• 39 : Festival

69 16 1
                                    

"Kalian mau ikut denganku, kan?" tanyaku sebelum menggigit permen gulali.

"Ke mana?" balas Temian bertanya heran.

"Musim dingin nanti aku akan dipindahkan ke dekat Hutan Sanctus," jawabku. "Karena pihak kerajaan akan mendristibusikan dedaunan ke berbagai kota. Jadi, aku harus berada di sana untuk menumbuhkannya."

"Jika memang begitu, Nona bisa pergi dengan gerbang teleportasi, kan?" tanya Yohan. "Kenapa Anda harus repot-repot pergi ke sana?"

Bagian dari skenario cerita, tentu saja. "Entahlah," jawabku mengedikkan bahu. "Mereka bilang akan memberikan rumah khusus untukku dengan pelayan yang cukup. Jadi, yang perlu kulakukan hanya menumbuhkan kembali dedaunan."

"Tentu saja, saya akan ikut," jawab Yohan dan Aresy kompak. "Kami tak akan meninggalkan Anda."

Aku menoleh pada Temian. "Kau? Kudengar dari Tuan Roulette, kau memiliki sedikit kemampuan sihir."

"Aku menolak untuk belajar," jawab Temian sambil menggeleng-geleng. "Aku tak akan tahan dengan sekolah sihir yang dipenuhi para bangsawan. Jadi, aku memutuskan untuk belajar sendiri. Menjadi ksatria pun, aku memutuskan untuk meningkatkan kemampuanku sendiri sambil mengikutimu."

... aku senang, sih. Tapi apa itu tak masalah? Jika para bangsawan mendengarnya, mereka bisa marah.

Yah, terserah. Aku tak peduli pada para bangsawan.

Aresy menepuk bahu Temian, mengangkat jempolnya dengan wajah serius. "Itu keputusan yang bagus."

"Ya, kan!" seru Temian senang. "Aku juga bangga telah membuat keputusan seperti itu!"

Yohan menggeleng-geleng. "Itu seperti mencari musuh."

"Tak apa. Kita bisa kabur jika memang dikejar," balasku, tertawa renyah. "Lalu, kita akan bersembunyi dan menjadi buronan."

"Terdengar sangat menarik," sahut Temian. "Bukan ide yang buruk."

"Kita, kan, berempat tak ada yang perlu ditakutkan," ujar Aresy.

HAHAHAHA!

Mataku melirik sebuah toko pakaian di sisi kanan jalan. Dipikir-pikir, aku memang belum membeli pakaian lagi sejak datang ke ibu kota. Oh, tidak, tidak. Jauh sebelum itu, saat pesta debut berakhir, aku belum membeli pakaian baru.

"Hei, ayo beli pakaian," ajakku.

"Eh?"

"Sebentar lagi musim dingin." Aku mendahului mereka, berjalan ke sana. "Aku juga akan membelikan kalian pakaian. Kebetulan, aku membawa semua uangku hari ini."

"EEEEH?"

Aku tersenyum lebar, menoleh sedikit ke belakang. "Ayolah, ini hari festival musim gugur. Kalian bisa pilih yang kalian mau. Kita akan menikmati hari ini!"

Menghabiskan waktu bersama-sama bukan hal yang buruk, kan? Aku ingin bermain dengan mereka, menikmati hari festival. Di masa depan nanti, aku tak tahu apa yang akan terjadi, karena itu ... aku akan melakukan yang kuinginkan hari ini.

Setiap jalanan di ibu kota padat penduduk, aku juga menemukan beberapa ksatria sedang melepas armornya untuk menikmati hari ini. Penjaga juga berkeliaran sambil membawa makanan. Ada beberapa bangsawan yang terlihat berjalan-jalan bersama pengawal mereka.

Lampion-lampion tergantung di sepanjang jalan, memberikan penerangan yang khas. Berbagai toko dan kios buka dengan dekorasi yang baru, menyambut musim dingin. Ada beraneka makanan dan aksesoris yang mereka jual, bahkan barang-barang persiapan untuk hari natal yang masih cukup lama.

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang