• 3 : Pesta Teh

315 42 0
                                    

"Halo, salam sejahtera, Nona Charlotte." Aku menarik kedua sisi rokku, lalu menunduk sedikit. "Selamat pagi, terima kasih sudah mengundang saya kemari."

Untuk sesaat, mata hijau Charlotte menatapku begitu dingin, sebelum senyuman manis terbentuk di wajahnya. "Salam sejahtera, Nona Mayo. Terima kasih, sudah menerima undangan saya," katanya lalu mengangkat tangan kanannya, terarah ke belakang. "Silakan duduk."

Aku kembali mengangkat kepalaku, memberikan senyuman pada beberapa gadis yang duduk pada meja bundar berwarna putih.

Ah, sungguh, aku benci datang ke acara seperti ini.

"Halo, Nona Mayo," sapa seorang gadis dengan rambut hitamnya. "Sudah lama sekali saya tidak melihat Anda."

"Ah, iya. Kesehatan Milly memburuk beberapa kali. Jadi, saya harus ada di sampingnya untuk menemani," jawabku sambil duduk pada salah satu bangku yang kosong.

Pesta teh. Para bangsawan perempuan sering kali mengadakan kegiatan semacam ini. Berkumpul dan duduk di taman rumah mereka, lalu mulai membicarakan berbagai topik. Terkadang mereka menjatuhkan salah satu tamu, terkadang juga mereka menunjukkan rasa hormatnya. Pada acara seperti ini lah, sifat, kepribadian, serta perilaku mereka yang sebenarnya dapat diketahui.

Yah, tentu saja, harus pandai mengamati sebelum bisa menduga.

"Kudengar, Tuan Duke Vincent mengangkat seorang anak dari 'area gelap' di daerahmu, Nona Mayo?" tanya seorang gadis dengan rambut cokelat yang lembut. Kalau tidak salah, namanya Rasha, anak dari seorang Baron.

Topik tentang Chaiden pasti sangat terkenal sekarang. Sebentar lagi Tuan Vincent juga akan mengadakan pesta. Surat undangan dari mereka juga baru sampai padaku kemarin.

"Benar," jawabku sambil mengangguk.

"Apa Anda mengenal anak itu?" tanya Rasha lagi.

Baru saja ingin kujawab, Charlotte lebih dulu membuka suaranya. "Bukannya anak itu adalah teman dekat Nona Mayo?"

"Eh, sungguh?" Rasha menatapku terkejut.

"Ah, kalau tak salah ada rumor tentang itu," ucap Yerenicha. Rambut hitam sebahunya tampak sangat indah, lebih indah dari rambutku di kehidupan sebelumnya. Ia juga cukup dekat denganku. Yah, Yerenicha satu-satunya orang yang mau mengobrol lama denganku di pesta. Dia juga anak dari seorang Viscount.

"Saya juga mendengarnya," ujar Festia, anak dari seorang Baron. "Kalau tidak salah, rumornya seperti ini, anak kedua dari Tuan Viscount Griss berteman dekat dengan anak 'area gelap' yang diangkat oleh Tuan Duke Vincent."

Baik di kehidupan ini maupun sebelumnya, rumor adalah hal yang sangat kuat. Keluargaku bisa saja dipandang sebelah mata karena aku berteman dengan anak dari 'area gelap'. Charlotte sengaja mengungkitnya juga pasti untuk menjatuhkanku.

"Benar," jawabku. "Saya berteman baik dengan Chaiden."

"Wah ...." Tatapan Rasha sudah berubah aneh. "Bagaimana Anda bisa berteman dengan anak ... seperti itu?"

"Chaiden menyelamatkan saya." Aku mencoba mengukir senyum ramah. "Saat itu, saya tersesat. Beberapa laki-laki mencoba untuk merampok saya, namun tidak berhasil karena Chaiden datang. Sejak itu, saya berteman dengannya dan beberapa kali Chaiden menjadi pengawal saya."

"Apa dia benar-benar orang yang kuat?" tanya Festia.

"Hm ... sejujurnya saya tidak tahu pasti. Tetapi, ayah saya pernah beberapa kali menguji Chaiden secara pribadi. Saya tidak tahu bagaimana hasilnya. Tetapi, saya pikir, jika ayah saya mengakuinya, itu berarti kemampuan Chaiden memang bagus." Aku terdiam sejenak, lalu memajukan kepala. "Saya dengar, di 'area gelap' daerah saya, Chaiden adalah orang yang cukup disegani."

Anak-anak ini belum sepintar orang dewasa. Aku tak perlu berpikir keras untuk menghadapi mereka. Lagipula, mereka juga sedikit bodoh dan masih ketakutan untuk berbicara, karena beban untuk menjaga martabat keluarga mereka sangat besar.

Yerenicha ikut tersenyum. "Saya juga pernah bertemu dengannya."

"Bertemu di mana?" tanya Charlotte.

"Di rumah saya. Saat itu, saya mengundang Nona Mayo untuk bermain," jawab Yerenicha. "Chaiden juga datang sebagai pengawal. Pengawal saya juga sempat menantangnya untuk berduel. Saya sangat terkejut saat tahu mereka berdua seimbang."

Fufufu .... Jangan sampai kalian meremehkan Chaiden!

~•~

Entah bagaimana, aku bisa melaluinya dengan baik.

"Nona Mayo," panggil Aresy membuka pintu kamarku. "Saya mengantar beberapa surat untuk Anda."

Aku tak menyangka masih ada yang mengirimkan surat untukku. "Baiklah, letakkan saja di meja," kataku sambil menyisir rambut.

Sejak kecil, aku memang memutuskan untuk mengurus diriku sendiri. Hanya pada saat ada acara saja aku mengijinkan Aresy melakukan semua yang dia inginkan padaku. Aku hanya tidak terbiasa.

"Apa Anda mau teh hangat?" tanya Aresy. "Sebentar lagi Anda akan belajar, kan?"

"Ah, iya. Boleh." Aku tersenyum. "Terima kasih, Aresy."

Ia mengangguk senang, lalu pergi keluar. Aku mengembuskan napas, menatap wajahku di pantulan cermin. Wajahku di dunia ini lebih cantik dibanding sebelumnya. Wajah mungil, mata berwarna pink yang besar, serta bibir merah natural. Rambut bergelombang sebahu berwarna merah muda yang selalu menguarkan aroma manis.

Awalnya, aku merasa aneh melihat warna-warna rambut di dunia ini yang ... cukup unik. Tetapi, tak butuh lama untukku terbiasa. Karena di kehidupan sebelumnya, aku juga mengharapkan dunia seperti ini.

Baiklah, sekarang saatnya untuk membaca surat-surat yang dikirimkan. Aku duduk di bangku meja belajar, membuka satu per satu surat yang ada.

Tentu saja, kebanyakan adalah undangan pesta perayaan. Di dunia ini debut dilakukan secara nasional. Semua anak bangsawan yang berumur 15 tahun akan mengadakan debut mereka di kerajaan, bersama-sama. Kudengar, itu untuk membantu mereka yang tidak bisa mengadakan pesta debut sendiri, entah karena dana atau masalah keluarga. Setelah itu, barulah setiap keluarga akan mengatakan pesta perayaan, untuk merayakan debut putra-putri mereka.

Karena Papa sudah memarahiku begitu, mau tidak mau aku menerima undangan mereka. Sejujurnya, mengirim undangan pesta perayaan sekarang tergolong terlalu cepat. Bagaimana pun, pesta debut baru akan diadakan dua bulan lagi. Kalau tak salah, seminggu setelah hari ulang tahunku.

... Apa ulang tahunku kali ini juga akan dirayakan, ya?

Aku mengambil kertas dari dalam laci, menjawab semua undangan mereka. Seteah itu, memasukkannya ke dalam amplop. Sambil menunggu Aresy datang, aku lanjut membuka surat yang lain. Aku mengambil surat dengan amplop putih dan gambar mawar.

Amplop yang sama seperti sebelumnya.

Aku masih tak tahu bagaimana caranya menulis surat. Tapi, apa tulisanku sudah cukup bagus? Kau bisa membacanya, kan?

Sebenarnya banyak yang ingin kukatakan. Hanya saja aneh kalau mengatakannya lewat surat.

Aku menunggumu di pesta. Sampai jumpa, Nona kecil!

Ugh .... Aku benar-benar menyukainya.

×××

Hyo, hyo, hyo~

Chaiden, Chaiden~ Opkors aku suka Chaiden. Malahan aku lebih suka cowok model Chaiden begini.

Tapi, tapi .... Yah, tunggu saja! Nyehe.

~Lir

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang