Perang (1)

102 9 21
                                    

"Pergilah ke alammu!"

Sebuah senjata melayang dan ultrawoman muda itu melompat sembari menghunuskan pedangnya membuat senjata berupa halberd terbelah menjadi dua bagian dilanjutkan untuk mengarahkan senjatanya pada sang mantan Guardian Flamerist Lair namun dia menciptakan sebuah pelindung (perisai) dengan amulet bintang 4 sisi.

Tentu saja gadis itu kalah telak. Beruntung sebelum jatuh berhasil mengembalikan keseimbangan sehingga mendapatkan posisi duduk jongkok sembari menancapkan pedang ke tanah agar terhenti hingga punggungnya menabrak batuan cukup keras.

"Bagaimana bisa jimat Flamerist Lair ada ditanganmu?!" interogasi Glazia.

"Merebut paksa. Kau saja bisa mengorbankan apapun untuk tujuanmu, aku juga bisa melakukannya!"

Tentabus datang dari udara sembari mengayunkan senjata berjenis pedang dengan mata pedang berbentuk pipih, sebelum kepalanya terpisah dari badannya segera gadis itu melakukan lompat harimau ke arah kiri dan pedang pipih tersebut menebas bebatuan hingga hancur berkeping-keping.

Sring

Tring

Ayunan pedang Tentabus yang selanjutnya berhasil dihalau oleh pedang perak milik Glazia. Posisi saat ini Tentabus berdiri dan agak condong ke depan sementara Glazia duduk berlutut sembari menahan pedang Tentabus.

Glazia akui jika Tentabus benar-benar tangguh dan dipenuhi dengan kekuatan yang bersemangat. Bersemangat untuk membunuh perusak alam semesta sepertinya. Jika Glazia mau, gadis itu rela ditebas oleh Tentabus agar ambisi Tentabus terpenuhi akan tetapi ia sadar bahwa apabila pasrah, usaha para Seishin di masa lalu untuk melindunginya akan sia-sia.

"Tentabus san? Aku memahami bagaimana perasaanmu... Berikan aku kepercayaanmu dan kembali pada posisi Guardian Flamerist Lair bersama Olux san dan kawan-kawan?"

"Untuk apa? Untuk menanggung kesalahanmu jika ingkar dari amanahmu?! Cih tidak sudi!"

"Bukan itu maksudku-"

"Tutup suaramu! Kau tidak lebih sebagai makhluk ego dan ambisius yang beruntung disucikan alam semesta! Hukuman yang dilimpahkan padamu tidak bisa diterima secara logis!"

"Watashi wa tsuyoi! Karena itu aku dihukum sebagai sosok yang memiliki tugas menjaga perdamaian!"

Tentabus tersenyum miring. "Saking kuatnya, kau sangat diwaspadai"

Glazia menggelengkan kepala. "Aku menghargai pendapatmu itu... Maafkan diriku yang tidak tahu diri, Tentabus san. Setiap makhluk yang bernyawa memiliki insting untuk melindungi diri, itulah yang akan kulakukan"

"Nyawa seorang perusak tidak berharga!"

"Ya... Kau benar. Tapi apakah seseorang yang sudah berubah sedikit saja tidak pantas untuk merasakan hidup damai meski sebentar? Kau tahu... Aku masih berusaha menerima diriku"

"Jangan berceramah!"

Tentabus mendorong pedangnya bersaaman dengan Glazia mundur ke belakang dan mendarat diatas bebatuan menciptakan jarak lebar.

"Seriuslah, Putri!"

"Aku sudah serius"

Mantan Guardian Flamerist Lair menghentakkan kakinya ke tanah sembari mengucapkan "Tantacel Attack" dimana dari area tanah yang diinjak oleh lawan. akan mengeluarkan tentakel-tentakel yang bergerak amat liar dan mempunyai fungsi membelah atau menangkap lawan.

Sebelum tercincang, Glazia terbang ke atas dan mengarahkan pedangnya hingga palang pedang menyentuh pinggang sebelah kiri. Gerakan tentakel yang liar dan cepat berhasil membuat mata white pearl itu pusing. Dia menutup mata bersamaan dengan tentakel-tentakel tersebut membungkus tubuhnya. Akan tetapi dari sela-sela lilitan tentakel mengeluarkan cahaya warna perak, sabetan warna perak dari bentuk horizontal sampai vertikal membelah tentakel itu.

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang