Royal Card

153 14 24
                                    

Flashback on

Pagi hari memang cocok untuk berjogging dalam rangka menjaga kesehatan, tidak sedikit para ultra hobi berjogging. Ditambah udara pagi yang menyegarkan membuat tubuh sedikit rileks pada weekend.

Tokoh dua kakak beradik laki-laki dan perempuan pada kisah ini juga tidak mau kelewatan jogging, kebetulan juga niisan-nya libur setelah dua minggu full bersarang di kantor Space Garrison alias lembur dokumen-dokumen. Keakraban dua orang ini dapat membuat siapapun iri dan dengki, ada juga yang akan memanfaatkan si adik untuk mendekati abangnya.

"Zia? Kau sudah lelah?"

"Belum"

"Staminamu bagus juga"

"Terimakasih"

"Hei kalian?!"

Jogging putaran ke-100 dibarengi oleh King yang memanggil dua cucunya terhenti didepan sebuah restoran minimalis. Keringat membanjiri tubuh masing-masing, meskipun begitu tidak bisa mengalahkan aroma wangi parfum yang terbuat dari bahan-bahan terbaik di Tanah Cahaya, yang ada semakin berkeringat semakin wangi.

King memasang wajah tersenyum melihat Zoffy dengan Zia yang akur (bukan berarti tiap hari cakar-cakaran, tapi canggung dikit) dan lebih akrab. Seorang Zoffy yang tidak pernah sedikitpun bersikap hangat bahkan tidak mau menoleh kepada wanita kecuali dengan tanda kutip "wanita yang dikenal" kini bisa mengekspresikan kehangatan ditempat umum meskipun secuil.

"Selamat pagi King jiichan, Ultra Father" sapa keduanya kompak.

"Aku mencari Zoffy/Zia" ucap Ultra Father dan King bersamaan.

"Baiklah"

Ultra Father sedikit memberikan keterangan untuk memerintahkan Zoffy bersama kelima Ultra Brother lain guna melakukan hal penyelidikan di planet tetangga, kemungkinan besar perginya dalam jangka waktu 1 - 1,5 bulan. Bersama dengan mengudaranya Ultraman dkk di langit hijau, kemudian Zoffy pun bergabung dalam formasi. Perlahan mereka meninggalkan atmosfer dan menuju angkasa lepas.

Sementara itu, King dan Glazia bicara empat mata disebuah lokasi tertutup. King merogoh sesuatu dari balik punggungnya, sebuah benda kotak mirip kartu berwarna hitam dengan tinta emas membentuk ukiran amat rumit. Royal card, sebuah kartu berkekuatan ajaib yang bisa digunakan item tambahan dalam bertarung.

"Apa maksudnya ini?" tanya Glazia sambil mengamati 8 buah Royal card dalam wadah.

"Menurutmu?" kata King.

"Hadiah untukku" ucapnya lirih.

"Bingo" sahut sang ultraman tua. "Karena kau ditinggal niisan mu, royal card bisa melindungimu. Tidak lupa cara penggunaannya? Jiichan berulang kali sudah mengajarkan kalau tidak salah"

"Aku ingat"

"Besok ada kelas bukan? Lebih baik pulanglah"

"Iya"

Flashback off

Glazia melamun sambil melihat satu buah Royal card pemberian sang kakek beberapa hari yang lalu. Sejauh ini belum pernah gadis itu mencoba kekuatan kartu tersebut meski hanya satu kali. Bosan mengamati kartu hitam tersebut bergegaslah disimpan lagi. Ketika bangkit dari bangkunya, Glazia dikejutkan dengan kemunculan Verna cs.

"Apa?!" seru Glazia.

"Gadis pungut ini berani membentak ya. Hei lihat dirimu sendiri! Aku lebih unggul dibandingkan kau dari segala sisi tapi-tapi-tapi kau merebut perhatian yang harusnya ditujukan padaku! Kartu hitam tadi, kartu apa?!"

"Pemberian King-jiichan"

Verna tertawa keras sampai membuat Glazia tutup kuping supaya tidak budeg.

"Ayo duel!" tantang gadis ultra perak itu.

"Tidak"

Ketika Glazia hendak meninggalkan kelas tiba-tiba saja salah satu antek Verna menangkap tangan biru bahkan dilingkari borgol, Verna menyahut rantai penghubung diantara ring-ring pergelangan. Tanpa sengaja Verna melihat sebuah bracelet silver dengan tiga permata biru berkilauan jika dibawah sinar plasma spark yang masuk lewat celah jendela.

"Gelangmu bagus. Kalau kalah, kuambil ya gadis pungut"

"Coba saja. Tidak akan bisa"

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengawasi.

Skip Time (otw ultra colloseum)

Selesai melepaskan borgolan, anak buah Verna mendorong Glazia ke salah satu papan latihan diikuti oleh Verna. Para ultra muda yang sedang melakukan latihan jadi terhenti dan mengalihkan perhatian ke arah Glazia ataupun Verna. Berhubung instruktur Taro bahkan seluruh Ultra Brother tidak ada ditempat karena belum kembali dari misi, dan kebetulan digantikan asisten membuat Verna sedikit semena-mena (takut ama para Bapak Ultra Brother sok-sokan).

Dalam situasi kacau ini, Glazia sedikit goyah ketenangannya dan hampir saja meledak api biru dari dua tanga. Verna maju beberapa langkah sambil meregangkan otot tangan dan dengan cepat melayangkan pukulan tapi Glazia menghindar lalu memberikan jurus tapak telapak tangan pada bahu Verna sampai gadis bertubuh perak terhuyung.

"Mustahil" seru Glazia melihat telapak tangan yang sedikit bersinar biru. Seperti biasa, sakit kepala langsung menyerang.

Duel pun berlangsung sengit. Akan tetapi Glazia tidak melawan, hanya menghindar.

"Menghindar saja?! Dasar payah!"

"Apakah dia akan berguna?!"

"Aku rasa dia hanya menjadi beban"

Inilah tujuan Verna. Ingin mempermalukan Glazia yang diketahui tidak bisa bertarung. Kemudian Verna mengeluarkan senjata berupa pedang tipis dan ujungnya yang tajam siap mengores apapun didepan.

"Payah!"

"Beban!"

"Tidak berguna"

Tersulut emosi dan mengikuti nalurinya Glazia meraih tiara dahi lalu dilempar seperti bumerang dan dikendalikan dengan sedikit sentuhan telekinesis. Meski lawannya bumerang tapi kecepatan bumerang terlalu tinggi sampai-sampai salah satu sisi mengenai lengan (ayo terus! Jangan kasih kendor!). Glazia mengambil Royal card berkekuatan sedikit lebih besar, Angel Crown, kartu dilemparkan ke udara dan mahkota malaikat berukuran besar menimpa tubuh Verna.

Langsung kicep mulut ultra yang tadi mengejek. Verna salah sasaran, justru dia yang malu.

"Kenapa?! Aku yang menantang! Harusnya aku menang. Gadis kartu! Gadis pungut! Awas saja! Kau akan menyesal!"

Lagi-lagi Verna melempar pisau tapi dihadang telapak tangan Glazia yang sedikit bersinar sampai mata pisau pecah berkeping-keping.

Glazia tidak peduli dengan Verna, sedikit melirik dengan tatapan galak membuat siapapun menciut nyalinya, gadis itu melangkahkan kaki santai meninggalkan ultra colloseum.

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang