Pagi hari tepat pada pukul 8, Glazia sudah dihadapkan dengan padatnya tengah kota. Gadis ultra yang tidak terbiasa dengan keramaian seperti itu membuatnya insecure. Apalagi jutaan pasang mata memperhatikan Glazia yang notabene-nya adalah adik Komandan Space Garrison, Zoffy. Samar-samar membicarakan dibelakang.
"Dia adiknya Zoffy?"
"Zoffy? Komandan Space Garrison yang itu?"
"Wah pasti dia cukup hebat dalam bertarung meski pemula"
Mereka sudah hafal betul dengan seluk beluk nii-san Glazia yang dingin dan tidak ada ampun. Zoffy Komandan Space Garrison dikenal sebagai sosok ultra tegas dan disegani banyak orang jangan lupakan tentang sangarnya dia. Tapi sebenarnya Zoffy tidak buruk menjadi seorang kakak, nyatanya dia bersikap baik dan sedikit lembut bahkan dia juga memberi perhatian.
"Tapi ras ultra biru tidak semuanya ahli bela diri, mereka lebih menonjol dengan kepintarannya"
"Semoga tidak menjadi beban"
"Dengar-dengar adik angkat?"
"Katanya begitu"
Tanpa babibu lagi langsung Glazia jalan.
Kebetulan disebelahnya ada ultrawoman merah kuncir dua berjubah merah yang tidak lain adalah Ultra Mother atau Ultrawoman Marie, yap beliau bertemu gadis itu ketika di Ultra Space Port makanya sekarang akan diajak ke kantor Space Garrison.
Marie yang tanggap segera mengimbangi langkah kecil itu sembari mengandeng tangan biru Glazia dan berjalan beriringan. "Tidak perlu takut begitu, penduduk Tanah Cahaya banyak yang ramah dan baik. Mereka hanya belum paham dirimu.. Jangan rendah diri ya"
"Iya Ultra Mother"
"Anak pintar. Aku akan pergi sebentar untuk membeli beberapa pengharum ruangan. Mau ikut juga tidak apa-apa.."
"Tidak. Aku disini saja"
"Baiklah kalau begitu tunggu disini, jangan kemana-kemana" seru Marie.
Wanita itu bergegas menuju ke sebuah toko diseberang jalan yang menyediakan beragam pengharum ruangan dengan berbagai merek.
Sembari menunggu, Glazia duduk disebuah bangku taman memperhatikan orang-orang yang lewat atau para pedagang yang menawarkan dan melayani pembeli di kedai.
"Hei anak kecil"
Terdengar teriakan seorang anak laki-laki yang usianya tidak jauh beda dari Glazia, selisih 500 tahun kira-kira. Masa bodo Glazia mengabaikannya. Sampai pada akhirnya salah satu dari mereka menarik kepala. Gadis itu marah.
"Apa maumu?!" Glazia membentak balik.
"Jadi ini adik kecilnya Komandan Zoffy. Jauh dari ekspetasi. Kukira adiknya gadis dewasa ternyata cebol. Hei adik pungut dengar baik-baik, kakakmu tidak menyayangimu" anak itu sedikit menghina tinggi badan Glazia yang hanya 44 meter.
"Logikamu dimana? Kalau dia tidak sayang, aku tidak akan diajak kesini dan tidak mengajak tinggal bersamanya!"
"Adik pungut, kau tidak tahu pikiran orang dewasa---" anak itu menarik rambut dengan kasar "Aku punya adik pungut dan kau tahu apa yang terjadi? Aku menindasnya dan aku juga akan menindasmu juga anak cebol!"
"Tch singkirkan tanganmu, pengecut!"
Dengan sekuat tenaga ditonjok muka anak laki-laki menyebalkan sampai dia tersungkur sejauh 5 meter, tidak peduli mau dilabrak orangtuanya atau dipidanakan Glazia hanya ingin melindungi diri.
Ketika anak itu akan melayangkan pukulan, sebuah tangan berwarna biru dan merah menahannya. Ada ultra kecil yang menolongnya. Ciri-cirinya ultra merah-biru berslugger double pada kepalanya. Anak laki-laki pengganggu itu menarik paksa tangannya yang dicekal ultrakids ini.
"Berani sekali kau mengusik kakakku" seru ultra merah-biru itu. "Kau ini jangan jahat-jahat seperti kakekmu! Kalau berani sini lawan aku Ultraman Zero, dasar anak tengil!"
"Sok jagoan kau putranya Seven"
"Apa lo?!"
Ultra merah mirip kucing datang.
"Sudah, sudah. Lebih baik pergi sebelum terjadi kebakaran. Kalian tahukan maksudku. Satu lagi! Jangan ganggu orang, kulihat kalian mengganggu maka bersiaplah untuk dihanguskan!"
Tiga anak nakal itu pergi setelah mendengar ancamannya.
"Terimakasih sudah membantuku. Maaf merepotkan" ucapku sambil menundukkan kepala.
"Tidak apa-apa kak. Remaja nakal seperti mereka perlu dikerasi" jawab si berslugger double. "Kau pasti adik Paman Zoffy yang sangat dibanggakan olehnya. Namaku Zero dan ini adalah Mebius"
"Namamu Gla--Gla--Glaz--siapa ya??" ultra mirip kucing itu berusaha untuk mengingat namanya kembali.
"Kau siapa?" tanya mereka berdua kompak.
"Aku? Glazia"
"Nah Glazia" seru Mebius.
"Namamu sulit diucapkan Kak Gla--- Susah Kak!"
"Tidak apa-apa Zero. Panggil saja Zia misal kau kesulitan"
"Kak Zia!!!"
Inilah asal mula dipanggil Zia. Sejak Zero pertama kali memanggil Zia, semua ultra ikutan memanggil Zia. Glazia tidak masalah mau dipanggil yang seperti apapun asal masih seputar namanya bukan panggilan nyeleneh lain.
"Kak, misalkan dia mengganggumu lagi bilang saja padaku pasti akan kubalaskan dendammu"
"Iya" jawab Zia.
"Sayangnya Vie tidak disini. Coba ada pasti Taiga akab mengajakmu bermain. Kalau Vie pasti kau sudah kenal dia" kata Mebius.
"Vie? Visora?!"
"Kurasa Vie bukan hanya sahabat tapi kita sudah seperti kerabat. Aku kakakmu loh Zia"
"Aku memanggilmu kakak begitu?"
"Tidak usah cukup Mebius saja"
"Baiklah"
"Aku dan Zero pergi dulu"
Mebius bersama Zero berjalan menjauh, Glazia cuma melihat punggung mereka berdua yang semakin mengecil.
Tidak lama Marie selesai membeli pengharum ruangan, dikarenakan antre panjang membuatnya sedikit kelamaan. Marie dan Glazia melanjutkan perjalanan ke kantor IGDF.
***
Akhirnya aku berasa hidup setelah hilang kabar digondol tangan iblis :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...