• 60 : Pemberontakan

66 16 4
                                    

Yap. Hari ini, aku sudah mandi dan memakai pakaianku yang paling nyaman dibuat bergerak. Semua pakaian yang kupunya adalah jenis gaun, jadi setidaknya aku memilih yang paling membuatku nyaman. Karena bisa saja pakaian ini akan terus kupakai hingga hari kematianku.

Aku juga sudah menguncir rambutku dengan sangat rapi, meski nanti bisa saja hancur. Lalu, aku membawa belati dari Aresy. Kurasa hingga hari kematianku, aku akan tetap menggunakan belati ini.

Dan terakhir, aku meletakkan barang-barang berhargaku di kamar Temian. Ia memiliki dua kunci kamar dan memberikan salah satunya untukku. Jadi, aku meletakkan buku-buku jurnalku yang sebelumnya, di laci paling bawah meja samping ranjang. Aku mengunci laci itu dan membawa kuncinya. Setelah itu, aku meletakkan hadiah dari Aresy di sana dan menuliskan sebuah surat untuk Temian.

Selamat datang, Temian!

Aku senang kau benar-benar bisa kembali dengan selamat. Sekarang, aku tak akan lagi mengganggu kehidupanmu dan menunjukkan banyak korban padamu. Maafkan aku, ya.

Tapi tentu saja, aku akan datang sesekali. Buku-bukuku kuletakkan di laci paling bawah dan aku membawa kuncinya. Jangan coba-coba membukanya. Lalu, hadiah dari Aresy sekarang adalah milikmu.

Sampai jumpa lagi!

~Mayo

Setelah itu, aku kembali ke kamarku.

Aku menyiapkan tas yang berisi buku jurnal, pena, tinta, dan kantung uang. Aku menyembunyikannya di bawah tempat tidur. Setelah hari ini selesai, aku akan kembali untuk mengambilnya dan pergi.

Tepat setelah aku selesai mempersiapkan semuanya, suara ledakan dan kekacauan mulai terdengar dari jauh. Dan pintuku diketuk dengan sangat bersemangat.

"Nona Mayo!"

Wah. Wah. Sudah dimulai rupanya!

Aku membuka pintu, menemukan seorang penyihir wanita berdiri dengan wajah panik. "Ada apa? Aku mendengar suara ledakan."

"Sekelompok monster datang menyerang kota daerah barat! Ada beberapa ghoul yang juga datang!" serunya panik. Ia menarik tanganku dan langsung membawaku pergi. "Seorang pengendali sihir muncul di tengah ibu kita! Jadi, Anda diminta untuk menghentikan mereka."

Ya ampun. Ya ampun. Penyihir satu ini tidak sopan sekali. Seenaknya memanggilku, seenaknya menarikku.

Aku bukannya orang yang suka memperhatikan status. Tetapi aku tidak suka diperlakukan begini meski orang tersebut memiliki tingkatan lebih tinggi dariku.

"Bagaimana dengan Raja?" tanyaku menyentakkan tangannya dan berlari sendiri.

"Yang Mulia dan Pangeran Hyde sedang menghadapi pengendali sihir itu. Lalu ksatria dan para penjaga menghadapi monster di area barat," jelasnya.

"Aku tak menyangka kalian masih mengingat keberadaanku," ujarku. "Kukira kalian sudah mengabaikanku karena tak lagi bisa berguna."

Wanita itu langsung menoleh, menatapku tak percaya. "Nona Mayo? Apa yang Anda katakan?"

"Tak ada." Aku mengedikkan bahu, lalu menuruni tangga dengan cepat. Begitu tiba di luar menara, aku baru bisa melihat asap-asap gelap mengepul di depan sana. Terdengar sahut-sahutan teriakan luar biasa, membuatku mengembuskan napas.

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang