• 86 : Kekacauan Kedua (2)

34 12 6
                                    

"Apa yang kau rencanakan?" bentak Sea.

Sekarang, di atas gedung, aku berdiri bersama Tuan dan Illya. Sementara putri itu diterbangkan di dekat bangunan, yang akan jatuh jika aku memintanya.

"Tentu saja membunuhmu," jawabku. "Aku membayangkan amukan satu kerajaan saat berhasil melakukannya."

"Kau tak akan bisa membunuhku!" balas Sea membentak. "Aku tidak selemah itu."

"Masih saja sombong." Aku menoleh pada Tuan. "Dengan sihir hitam, menyegel itu gampang, kan? Kau pasti bisa menyegel kekuatan sihir Sea."

Tuan mengangguk. Aku kembali menatap Sea sambil bersedekap. "Lihat? Kau hanya akan mati jika jatuh dari sini. Rasanya sakit sekali, lho~"

Karena beberapa jam yang lalu aku baru saja jatuh. Ahahaha!

"Sialan!" Sea meronta-ronta di udara. "Kau hanya bisa memaksa saat ada orang itu! Kau sendiri tak bisa apa-apa."

Aku tersenyum miring. "Kau kira aku akan marah hanya dengan perkataan itu? Memang kenyataan kalau aku sangat lemah. Tapi, memangnya kenapa? Aku, kan, memiliki Tuan."

Drap! Drap!

"Mayo!"

Ah, yang ditunggu sudah datang. Lama sekali, sih. Aku nyaris saja ingin mengisi waktu sambil bertarung di udara dengan Sea, atau menyiksanya perlahan-lahan. Menggores satu atau dua luka di sana, kan, tidak buruk.

Aku memutar tubuhku, menemukan Celestia, Hyde, dan Chaiden muncul dari arah tangga. "Hebat! Semuanya di sini."

"Nona kecil ...." Chaiden menatapku dengan raut wajah sedih, kecewa, dan marah bercampur satu. "Kenapa kau melakukan ini?"

"Apa kau merasa terkhianati?" Aku tersenyum. "Tapi, berkatku, kau berhasil menemukan takdirmu, kan? Jika hari itu kau tak menyelamatkanku, kau hanya akan menjadi Chaiden selamanya."

"Aku juga senang bisa menyelamatkanmu. Tapi, yang kuinginkan adalah tahu alasanmu melakukan ini!" bentak Chaiden. "Kau ... bukan orang yang seperti ini, Nona kecil!"

Selamanya, aku juga ingin dipanggil dengan nama itu. Selamanya, aku juga ingin menjadi 'teman masa kecil tokoh utama laki-laki'. Selamanya, aku ingin menikmati waktu bersama Chaiden, Aresy, Yohan, dan Temian. Tapi ... aku adalah tokoh antagonis.

"Dari dulu, aku orang seperti ini," balasku. "Kalau kau ingin menyalahkan, salahkan dia." Dengan belatiku, aku menunjuk Celestia. "Karena kemunculannya, banyak orang yang mati."

Pemicu percakapan penuh drama sudah kukeluarkan. Aku akan mendengarmu, Celestia. Masa depan dunia ini bergantung padamu. Jika pilihanmu tak sesuai, aku ... akan membunuhnya.

"Kau benar." Celestia maju selangkah. "Ini salahku karena datang ke dunia ini. Dan kau benar, seperti di dalam cerita, kemunculan tokoh utama adalah awal semuanya."

Dia mengungkapkan kalau dirinya adalah tokoh utama. Apa ... Celestia sudah menceritakan semuanya pada Chaiden dan Hyde? Kalau dunia ini hanyalah dunia di dalam komik?

Baguslah kalau Celestia jujur tentang itu. Aku menyukai cerita di mana tokoh utamanya mengatakan secara jujur.

"Tapi, karena itu lah, aku akan melindungi dunia ini!" serunya. "Aku ... akan melindungi semuanya! Tak akan ada orang yang kubiarkan mati! Aku akan mengubah jalan ceritanya!"

Meski itu adalah jawaban yang kuinginkan, aku sangat muak mendengarnya. Pasti menyenangkan jika punya jalan cerita sepertinya.

"Lalu? Memangnya dengan itu kau bisa melindungi semua orang?"

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang