• 33 : Mimpi

86 19 0
                                    

"Oh? Sudah bangun?"

Eh?

Aku membuka mataku, menemukan wajah seorang laki-laki dengan seragam perawat tersenyum menyapa. Ia sedang membetulkan kantung infus di pinggir tempat tidurku.

Ya. Ini ... di rumah sakit.

Tunggu sebentar! Apa semuanya hanya mimpi?

"Sebentar lagi sarapan akan datang. Ditunggu, ya," kata perawat itu lalu berjalan keluar.

Setelah itu, aku langsung turun dari kasur. Membawa tiang infusku, aku pergi ke kamar mandi. Benar saja, pantulan diriku di cermin bukan lagi 'Mayo Griss', melainkan seorang 'Tiya'. Rambut hitam sebahu dengan poni rata, sepasang mata berwarna hitam, serta tubuh kurus. Dengan kaos polos berwarna hitam dan celana tidur merah muda bergambar hello kitty.

Ini ... duniaku yang lama.

Ini benar-benar 'Tiya'!

Tapi, kenapa aku datang ke dunia ini lagi? Apa semua itu benar-benar hanya mimpi?

Yang kuingat terakhir kali hanyalah aku tergeletak dengan pisau di perutku.

Cklek.

Mendengar suara pintu yang dibuka, aku langsung keluar dari kamar mandi. Mataku melebar melihat seorang gadis dengan topi fedora hitam, masker hitam, serta kacamata hitam. Aku bisa melihat tangan gadis itu gemetar saat menutup pintu.

Lalu, ia menjatuhkan dirinya di bawah sambil merengek memanggil namaku. "Tiya .... Tiya ...."

Anak ini .... "Carla?"

Begitu ia menoleh padaku, tangisannya menjadi semakin keras. Aku terdiam sejenak, lalu mendekatinya. Kulepas topi dan kacamatanya dan duduk di depan gadis cantik itu.

"Kenapa?" tanyaku dengan suara pelan.

"Stalker-nya datang lagi .... Aku takut ...." Carla menutup wajahnya dan menunduk. "Aku benci begini. Mereka semua bilang kalau aku nggak cocok .... Aku tahu, aku nggak pantas. Aku juga ... nggak mau dapat peran itu!"

Ya, anak ini adalah seorang aktris. Ia telah tenggelam dalam dunia akting dari kecil, menjadi idola banyak orang dari berbagai umur. Tetapi, sekarang, hampir semua orang membencinya karena ia gagal memerankan seorang tokoh utama dengan baik.

... dunia berubah secepat itu.

"Aku ... mau mati aja."

Eh?

Dia meremas pakaianku dengan tangan gemetar, lalu mulai meracau. "Sekarang, aku tahu arti kalimatmu. Kamu benar, Tiya, dunia ini sudah rusak. Nggak ada yang menghargai usahaku. Bahkan, mereka yang mengikutiku ke mana pun aku pergi, yang mengomentari setiap tingkahku, siap menghancurkanku. Aku ... lelah."

... apa maksudnya ini?

Aku sudah pernah mengalami kejadian ini.

Kematianku sebagai 'Mayo Griss' adalah hal yang nyata. Dan sekarang, apa aku diijinkan mengulang kehidupanku yang sebelumnya?

Apa maksudnya ... aku bisa menyelamatkan Carla? Satu-satunya orang yang menjadi temanku ini?

Aku bertemu dengannya saat ia dirawat di sebelah kamarku. Saat itu, aku sangat senang karena bisa berteman dengan artis. Lalu, beberapa kali Carla datang mengunjungi saat ia sudah sembuh. Dan ... ia mulai menceritakan tentang masalahnya, tentang stalker, dan tentang segudang haters yang mengirimkan ratusan pesan padanya setiap hari.

Namun, dia mati karena bunuh diri. Meski saat itu ... aku sudah memegang tangannya. Kami jatuh bersama, tapi Carla lebih dulu meninggal.

Tiba-tiba sekelilingku berputar begitu cepat. Alisku tertaut saat aku tiba-tiba berdiri di depan pintu kamar. Aku menoleh ke kanan dan kiri, namun tak menemukan siapa pun di lorong.

[TGJ #1] The Tale About Pink Haired VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang