aja. Baik dia anak kita atau bukan, kita harus tetep ngasih apa yang sepantasnya dia dapatkan." -Doyoung • Completed • Tetralogy of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • H...