"Ini pertama kalinya kita bertemu lagi sejak saat itu."
Aku mengangguk, menanggapi perkataan Uria sambil membaca informasi yang diberikannya untukku. Tertulis di sana kalau perang terhadap Virtus akan diumumkan, tapi gagal karena insiden sihir hitam yang sering muncul belakangan ini. Ada sedikit desas-desus aneh yang timbul. Tapi Uria tak menulis apa rumor tersebut. Sepertinya ia tidak akan mengatakannya sampai menemukan informasi yang pasti.
"Apa kau punya petunjuk dengan insiden sihir hitam?" tanyanya.
"Entahlah, aku tak yakin." Aku meremas kertas tersebut, menyimpannya ke dalam tas. "Tentang perang sebelumnya, panah beracun itu, apa kau tahu sesuatu?"
Uria menoleh pada Noir. Mereka tampak sedang melakukan telepati sebelum Noir membuka mulutnya. "Aku tahu sedikit tentang itu."
Dia terlihat ragu. "Apa ada masalah?"
"Tak banyak pasukan perang yang tahu tentang panah tersebut. Informasinya disembunyikan secara rahasia, jadi aku tidak terlalu yakin," jelas Noir. "Sepertinya, racun panah itu dibuat khusus oleh rumah sakit Duke Tranos. Dan yang memberikan idenya juga Duke Tranos sendiri."
"Dan semua pihak menyetujuinya?" tanyaku. "Itu cukup membahayakan jika mengenai ksatria sendiri, kan?"
Uria mengangguk. "Di kerajaan ini, hampir semua orang memihak pada Duke Tranos. Dia punya kekuatan yang besar, jadi semua orang memilih untuk tidak melawannya."
"Pihak kerajaan tidak menentang?"
"Kakakku, pangeran pertama, juga berada di pihak yang sama dengan Duke Tranos," jawab Uria. "Kebetulan, ia juga memegang kendali pada perang sebelumnya."
Aku merasa Duke Tranos menggunakan sihir hitam untuk mencuci otak. Mengingat ia juga memanfaatkan Marquis Philip dengan menawarkan tahta padanya dan mengancam untuk membunuh semua keluarga Marquis jika berkhianat.
Duke Tranos mungkin juga memberikan ancaman yang sama pada Pangeran Pertama.
"Sepertinya, Duke Tranos juga menyarankan peperangan selanjutnya."
Aku mengangkat pandanganku pada Noir. "Ya?"
"Itu hanya perasaanku saja. Dengan keadaan Virtus yang baru saja kalah dan cukup banyak korban, mungkin Duke akan berusaha memanipulasi semua orang untuk menyatakan perang," jelas Noir. "Kudengar Duke juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan lain."
Yang diincar Duke Tranos dari awal adalah tanah Kerajaan Virtus yang disebut sebagai tanah terberkati. Ia tak mungkin membiarkan keadaan sekarang begitu saja. Ini memang saat yang tepat.
"Tetapi, karena insiden sihir hitam belakangan ini, mereka mengurungkan niatnya," sambung Uria. "Aku mendengarnya dari Kakak, untuk selalu bersiaga. Mungkin saja suatu saat nanti perang akan pecah."
"Begitu, ya."
Jika suatu saat perang pecah, kurasa aku dan Tuan akan menonton lalu pergi ke kerajaan lain. Karena tak ada hubungannya, aku tak pernah mengurusi kerajaan lain. Sepertinya latar di dalam cerita hanya dua kerajaan saja.
"Sejujurnya, akan lebih bagus jika Virtus dan Etsaia juga bisa bekerja sama."
Hm? "Apa maksudmu?"
Uria tersenyum sedih. "Itu hanya harapanku. Berbeda dengan Etsaia, Virtus memiliki pemerintahan dan teknologi yang lebih maju. Ada batu sihir yang mempermudah dan juga mantra lainnya. Di bidang pengetahuan pun, Virtus jauh lebih tinggi. Selain itu ... pemerintahan Virtus sangat baik. Sementara di Etsaia, ada banyak lobang di pemerintahan."
Kurasa membicarakan tentang pemerintahan bukan hal yang bagus. Aku juga tidak benar-benar mengerti tentang hal itu. Namun, pendapat Uria memang benar.
![](https://img.wattpad.com/cover/252938869-288-k515775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess
Fantasy[A Book About Journey] Reinkarnasi? Ah, aku sudah banyak membaca cerita tentang itu di kehidupan sebelumnya. Tapi, siapa sangka aku benar akan mengalaminya? Di dunia yang baru ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan! Itulah tekadku. T...