• 36 : Sebuah Kehangatan

78 19 0
                                    

Aku mengembuskan napas pelan, menyentuh bahu orang gila yang kali ini muncul pada salah satu kota di daerah utara. Seolah takjub akan kekuatanku, para penduduk yang melihat dari jauh kompak terpukau sambil bertepuk tangan. Para penyihir mengembuskan napas lega saat orang di depanku ini mulai mendapatkan kesadaran dirinya lagi.

Ini pertama kalinya aku menyerap sihir hitam setelah pingsan cukup lama saat itu. Ada sedikit perasaan aneh di dalam diriku, tetapi tak ada rasa sakit seperti sebelumnya. Apa karena saat itu sihir gelap yang sangat kuat, ya?

"Tuan Penyihir!" seru seseorang tiba-tiba. "Apa benar dengan kekuatan suci, kita bisa menjadi lebih kuat?"

Firasatku jelas sekali. Aku yakin ini akan berakhir buruk. Selagi tak ada yang memperhatikan ayo kembali lagi ke ibu kota melewati gerbang teleportasi ....

Tak sembarang orang bisa melewati gerbang teleportasi. Hanya penyihir dan ksatria elit yang boleh, tapi berbeda lagi jika ada masalah darurat.

"Tidak. Siapa yang mengatakan itu? Semuanya tergantung pada kalian bisa menggunakannya atau tidak."

Berbicara seperti itu hanya akan membuat rakyat marah. Apa kalian tidak lihat sekeliling mulai berbisik-bisik?

"Tapi, dengan kekuatan suci, kita bisa terhindar dari sihir hitam, kan?"

"Itu benar."

Aku menelan ludah, semakin mempercepat langkahku kembali ke kantor utama kota.

"Lalu, mengapa dia tidak memberikan kekuatan suci pada kita?"

Ah, terlambat.

"Ya! Kenapa?"

"Kalian menggunakan kekuatan suci untuk kalian sendiri!"

"Tidak adil!"

Pasti yang Philip sampah itu maksud adalah hal-hal seperti ini. Butuh waktu lama jika aku harus memberikan kekuatan suci pada seluruh penduduk kerajaan. Mungkin aku bisa memberikannya setelah bertahun-tahun, itu pun jika aku tidak mati.

Yah, aku juga mau saja jika diminta mulai memberikan kekuatan suci pada penduduk kerajaan. Tetapi, keluarga kerajaan yang sudah kuberikan barulah Putri Sea, itu pun baru kemarin aku menyelesaikannya. Raja sudah berbaik hati mengatakan bahwa ia akan menjadi yang terakhir.

Lagipula ... aku tak peduli dengan penduduk yang mudah termakan rumor.

"Tenanglah!"

"Kami akan segera melakukan itu secara bertahap!"

Ah-ah! Berisik, berisik! Silakan kalian membuat pencitraan untuk menjaga nama baik penyihir dan pihak kerajaan. Aku tak peduli jika mereka mencaciku.

Lebih baik aku segera pergi—

Bats.

Aku tersentak saat tiba-tiba sebuah tangan menarikku ke dalam gang yang gelap. Tanpa sempat melihat siapa, sebuah kantung jerami yang bau menutup kepalaku. Sebuah tangan yang besar dan kasar menggenggam pergelangan tanganku.

... sampah. Orang seperti ini adalah sampah masyarakat. Orang seperti ini seharusnya musnah.

Memuakkan.

Yah, hal seperti ini sudah sering terjadi di dunia fiksi. Seseorang yang menarikku pasti adalah pria dari 'area gelap' yang menginginkan entah apa dariku.

"Kau siapa?" tanyaku, masih mengikutinya berjalan ke mana pun.

"Diam .... Diam ...."

Suara yang gemetar penuh rasa takut, tapi juga sangat kasar. Aku yakin dia bukannya takut dengan para penyihir, karena telah berani menculikku. Ada sesuatu yang lain ... sehingga ia mau menculikku.

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang