93. (;) End to start

397 19 14
                                    

Jenazah Doyoung udah dipindahin kemarin, dan hari ini Johnny sekeluarga baru sampe. Ngabaiin rasa lelah akibat perjalanan panjang, Johnny dan keluarganya pergi ke jangraeshikjang yang ada di daerah rumah sakit tempat Doyoung di otopsi.

Mereka masuk, dan membungkuk untuk ngasih salam hormat ke keluarga Jaehyun. Johnny ngulas senyumnya buat Jaehyun, dibales dengan senyum pula. Prihatin karena ngeliat kondisi anggota kedua keluarga yang sama-sama kacau, mereka cuma bisa saling ngelempar senyum dan berlanjut dengan keluarga Johnny yang berdoa untuk Doyoung.

"Ma, boleh Johnny ngajak Jaehyun pergi sebentar?" tanya Johnny sopan ke Jaejoong setelah nyelesaiin sesi berdoanya.

Jaejoong ngangguk singkat, "Boleh, Johnny. Tolong bujuk dia untuk makan juga ya?"

Johnny ngangguk, dan minta izin ke orang tuanya untuk pergi keluar sebentar. Tanpa ngomong apa-apa, pria Seo itu narik Jaehyun dengan genggaman tangan erat namun lembut. Jaehyun engga nolak, ga berkomentar juga. Dia ngikutin langkah Johnny yang ngajak dia pergi keluar, dihadiahin tatapan bertanya-tanya dari temen-temen yang duduk di ruang makan.

"Mungkin mereka mau ngomongin hal penting, jangan ikut campur dulu," kata Yuta, lalu ngehela napas pelan.

"Gue harap mereka bisa berhubungan lebih baik lagi, meski gada yang bisa mendasari kenapa mereka harus begitu," ujar Mark.

"Ada, ada 1. Permintaan Doyoung, supaya mereka berdua tetep ngerawat Jayden dan Jaeyoung sepenuh hati," tukas Taeyong.

Mereka berharap, semoga Johnny dan Jaehyun bisa terus bertanggung jawab atas kedua anak mereka. Walau hubungan Johnny dan Jaehyun awalnya ga baik atau ga mungkin bakal membaik, mereka percaya akan ada suatu keajaiban yang terjadi dan ngubah mereka berdua.

Disisi lain, Johnny sama Jaehyun pergi ke taman yang ada di belakang rumah sakit. Mereka berdiri bersebelahan, tanpa tau kalo tangan mereka masih saling bertaut erat. Enggan melepas, menyalurkan kehangatan, memberikan ketenangan. Jaehyun ngelirik Johnny yang ternyata sedaritadi merhatiin dia, nyaris tanpa berkedip.

"Gue minta sama lo, tolong makan setelah ini. Gue gamau lo sakit," kata Johnny tiba-tiba.

Jaehyun senyum tipis, "Seenggaknya biarin gue merusak diri dengan cara itu aja, John. Daripada gue milih buat ngelakuin yang lebih ekstrim, iya kan?"

"Merusak diri bukanlah pilihannya, Jae. Itu kemauan lo. Tuhan ga ngasih pilihan kaya gitu kok, lo aja yang mau. Dan lagipula, lo gatau apa dampak yang bisa terjadi kalo lo keseringan ga makan kaya gini. Jadi, nanti lo makan ya?"

Johnny ngelepas tautan tangannya, ngeraih kedua pundak Jaehyun setelah mereka saling berhadapan. "Denger, Jae. Kita tau, ini bukan yang kita mau. Lo ngerasa marah terhadap takdir yang ga akan bisa kita ubah."

"Gue cuma pengen kerja samanya, bantuannya, dan apapun yang kita perluin untuk ngebesarin anak-anak. Gue janji, gue janji kalo gue ga akan pernah ninggalin lo dan anak-anak. Gue yang akan bertanggung jawab atas lo sekarang, dan lo juga bisa ngebantu gue untuk ngelakuin segala hal."

"Tapi gue bukan siapa-siapa, bukan istri lo juga. Kenapa harus lo yang bertanggung jawab atas gue dan anak-anak? Gue masih bisa bertanggung jawab atas diri gue sendiri, juga mereka," sergah Jaehyun.

Johnny nyentil dahi Jaehyun, lalu melanjutkan. "Gue bertanggung jawab atas lo dan mereka, karena itu udah kewajiban gue. Setelah Althea dan Doyoung pergi, gue masih punya orang-orang yang perlu gue pertanggungjawabkan. Yaitu lo, dan anak-anak kita, Jaehyun."

"Lo mungkin merasa gue naruh empati cuma semata-mata karena Doyoung dan Jayden. Enggak, Jae. Gue sebagai manusia, masih bisa peduli dan ngelimpahin kasih sayang ke orang lain dengan keinginan dari diri sendiri. Lo, lo bisa dapetin itu sekarang."

Jaehyun kehabisan kata-kata, Jaehyun hampir gabisa percaya. Ini, orang ini adalah Johnny Seo yang dulu benci sama dia? Ini orang yang berhasil jadi yang pertama buat Doyoung? Ini orang yang dulu mati-matian mempertahankan Doyoung agar ga jauh dalam pelukannya?

Kenapa kerasa beda? Sosoknya...hangat.

"Kita rawat dan lindungi mereka sama-sama, ya? Meski lo belum bisa nerima gue, it's okay. Gue gabisa maksa lo juga, kan? Walaupun kita engga punya hubungan lebih dari sekedar musuh bebuyutan, tapi gue sayang sama lo, gue sayang sama anak-anak."

"Doyoung mengakhiri langkahnya untuk kita, Jaehyun. Supaya kita bisa memulai langkah baru di lembaran milik kita berdua," ujar Johnny lembut.

Tanpa ragu, Jaehyun berjinjit dan meluk leher Johnny erat. Pria itu lagi-lagi nangis tersedu-sedu, ngeluapin semua emosi baru yang maksa keluar. Johnny bales meluk pria itu ga kalah erat, nyoba nenangin Jaehyun dengan usapan lembut di punggung bergetarnya.

Jadi ini yang dimaksud Doyoung dalam mimpi itu. Semicolon, end to start.



[4] CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang