• 6 : Libur

210 33 0
                                    

Tak banyak yang bisa kutemukan di buku tersebut. Banyak informasi yang menurutku tidak terlalu penting. Tidak ada penjelasan tentang penghasil kekuatan suci juga. Mereka bilang itu adalah bakat alami.

Lalu, kenapa aku bisa menghasilkan kekuatan suci?

Hah .... Sepertinya aku harus pergi ke sana.

"Aresy, apa kau tahu sesuatu tentang Hutan Sanctus?" tanyaku sambil berjalan keluar dari perpustakaan.

"Hutan di area utara, ya?" tanya Aresy memastikan, setelah melihatku mengangguk, ia lanjut berbicara, "Itu adalah hutan yang penuh dengan kekuatan suci. Seseorang akan sembuh dengan cepat jika datang ke sana. Lalu para ksatria biasanya pergi ke sana untuk mengisi ulang kekuatan suci mereka lebih cepat. Terkadang, mereka mengambil dedaunan saja untuk perbekalan saat perang."

Aku menoleh cepat. "Lalu, kenapa Milly tidak dibawa ke sana saja?"

"Ada beberapa alasan, Nona." Aresy berhenti berjalan, memutar tubuhnya menghadapku. "Pertama, perjalanan ke sana sangat jauh dan memakan banyak waktu."

Ah, benar juga. Daerah kami berada di selatan. Hutan utara itu sangat jauh.

"Kedua, ada banyak monster dan perampok di sepanjang jalan menuju hutan suci."

Hm?

Itu aneh. Kenapa mereka merampok di daerah sana? Bukannya hutan suci pasti akan dijaga dengan ketat? Ditambah lagi, jika yang datang adalah para ksatria, seharusnya mereka tidak akan merampok.

"Dan ketiga, Tuan dan Nyonya bilang, kondisi Nona Milly masih bisa membaik dengan obat herbal. Karena itu, beliau tidak membawa Nona Milly ke sana."

Aku mengangguk-angguk. "Lalu, pertanyaan kedua, kenapa ada banyak perampok di jalan hutan suci?"

"Kalau itu .... Maaf, saya tidak tahu," jawab Aresy. "Sebenarnya, para perampok tidak selalu ada. Mereka hanya akan muncul waktu musim panas."

Hm .... Aku sama sekali tidak mengerti kenapa. "Baiklah." Ini berarti aku tidak bisa datang ke sana dalam waktu dekat.

"Apa Nona akan pulang sekarang?" tanya Aresy yang sudah berdiri di samping kereta kuda.

Aku mengedarkan pandangan, menangkap beberapa kios-kios makanan yang sedang ramai. Benar juga di musim semi seperti sekarang, pasti akan ada banyak makanan! "Tidak, aku ingin berjalan-jalan dulu."

"Baiklah, saya mengerti," ujar Aresy sambil mengangguk.

Aku menatap Yohan yang setia berdiri di samping pintu beberapa detik, lalu tersenyum. "Yohan, kau juga ikutlah."

"Apa? Sungguh?"

"Tentu saja. Kau bisa menyimpan kereta kuda ini di tempat lain, lalu kembalilah ke sini."

"Baik! Akan segera saya lakukan!"

Yap. Sekali-kali aku harus berbuat baik. Hari ini mood-ku sangat bagus. Aku akan berbuat baik sebanyak mungkin.

Pada akhirnya, hari itu, aku menghabiskan waktu bersama dua pelayan kesayanganku. Berjalan di jalanan setapak sambil membeli banyak makanan yang kami inginkan. Tentu saja, karena aku atasan yang baik, mereka bisa dengan santai menyebutkan yang diinginkan.

Umurku dengan Aresy terpaut 5 tahun. Ia sudah bekerja sebagai pelayan kami sejak masih kecil. Sementara Yohan lebih tua 8 tahun dariku. Meski setia dengan Papa, Yohan masih dapat menjaga privasi dengan baik. Seperti saat aku yang masih kecil sengaja memintanya untuk membawaku berjalan-jalan sendirian di kota, atau sebagainya.

"Nona, apa Anda menyukai ini?" tanya Aresy tiba-tiba, membuatku yang sedang mengamati pembuatan permen gulali menoleh kaget.

"Ya?"

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang