"Terima kasih, Nona Mayo."
Aku tersenyum manis, melambaikan tangan pada seorang penyihir agung yang baru saja keluar dari kamar. Begitu pintu ditutup, aku langsung menghilangkan senyumku.
Ini melelahkan!
Setelah mengobrol dengan Roulette, aku menyerap semua energi sihir hitam di lantai atas, menyisakan para penjahat yang akan diadili berdasarkan kejahatan mereka sebelumnya. Lalu, Roulette mulai mendiskusikan tentang insiden sihir hitam belakangan ini, dan bertanya apa aku bisa membagikan sihir hitam itu pada para penyihir dan ksatria.
Mengingat tujuanku adalah menjadi orang berguna, tentu saja aku mengiyakannya. Aku diijinkan tinggal di sini untuk sementara, setidaknya sampai aku bisa mengisi kekuatan suci para penyihir agung.
Meski begitu, aku tak tahu akan semelelahkan ini. Sepertinya instingku sebagai 'pemberi' sangat bekerja, karena aku bisa menyadari kapasitas kekuatan suci para penyihir agung sangat besar. Aku baru saja selesai mengisi penuh dua penyihir agung. Karena datang bergantian, topik pembicaraan yang mereka keluarkan selalu sama. Seperti alasan aku bisa seperti ini, menanyakan cara kerja kekuatanku, memuji kebaikanku, dan sebagainya.
Itu menyebalkan.
Tetapi, kalau memang hanya aku yang bisa melakukan ini, aku akan melakukannya.
"Aresy, apa sebentar lagi akan ada penyihir lain yang datang?" tanyaku bersandar pada sofa.
"Tidak, Nona. Saya pikir Anda mau berkeliling, jadi saya mengatakan pada Tuan Roulette untuk melanjutkan ini besok," jawab Aresy.
"Ah ... baguslah."
Aresy terdiam sejenak, ia melihatku dengan wajah cemas. "Jika Anda kelelahan, saya bisa mengatakannya pada Nona Tzas untuk berkeliling besok."
"Tidak, aku mau melakukan itu sekarang," kataku. "Ini sudah sore. Jadi, aku akan mandi dan bersiap-siap. Apa pakaianku sudah ada di lemari?"
"Iya, Nona."
"Baiklah."
~•~
Aku lebih menyukai orang seperti Verren daripada Milly. Sejujurnya, aku benci orang yang terlalu baik dan polos. Sementara orang canggung seperti Verren akan lebih berpikir panjang dan tak akan terlalu ikut campur. Tetapi, orang seperti Verren tahu apa yang harus dikatakan di situasi yang tepat.
"Saya sudah mendengar tentang Anda," ujar Verren sambil tersenyum. "Anda ... benar-benar orang yang hebat."
Aku tertawa kecil. "Terima kasih. Tapi saya juga bukan orang yang sehebat itu."
Sudah kuduga, mendapat pujian memang hal yang menyenangkan. Di kehidupanku yang lama, aku bahkan tak mendapat senyuman saat berhasil melakukan sesuatu.
"Saya ... selalu ingin menjadi seseorang seperti Anda," ujar Verren lirih. Ia menyentuh bunga daisy yang tertanam rapi di taman menara sihir.
Ah, anak ini sama sepertiku. Baiklah, Mayo, ayo keluarkan bakat yang dulu kau punya sebelum manusia-manusia tak tahu diri itu membencimu!
"Nona Verren, saya bukan orang yang sehebat itu," kataku. "Dulu, saya juga sangat payah. Dibanding kakak atau adik saya, saya tak ada apa-apanya." Aku tersenyum tipis. "Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan hanyalah ini. Jadi, saya berusaha untuk melakukannya dengan baik."
"Ah, maaf," balas Verren panik. Ia menunduk sedikit. "Saya orang yang suram, jadi sering berkata yang tidak-tidak."
"Itu bukan masalah. Saya yakin, Nona Verren juga memiliki suatu hal yang bisa Anda lakukan." Aku terdiam sejenak, lalu menepuk punggungnya. "Sepertinya ada seseorang yang mengejek Anda sebagai orang yang suram. Sebaiknya, Anda tidak mendengarkan itu. Karena itu adalah ciri khas Anda, yang menjadikan Nona Verren adalah Nona Verren."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess
Fantasy[A Book About Journey] Reinkarnasi? Ah, aku sudah banyak membaca cerita tentang itu di kehidupan sebelumnya. Tapi, siapa sangka aku benar akan mengalaminya? Di dunia yang baru ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan! Itulah tekadku. T...