Di Virtus, perbedaan sosial terlihat begitu jelas. Bahkan di ibu kota, saat berjalan menyusuri gang-gang kecil, pasti akan menuju pada 'area gelap'. Tempat di mana tidak ada warna dan kebahagiaan, hanya usaha keras untuk bertahan hidup, sekalipun melalui perbuatan jahat. Sementara di Etsaia, perbedaan sosial ditunjukkan secara bertahap. Tidak ada gang-gang kecil yang menuju 'area gelap', Etsaia menata penduduk miskin dan rakyat jelata dengan gerbang-gerbang khusus.
Di setiap kota pasti memiliki pembatas, biasanya disebut gerbang. Entah itu hanya dua atau bahkan lima. Tingkatan kekayaan rakyat dibatasi dengan gerbang tersebut. Mereka yang miskin, ada di gerbang paling belakang. Mereka yang kaya, ada di gerbang paling depan. Tetapi, di Etsaia, tidak ada penduduk yang benar-benar miskin. Mereka masih memiliki rumah yang layak ditinggali dan makanan untuk setiap hari.
Begitulah yang kulihat selama berkelana di gerbang belakang.
Aku tidak tahu bagaimana pihak kerajaan mengatur para penduduknya, tapi ini jelas lebih baik dibanding Kerajaan Virtus. Keberadaan rumah sakit di tiap gerbang pun jelas semakin menunjukkan tingkat kesehatan yang lebih baik dibanding Virtus. Bangunan rumah sakit disesuaikan dengan kondisi penduduk setiap gerbang, kurasa itu untuk menyesuaikan biaya perobatannya juga.
Tetapi, rumah sakit itu kebanyakan diatasnamai oleh Duke Tranos.
Cih. Pedofil gila dengan sihir hitam hancur menjijikkan.
Aku mengembuskan napas sambil duduk di pinggiran atap rumah sakit, memandang ke bawah. "Kalau tahu seperti ini, kurasa aku akan membaca banyak sejarah kerajaan lain."
"Apa kau ingin mencaritahu?" tanya Tuan yang berdiri di belakangku.
"Tidak. Aku tidak tertarik dengan kerajaan ini," jawabku. "Yang kubutuhkan hanyalah alasan Duke Tranos bisa mengendalikan sihir hitam. Apa kau tahu sesuatu?"
"... tidak."
Hm? Aku menoleh sedikit ke belakang, menyipitkan mata. "Jeda yang aneh. Ada apa?"
Tuan terdiam sesaat, lalu kembali membuka mulutnya. "Sepertinya aku tahu sesuatu, tapi aku tidak terlalu tahu apa itu."
Lagi-lagi jawaban yang berputar-putar.
"Tuan, apa memorimu dihapus?" tanyaku sambil bangkit berdiri. "Belakangan ini, kau aneh sekali. Takut pada Duke padahal jelas kau lebih kuat. Lalu tentang ini juga."
"Memoriku baik-baik saja. Tapi aku memang merasa ada yang aneh dengan kerajaan ini."
Untuk kali ini, aku tak bisa menduga apa yang penulis rencanakan untukku. Semua terlalu campur aduk dan membingungkan.
Aku mengembuskan napas lalu kembali memandang ke bawah. "Baiklah, lupakan itu untuk sekarang," kataku.
Saat ini aku sedang menunggu kemunculan Noir. Kemarin, aku sudah mengatakan tentang 'sosok berambut merah yang akan menguak kejahatan Duke Tranos'. Jika ia benar datang mencarinya ke sini, ada dua kemungkinan. Pertama, ia memang bersungguh-sungguh ingin memberontak pada Duke Tranos. Kedua, Noir datang sebagai mata-mata Duke Tranos.
Meski ceritanya kemarin membuatku merasa bersalah, aku tak bisa semudah itu percaya padanya.
Ini adalah kerajaan asing yang bermusuhan dengan Virtus. Kerajaan yang bahkan tidak kuketahui bagaimana sejarahnya. Jadi, aku sama sekali tak punya dugaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess
Fantasy[A Book About Journey] Reinkarnasi? Ah, aku sudah banyak membaca cerita tentang itu di kehidupan sebelumnya. Tapi, siapa sangka aku benar akan mengalaminya? Di dunia yang baru ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan! Itulah tekadku. T...