• 38 : Pangeran Pertama

78 17 0
                                    

"Aresy."

"Ya? Nona?"

"Gawat." Aku menelan ludah, lalu menoleh panik. "Aku lupa siapa nama pangeran pertama. Dan omong-omong, aku juga tak ingat nama pangeran kedua."

Wajah Aresy langsung terperangah. Matanya melebar tak percaya, sementara rahangnya jatuh. Ia terlihat ingin menceramahiku, sebelum mengembuskan napas dan memutuskan untuk langsung menjawab, "Paduka Pangeran Hyde dan Paduka Pangeran Ernest, Nona."

"Baiklah." Aku menelan ludah, lalu memasuki gerbang istana untuk Putri dan Pangeran.

Ya! Hari ini, aku akan menemui Pangeran Pertama!

Setelah aku selesai mengisi kekuatan suci Putri Sea, aku diminta untuk mengisi kekuatan suci Pangeran Ernest. Tetapi, Pangeran yang sangat bersemangat itu harus pergi untuk membasmi monster di daerah barat, sehingga aku tak bisa mengisinya dengan maksimal. Selagi menunggunya pulang, aku diminta untuk mengisi kekuatan suci Pangeran Hyde.

Begitu aku mengetuk pintu, seorang pelayan datang dan mempersilakanku masuk. Perempuan itu membawaku berjalan di tengah koridor yang mewah, lalu masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Dengan sofa besar di tengah ruangan, perapian yang sudah dinyalakan, serta ada mantra penghangat ruangan.

Aku diminta untuk duduk di salah satu sofa sambil menunggu Pangeran Hyde. Setidaknya aku bersyukur ada Aresy di belakangku, sehingga aku tidak terlalu tegang. Aku benci harus berduaan dengan orang berpengaruh!

Tak lama kemudian, dua orang pelayan wanita masuk ke dalam. Salah satunya membawa troli berwarna emas-putih berisi banyak makanan dan teh. Sementara yang satu lagi meletakkannya di atas meja.

Begitu mereka pergi, aku langsung berucap pelan. "Aresy, menjadi keluarga kerajaan pasti menyenangkan."

"Tentu saja, Nona ...."

"Aku boleh mengambilnya?"

"Meski terlihat enak, saya sarankan, Anda menunggu Pangeran terlebih dahulu."

"Tapi aku tak yakin bisa mengambilnya nanti."

"Anda harus belajar mengulurkan tangan saat bersama orang lain."

"Aku bisa menolong orang, kok."

"Maksud saya, Anda harus belajar untuk bergerak di depan seseorang. Apa Nona tidak sadar? Anda sangat kaku jika bersama seseorang. Bahkan sampai tak bisa mengambil makanan atau minuman."

"Aku ... tidak begitu saat bersama Tuan Roulette."

"Karena Tuan Roulette memiliki aura yang baik."

Ugh.

Aresy bukannya salah juga, sih. Saat duduk bersama seseorang, aku pasti tak akan mampu menggerakkan tanganku, bahkan untuk mengambil makanan. Kenapa? Percayalah, aku juga tidak tahu! Tubuhku selalu kaku saat berhadapan dengan seseorang.

Tiba-tiba pintu terbuka. Seorang pria tampan dengan penuh wibawa berambut emas dengan sedikit putih di bawahnya muncul sambil tersenyum manis.

Tentu saja aku buru-buru berdiri dan memberikan hormat dengan menarik sedikit kedua sisi gaunku. "Sa—Salam hormat dan sejahtera .... Kiranya berkah kesehatan dan cahaya selalu menyinari Anda, Yang Terhormat Paduka Pangeran Hyde."

GAWAAAAAT! SUARAKU TERDENGAR SANGAT CANGGUNG!

"Salam sejahtera, Nona Griss," sapanya hangat. "Kau bisa angkat kepalamu. Terima kasih, kau sudah meluangkan waktu untuk meningkatkan kekuatan suciku."

"Ah, tidak, Pangeran, itu bukan apa-apa. Saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan," jawabku sambil menggeleng pelan.

"Kau memiliki sifat yang baik," ujarnya sambil duduk pada sofa di sampingku. "Silakan duduk."

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang