Hantaman

79 12 11
                                    

Note : kadal berwujud raksasa

Kilat cahaya kuning keemasan muncul di langit keruh, sinar yang terlalu kuat itu merobohkan ribuan reptil berjalan dengan mudah. Suara cambuk menggema, disusul erangan menyedihkan sekumpulan reptil berjalan lainnya. Siluet seorang ultrawoman muda memasuki tahap mode ocean blue eyes menatap bengis ke daratan dengan sungai darah yang belum kunjung kering kini tergenang kembali.

Gadis itu menyimpan kembali cambuknya, kini dipeganglah gagang pedang emas yang siap dikeluarkan dari sarungnya bersamaan dengan rombongan Doku Tokage menyerbu. Sinar horizontal berwarna putih keemasan tercipta seiring dengan pergerakan lengan yang mencabut keseluruhan pedang dari sarung, menghancurkan segalanya.

Duar!
Duar!
Duar!

"Menyedihkan" ucapnya. Netra white pearl menatap potongan tubuh dan organ para reptil berjalan yang tercerai berai karena serangan pedang Zealous.

Dia melirik ke belakang dan masih ada pasukan bersenjata meriam. Gadis muda itu bersiul satu kali, dalam sekejap mata kepala pasukan meriam terpotong dari kepala masing-masing dan menggelinding ke berbagai arah tidak jarang tertimpa meriam yang belum siap didirikan. Pelakunya adalah Beastovith si tangan kiri. Werewolf zombie dengan kesadaran penuh itu memandangi pedang peraknya yang melengkung terbasahi oleh darah musuh. Siapa tangan kanan Glazia?? Masih rahasia.

"Zia-sama disana masih banyak" tunjuk werewolf zombie itu dengan pedangnya. Gerombolan lebih dari 1000 Doku Tokage muncul dari ufuk timur, komandan mereka memberikan perintah untuk menyerang.

Glazia mengangkat satu tangan yang mengeluarkan sihir hitam dengan kekuatan mencekik dan 9 batu-batu berukuran agak besar mengambang diudara. Sinar hitam bercampur biru mengukir mantra hitam berfungsi sebagai media perantaranya. Tujuan utama Glazia dengan mantra-mantra hitam adalah untuk menciptakan kutukan yang amat menyiksa lebih dari bagaimana mereka melakukan pembantaian terhadap masyarakat Hollow 12 di masa lalu. Selain itu untuk menjangkau bangsa Doku Tokage yang tersebar di Hollow 12. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Kabut hitam yang acak bercampur biru gelap menguar ke udara dengan bebas, kabut hitam itu bukan kabut sembarangan. Tangan pasukan kadal itu bergetar hebat. Beberapa dari mereka menggunakan senjata ditangan untuk menyakiti diri, memenggal kepala, memotong tubuh mereka sendiri. Ada juga yang mengalami pendarahan dari indera tubuh dan berakhir kejang-kejang mati kehabisan darah. Mereka yang melempar atau menjatuhkan senjata membunuh diri sendiri dengan mencekik leher sampai patah, membenturkan kepala sendiri ke tanah atau batu. Jeritan meminta ampun tidak luput dari acara meriah ini.

Tidak ada yang selamat dari kutukan berdarah tersebut.

Pemandangan berdarah didepan sana dijadikan tontonan gratis oleh Glazia. Setelah semua korban yang jumlahnya 3000+ mati mengenaskan, mereka merasakan siksaan yang lebih parah dari  penyiksaan yang terdahulu. Begitu selesai, batu-batu media mantra pecah dan kutukan selesai.

"Hentikan!!!"

Teriakan nada tinggi dari kadal yang sangat dibenci terdengar memekak telinga. Reptile berjalan itu melangkahkan kaki raksasanya menuju gadis ultra yang penuh dengan aura kegelapan, genggaman pedang makhluk itu semakin kuat.

Mendapati tamu yang paling dicari, Glazia juga mengeratkan pegangannya sampai urat-urat tangan menonjol. Lengan gadis itu bergetar, bukan karena takut melainkan menahan air mata agar tidak jatuh. Dadanya begitu sesak setiap melihat tangan si kadal buntung itu yang mengeluarkan cahaya keunguan dirinya teringat dengan bagaimana si kadal di masa lalu menggunakan jurus tersebut. Tapak itu akan kumusnahkan monolog Glazia.

"Akhirnya bertemu juga dengan Putri Hollow 12. Sudah 6100 tahun ya sejak insiden itu, oh iya apa dirimu siap kehilangan nyawa didalam permainanku" Lezurd meremehkan gadis kecil didepannya, ekspresi dari si gadis adalah senyuman manis yang mematikan.

"Coba saja! Aku akan mengalahkanmu dan menendangmu keluar dari Hollow 12 dengan cara yang sangat memalukan" ucap Glazia lantang.

"Arogan seperti ayahandamu! Cih menjijikkan"

"Tidak terbalik? Kau jauh lebih menjijikkan"

Duar!
Duar!

Dua kali ledakan terjadi.

Di udara terbanglah seekor griffin jantan berbulu coklat keemasan, sayap yang besar itu menerbangkan debu-debu dibawahnya tapi sayap sebelah kiri agak rusak dan bulu-bulunya rontok. Sorot mata elang menatap tajam si target, tak lama paruh kuningnya terbuka lebar bersamaan penciptaan bola hitam yang berukuran cukup besar dengan demikian hancurlah setengah pasukan dibelakang Lezurd.

"Zia-sama lebih baik segera habisi saja" ucap Beastovith yang tidak sabar menunggu perintah tuannya.

Beastovith dan griffin tersebut berada tidak jauh dari belakang Glazia.

Lezurd menghina, "Cih kau ini tidak punya rekan yang sekaum denganmu sampai-sampai mempergunakan mayat hidup dan griffin? Bwahahaha menyedihkan dasar anjing Cimmerian dan griffin sampah"

Beastovith tampak santai, dia tidak menanggapi angin lewat itu. Si griffin juga tidak kalah santai.

"Anjing Cimmerian? Apa yang kau harapkan dari majikan seperti Glazia? Hoi! Kaki empat berbulu lebat jawab apa majikanmu itu tidak diharapkan di rumah kedua setelah Hollow 12?!" Lezurd dikacangi.

"Kadal sialan, kau membuang bola mata dan mengganti dengan kelereng?! Beastovith san werewolf zombie" balas Glazia yang mendapatkan posisi untuk membalik omongannya. "Dan griffin ini jauh lebih terhormat darimu"

Gadis itu melanjutkan omongannya, "Dan, aku tidak ingin merepotkan kaumku untuk melibatkan mereka ke dalam masalah pribadiku lagipula hal ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Ini urusan internal, sekali lagi kutegaskan urusan internal antara diriku denganmu saja Kadal Buntung!" gadis itu juga menghina Lizurd dengan panggilan 'Kadal Buntung' tentu si kadal marah.

"Apa?!"

"Kenapa marah? Sadar diri sedikit, kau itu memang kadal dan ekormu ujungnya buntung" gadis itu sedikit menyinggung ujung ekor Lezurd yang memang buntung dan tidak bisa tumbuh selamanya akibat jurus mematikan dari Zandar di masa lalu.

"Cih!"

"Wanita selalu benar"

Lezurd, "Wanita sepertimu sangat-sangat tidak berguna dan pantas dijadikan budak rendahan diantara yang terendah" kadal itu terjebak pada kondisi antara marah dan takut. Ungkapan yang mencela orang dilontarkan tetapi gadis didepan saja menganggap enteng.

"Mari duel! Mumpung kau belum pulang"

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang