• 74 : Seperti Bayangan

33 8 0
                                    

"Sejujurnya, aku tak terlalu ingat tentang masa laluku," ujar Tuan. "Malahan, aku tak tahu apa-apa tentang itu."

Setelah kejadian tadi, Tuan langsung berteleportasi ke area barat Virtus, menjauhi Etsaia. Duke Tranos tak bisa menggunakan sihir seperti teleportasi, jadi ia tak akan mengejar kami sampai ke sini.

Tuan menyalakan api unggun di tengah-tengah kami dan duduk kembali menjaga jarak. Padahal, sebelumnya ia bahkan menyentuh pipiku.

... mengingatnya membuatku merasa malu.

AAAAH! INI BUKAN SAATNYA MEMIKIRKAN ITU!

Dan omong-omong, akibat tingkah itu, sekarang aku tak bisa menggerakkan seluruh tubuhku. Rasanya sakit sekali, meski jantungku sudah baik-baik saja.

"Tetapi aku tahu, sihir hitam ada karena perwujudan dari kontrak iblis," lanjut Tuan.

"Ya, aku juga tahu setelah membaca buku," sahutku. "Dan hebat sekali kau baru menjelaskan semuanya sekarang."

"Itu ...." Tuan mengembuskan napas. "Maafkan aku."

Aku berdecak pelan. "Yah, karena ini adalah dunia fiksi, hal seperti itu biasa terjadi. Penulis hanya tak ingin menguaknya lebih cepat. Lanjutkan saja ceritanya."

Tuan memandangku beberapa saat, lalu mendengus geli. "Kau sering mengatakan hal-hal yang aneh."

Uh .... Yah, aku senang jika dia terhibur karenaku. Tapi ini, kan, bukan saat yang tepat. "Lanjutkan saja, lanjutkan saja."

"Baiklah. Tentang kontrak itu, sebelumnya aku tak pernah memikirkannya. Aku juga tak terlalu peduli. Yang aku tahu dan aku harus lakukan hanyalah menghancurkan Kerajaan Virtus. Sejak kecil, aku sudah merasakan hal itu," jelas Tuan. "Apa kau sudah membaca tentang macam-macam kontrak?"

Ah, kalau tidak salah itu ada di dalam buku sihir hitam. "Ya ...."

"Setelah kejadian tadi, aku baru menyadari semuanya. Kemungkinan kontrak sihir hitam yang ada di tubuhku ini adalah kontrak tiga orang."

Kontrak tiga orang? Kontrak dengan kepala, badan, dan ekor itu? "Kepalanya adalah sang iblis, badan adalah Duke Tranos, dan ekor adalah kau?"

Tuan mengangguk. "Ya."

"Tapi ... kenapa?"

"Karena aku adalah anak Tranos."

Hah?

Apa?

"Sungguh?"

"Iya. Aku satu-satunya anak Duke Tranos yang dikabarkan mati dalam bencana besar dua puluh tahun yang lalu," ujar Tuan. "Aku baru menyadarinya sekarang."

... uwah .... Hebat.

Aku tak sanggup berkata-kata.

"Sebelum ini, aku tak pernah mengetahuinya. Tapi, saat berada di rumah itu, aku baru menyadarinya," jelas Tuan. "Ini memang bukan hal yang pasti. Hanya saja ... aku bisa merasakannya, kalau Tranos adalah ayahku."

Hmm. Itu karena Tuan anaknya. Meski terpisah puluhan tahun, perasaan ayah dan anak tidak akan berubah. "Tapi selain mudah membunuh, kalian punya sifat berbeda."

"Mungkin karena aku lebih mirip dengan ibuku?"

Ah .... Yah, mungkin .... Aku penasaran dengan ibu Tuan. "Baiklah. Lanjutkan."

"Aku pasti dibawa ke gunung tak lama setelah aku lahir. Hanya di Gunung Frash, kontrak dengan Raja Iblis dapat berlangsung dengan baik. Lalu, Tranos membuat kontrak itu. Dengan sang iblis sebagai kepala dan ia adalah badannya. Tetapi posisinya tidak seperti 'badan' pada umumnya," jelas Tuan. "Sihir hitam yang kumiliki semakin kuat jika kegelapannya semakin besar. Tranos tak menghubungkan sihir hitam Raja Iblis denganku, tapi dari dia sendirilah sihir hitamku berasal."

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang