Kekecewaan

115 9 77
                                    

"Zero telah menyentuh plasma spark"

Beberapa jam sebelumnya....

"Kak? Apa arti kekuatan bagimu?"

Tidak sengaja berpapasan di alun-alun kota dibagian kolam air mancur, bukannya menyapa malah bertanya arti kekuatan. Penggalan percakapan diatas terjadi antara Zero dengan Glazia.

Sementara sang lawan masih terdiam dan memikirkan jawaban yang sesuai dengan apa yang sudah dilalui selama menggunakan kekuatannya. Membaca dari situasi, kelihatan sekali Zero sangat mendambakan kekuatan yang terbilang sangat besar.

"Bagiku... Kekuatan adalah suatu kelebihan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kelangsungan hidup di alam semesta dan kekuatan itu sendiri bisa menjadi benteng pelindung diri. Namun jika gagal mengawal kekuatan, hanya kehancuran yang akan ditemui" kata Glazia. Gadis itu merangkai ulang kata-kata sang guru Ultraman King saat mengajarkannya tentang arti kekuatan dulu. "Kekuatan yang besar membutuhkan tanggungjawab yang besar pula. Itulah yang disampaikan Kakek padaku"

"Kekuatanmu terbilang besar... Ditambah kau itu dipercayai oleh serpihan Plasma Spark untuk menjaganya. Beruntung sekali"

"Tapi susah mengawal kekuatan yang besar ini. Aku butuh waktu 100 tahun untuk terbiasa sementara sisa waktu yang dihabiskan berlatih hanya latihan kesabaran sementara latihan fisik cuma didapat satu minggu sekali. Soalnya fisikku terbilang lemah. Kemampuan fisikku jadi meningkat drastis sejak punya tekad berapi-api melawan Panto Seijin dan gaya bertarung yang cepat. Kemungkinan besar gaya bertarungku dan tekad, dua hal yang membuat fisikku terbilang kuat"

"Akan tetapi latihan bisa mengubah segalanya. Jadi jangan sampai patah semangat latihan ya, Zero"

"Terimakasih sudah berbagi cerita" kata Zero.

Glazia mengangguk dan berkata, "Zero? Apa benar Taiga dan Z akan belajar ke luar Planet M78 untuk sementara waktu"

"Soal itu Paman Ace dan Paman Taro sudah mendiskusikan, mereka berdua akan dikirim belajar ke Planet XXXX bersama ultra lain dari berbagai planet" kata Zero lagi.  "Kemungkinan besar malam nanti adalah keberangkatan mereka berdua"

"Mendadak sekali..."

"Penyelenggaranya saja yang hobi dadakan, Kak"

Zero menunjuk arah belakang dengan jari jempol, "Aku pergi dulu, Kak"

"Hati-hati"

Kemudian ultraman muda itu berlari ke arah yang berlawanan dengan arah dimana Zero datang diawal.

Ditempatnya berdiri, sepasang netra white pearl itu menatap lekat-lekat punggung milik ultra muda pemilik slugger ganda dikepalanya. Perasaan antara was-was dan mencoba tetap tenang bertabrakan. Dalam batin berdoa semoga Zero tidak melakukan hal aneh-aneh hanya untuk mendapat kekuatan besar.

Lalu si gadis memutar badan dan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan alun-alun menuju ke tempat bekerja.

*

SCH.

Lorong panjang di rumah sakit tidak terlalu ramai karena masih terlalu pagi, nampak beberapa pengunjung yang memang menunggui anggota keluarga yang sedang menjalani rawat inap atau beberapa ultra medis shift pagi bertukar dengan mereka yang shift malam.

"Ohayou, Glaz"

"Ohayou, Zia"

"Ohayou, senpai"

"Ohayou, Zia senpai"

"Ohayou, Bu Medis"

"Ohayou. Aku belum setua itu. Jangan panggil Bu" protes Glazia pada junior yang memang suka iseng-iseng kepada seniornya sendiri.

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang