[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess

• 51.5 : Aresy

Author pov.

BRAK!

Dengan tubuh penuh darah, gadis cantik itu masih berusaha bangkit dan mendekat pada gadis di sampingnya. Ia mengusap wajah sahabatnya itu, lalu tersenyum.

"Maaf, aku membuatmu mengalami ini juga .... Kematianku selanjutnya ... tak akan membuatmu terluka, Tiya."

Gadis kecil itu terkesiap. Dengan pakaian lusuh, ia memegang sebuah keranjang berisi pakaian. Ia memandang ke atas, menemukan langit mulai mendung dan perlahan meneteskan air.

"KAK ARESY!"

"Iya!" sahut gadis bernama Aresy itu. Ia langsung menggerakkan kakinya secepat mungkin, masuk ke dalam rumah panti asuhannya.

Rasanya aku mengingat sesuatu, batinnya terheran-heran.

.

.

"Nak, apa kau mau ikut dan menjadi seorang pelayan?"

Senyum lebar terbentuk di wajah Aresy. Ia menoleh pada saudara-saudaranya yang juga mengangguk penuh semangat. Kemudian, barulah Aresy menoleh pada wanita tua berkeriput itu lagi. "Mau, Nyonya!"

"Bagus."

Itu adalah awal kehidupan Aresy yang sesungguhnya dimulai. Ia dibawa dari panti asuhannya, pada sebuah keluarga bangsawan Viscount.

~•~

Aresy berdiri tegak, menatap seorang anak perempuan berambut pink yang terlihat ketakutan. Mata merah muda gadis itu sangat membuatnya tertarik.

Imut sekali! serunya dalam hati.

"Dia adalah Mayo Griss," ujar wanita tua yang membawanya. "Cucuku yang nantinya akan menjadi tuanmu."

Binar senang langsung muncul di mata Aresy. Ia tersenyum lebar, lalu membungkukkan badannya. "Salam sejahtera, Nona Mayo. Nama saya Aresy, saya akan melayani Anda sepenuh hati."

Aku ingin melindunginya!

Dan ... itu adalah saat pertama kali tekad Aresy terbentuk.

~•~

Hari itu, Aresy sangat cemas. Dengan seragam pelayannya, ia berjalan mengelilingi rumah begitu panik. "Nona Mayo!" serunya memanggil. "Nona Mayo!"

"Aresy," panggil Nyonya, membuat Aresy langsung membeku. "Apa Mayo pergi lagi?"

Aresy membungkuk sedikit. "Iya, Nyonya. Maafkan saya."

Nyonya memijat pelipisnya, lalu kembali masuk ke dalam ruangan setelah berkata, "Tak apa. Itu memang kebiasaannya. Tolong ingatkan saat dia pulang nanti."

"Baik!"

Aresy tak bisa begini terus! Ia sangat mengkhawatirkan Mayo setiap gadis itu menghilang.

Aku ingin melindunginya. Tidak! Aku harus melindungi Mayo!

.

.

.

"Tolong ajari aku!" seru Aresy pada seorang wanita dengan armor.