Uwah .... Jika aku tokoh utama, aku tak akan terjatuh begitu. Setidaknya Tuan pasti datang di saat yang tepat, sehingga aku tak perlu kesakitan. Ini karena aku meminta Tuan pergi mencari Uria untuk memastikan apa yang Putri Kedua itu sedang lakukan!
Dan ternyata, dia malah ada di situ mengincarku!
Arghh!
Namun tadi, aku tahu aku tidak pingsan. Hanya saja seseorang memberikan mantra tidur padaku. Apa itu agar aku tak perlu merasa sakit, ya? Sekarang pun rasanya tidak sesakit tadi.
Apa pun itu, ini mirip dengan saat aku menolong Carla.
"Kakak! Kakak!"
Aku mengangkat tanganku sedikit. "Ya, ya. Aku bangun, aku bangun ...."
"Setidaknya buka matamu, Kakak!"
"Tidak, silau," jawabku. Dari sisi kanan, aku merasakan ada cahaya yang sangat menyilaukan.
Setelah aku mengatakan itu, aku mendengar suara tirai yang ditutup. Ohohoho! Illya memang mengerti apa yang kuinginkan!
Baiklah, baiklah. Aku akan bangun. Saat membuka mata, aku langsung melihat wajah Illya. "Apa kau terluka?" tanyaku.
Illya menggeleng. "Kau ... melindungiku."
Aku tersenyum. "Syukurlah."
"Kenapa?" Illya meremas tanganku. "Kenapa kau melindungiku?"
"Carla!"
"Dulu, aku tak bisa menyelamatkan orang yang berharga bagiku," kataku. "Karena itu, setidaknya, aku ingin menyelamatkanmu."
"Tapi, kenapa kau ... tanpa berpikir panjang, langsung terjun begitu?" Illya menunduk dalam. "Kakak tak perlu melindungiku ...."
"Aku ingin melindungi orang lain. Karena itu aku melakukannya." Aku menepuk kepalanya. "Di dunia ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan. Aku akan membunuh, jika aku ingin. Aku akan menghancurkan, jika aku ingin. Dan tentu saja, aku akan melindungi, jika aku ingin."
Tunggu sebentar. Apa-apaan adegan berlebihan ini? Seperti adegan di dalam komik saja. Seharusnya tokoh utama yang mendapatkan adegan seperti ini.
... tapi aku senang bisa mendapatkannya.
"Omong-omong, apa yang terjadi setelah aku terjun?" tanyaku.
"Tuan datang dan pergi ke Kerajaan Virtus bersama Kakak. Aku diminta menunggu di dekat sungai," jawab Illya.
"Virtus? Memangnya ada apa di sana?" Tiba-tiba sesuatu terpikirkan di kepalaku. Dia ... tidak membawaku ke Celestia, kan?
Hah!
Itu ... tidak mungkin. Kamar ini hanya kamar penginapan biasa, bukan rumah ataupun kamar para bangsawan.
"Ini di mana?" tanyaku.
"Virtus," jawab Illya. "Aku tidak tahu kenapa Tuan membawa Kakak ke Virtus. Tapi saat kembali, Kakak sudah sembuh."
"Illya." Aku dan Illya kompak menoleh pada Tuan yang berdiri di depan pintu. "Apa kau bisa membeli makanan?"
Illya mengangguk. Ia meninggalkanku dan berjalan menuju Tuan. Dengan sihir, Tuan mengeluarkan beberapa uang dari ujung jarinya ke atas telapak tangan Tuan. Yah, aku sudah menduga kalau Tuan pasti bisa melakukan itu. Tapi, aku tak pernah berpikir untuk memanfaatkannya. Yah, selama aku punya uang, aku akan menggunakannya sebaik-baiknya. Aku juga bukan orang yang suka meminta-minta.
Setelah Illya keluar, Tuan menutup pintu. "Jadi, kenapa kau terjun begitu saja?"
"Apa?" Aku tersenyum miring. "Kau mau memarahiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess
Fantasia[A Book About Journey] Reinkarnasi? Ah, aku sudah banyak membaca cerita tentang itu di kehidupan sebelumnya. Tapi, siapa sangka aku benar akan mengalaminya? Di dunia yang baru ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan! Itulah tekadku. T...