"Kereta ke Etsaia?"
Tuan mengangguk. "Sepertinya Virtus lebih dulu bergerak. Celestia dan Chaiden juga ada di sana."
"Itu karena Celestia lebih dulu menyadarinya. Yah, Uria juga pasti akan melakukan sesuatu," kataku. "Tepat dua hari. Sekarang saatnya kita mengacau lagi di Kerajaan Etsaia."
Dan sekaligus, aku ingin mencari tahu Raja Iblis yang Tuan maksud.
Illya menggenggam tanganku saat kami tiba di atas salah satu bangunan di ibu kota. Seperti yang kuduga, pembangunan masih sedang dalam proses. Tak banyak penyihir yang ada di Etsaia, sehingga pembangunan tidak akan secepat Virtus.
Aku menautkan alis, melihat dua orang familiar di bawah sana. Hm? Uria dan Noir juga ada di sini.
Jika melihat dari ekspresi mereka, aku yakin Uria sudah mendengar tentang kedatangan orang-orang Virtus dan sedang pergi untuk menyambutnya. Celestia ... sepertinya masih ada di gerbang perbatasan. Butuh waktu cukup lama untuk bisa sampai di ibu kota.
Selagi menunggu, aku ingin mencaritahu tentang Raja Iblis.
"Tuan. Di mana Raja Iblis yang kau maksud itu?"
"Dari arah rumah Duke Tranos," jawabnya.
Rumah Duke Tranos tidak mudah diserang .... Dan aku tidak tahu alasan Raja Iblis datang ke sini. Menurut Marquis Philip, Duke Tranos mengincarku demi kekuatan penyerapanku ini. Karena Duke Tranos menginginkan kekuasaan yang besar untuk bisa menjadi seorang pahlawan di mata orang lain. Dengan memiliki kekuatanku, ia akan bisa menyerap monster dan memberi kekuatan untuk orang lain juga. Dan ... memanfaatkan itu untuk hal yang salah, menjijikkan. Ia juga tak akan mati karena Duke Tranos memang memiliki sihir hitam dari awal.
"Yo. Apa kalian mencariku?"
Deg.
Eh?
Aku terkesiap, memutar tubuhku ke belakang dan menemukan seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut panjang hitam, kulitnya sangat pucat. Sepasang mata merah di wajahnya begitu tajam dan dingin. Dalam beberapa detik, atmosfer di sekitar sini langsung berubah sangat mencekam. Ada aura menusuk yang keluar dari Raja Iblis itu.
... tetapi, dia tetap tampan!
"Apa kau sang Raja Iblis?" tanyaku langsung.
Deg.
Deg.
Tak perlu bertanya, aku tahu Tuan tak akan bisa menang darinya. Bagaimana pun juga, nyawa Tuan adalah milik Raja Iblis ini.
"Ya," jawabnya. "Kurasa, ini pertama kalinya aku bertemu denganmu, Mayo."
"Benar." Aku menetralkan ekspresiku saat ia berjalan mendekat. "Ini pertama kalinya aku bertemu denganmu."
"Hm-hm ...." Mata merahnya makin menyala. "Benar. Kekuatanmu cukup unik. Tak ada orang yang memiliki kekuatan ini selain kau. Tapi ... kekuatan ini yang membuatmu menderita, kan?"
"Kau benar."
Sakit.
Raja Iblis mengeluarkan seringainya. "Jadi, apa ada yang kau inginkan dariku? Kau mencariku, kan?"
"Itu benar." Tapi aku mencarinya hanya karena penasaran! "Aku hanya ingin mengetahui bagaimana sang Raja Iblis."
"Dan sekarang kau sudah mengetahuinya. Lalu? Apa kau ingin membuat kesepakatan denganku?"
Eh? "Tidak. Aku tak pernah berpikir untuk melakukan itu." Yah, aku bukan tokoh utama. Membuat kesepakatan dengan Raja Iblis? Itu hanya merugikanku suatu saat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TGJ #1] The Tale About Pink Haired Villainess
Fantasia[A Book About Journey] Reinkarnasi? Ah, aku sudah banyak membaca cerita tentang itu di kehidupan sebelumnya. Tapi, siapa sangka aku benar akan mengalaminya? Di dunia yang baru ini, aku hanya akan melakukan apa pun yang kuinginkan! Itulah tekadku. T...