Yap. Gambar di atas sudah mengungkapkan isi chapter ini, ya.
Kalau aku sih, butuh tisu.
Entah kalian, uwe.
Oke. Yang di atas adalah Temian. Ya .... Temian, perempuan yang juga bikin aku kepingin peluk dia.
Dan lagunya .... Yap, menurutku itu menggambarkan kisah ini.
Happy reading ~💞
×××
"Apa tanganmu masih sakit?" tanya Tuan melepaskan pelukannya.
"Tidak. Siapa yang mengobatiku?" Aku mengulurkan tangan dan dengan sigap, ia langsung membantuku untuk bangun.
"Temian. Aku juga membeli obat dari Etsaia," jawabnya. "Ia bilang akan datang mengecek dua hari sekali."
Dua hari sekali .... "Berapa lama aku tidur?" tanyaku heran.
"Seminggu."
Hebat! Aku mengembuskan napas sambil berdiri. "Yah, aku tak menyangka akan kehilangan tanganku ...."
"Kau memaksakan diri."
"Aku berusaha kabur, lho," balasku kesal. "Sampai tenggelam, hanyut, kakiku luka, dan terikat."
"Kau tenggelam?"
"Ya, seharian. Dunia ini memang tidak mengijinkanku mati begitu saja. Kurasa beberapa kali aku tersangkut karena masih bisa berada di daerah Etsaia begitu saja," jelasku. "Bagaimana dengan keadaan di luar?"
"Celestia sudah menyelesaikan rencananya untuk membunuh Duke Tranos," jawab Tuan. "Ia juga bertukar informasi dengan Uria."
Hm .... Aku membuka pintu kamar sambil menatapnya. "Kalau begitu, kau juga ikutlah."
"Apa?"
"Ikut. Membunuh Duke," ulangku. Setelah itu, aku menghadap ke depan, menemukan beberapa anak akan melewatiku, sepertinya untuk pergi ke luar.
Dengan rambutnya yang hijau, anak itu menoleh padaku dan terperangah. "Kau ... sudah bangun ...."
"Ya, aku sudah bangun," balasku lalu tertawa kecil. "Apa-apaan wajahmu itu? Kau kira aku mati?"
"APA?"
"KAKAK SUDAH BANGUN?"
"MAYOOO!"
Dan selanjutnya, dari arah dapur, ada dua anak perempuan kecil berlari ke arahku dan langsung menerjang.
"Kau pasti sudah gila!"
"Untunglah Kakak selamat!"
Jadi ... begini, ya.
Perasaan saat tahu hidupmu berharga bagi orang lain ....
Terima kasih sudah menghargai hidupku.
"Ah, dia menangis," celutuk anak laki-laki bertubuh pendek yang berdiri di samping kepala hijau.
"Tidak, tidak. Kau salah," balas kepala hijau. "Mereka bertiga menangis, itu yang benar."
Ugh .... Diamlah anak-anak!
.
.
.
"Begitu, ya. Duke Tranos dan Raja marah padaku." Aku menyilangkan kaki, duduk di ranjang bersama Illya sementara Tuan berdiri di dekat pintu. "Jadi, mereka gencar ingin menangkapku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess
Fantasia[A Book About Journey] Reinkarnasi? Ah, aku sudah banyak membaca cerita tentang itu di kehidupan sebelumnya. Tapi, siapa sangka aku benar akan mengalaminya? Di dunia yang baru ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan! Itulah tekadku. T...