Tanpa basa basi
👇👇👇
Ujung dari lubang tersebut adalah rerimbunan hutan. Bocah laki-laki yang sewot itu tidak berbohong, didepan sana memang ada Batu Raja Hutan lebih tepatnya patung seekor singa yang sangat besar dengan gagah duduk menghadap ke arah barat tepat matahari yang sudah condong ke barat kira-kira saat ini sedang pukul 14:00 waktu setempat akan tetapi ekornya melengkungkan ke arah yang berlawanan dengan posisi duduk yaitu arah timur.
"Ada dua kemungkinan. Bisa jadi arah timur atau arah barat" gadis itu memutar otak. "Bait ketiga teka teki itu adalah Menuju Gerbang Air... Gerbang Air itu kemungkinan besar adalah air terjun"
Segera gadis itu mengeluarkan alat yang mendeteksi air. Alat mirip dengan kompas tersebut diarahkan ke seluruh penjuru tetapi tidak membuahkan hasil. Dugaannya air terjun tersebut bukan sembarangan air terjun pasti memiliki pelindung.
Suara ?, "Pilih satuan angka ganjil dan nama sayur lalu coretlah salah satu sisinya"
Gadis itu menggelengkan kepala bukan karena tidak paham tetapi mengisyaratkan jenuh, jenuh mendengarkan suara tanpa wujud yang sangat mengganggu.
"Satuan angka ganjil? Satu, tiga, lima, tujuh, sembilan?" Glazia memikirkan angka tiga dan sembilan. "Tiga... Sembilan... Timur... Selatan"
Hening.
"Jika angka sembilan. Buah yang mengandung kata 'latan' tidak ada. Timur... Timun? Mu---Mun" (bukan Mumun Pocong!)
"Mun... Jika salah satu sisi dicoret menjadi huruf r. Tunggu jawabannya timur! Ekor singa ini menunjuk arah timur!" begitu mendapatkan jawaban arah kemana dia harus melangkah, raut bahagia menyelimuti wajah ayunya. Glazia tidak pernah sebahagia ini. Hidup selama 6,100 tahun baru merasakan kebahagiaan yang belum ada banding.
Berlarian adalah metode berlangkah yang tercepat. Beruntung saja waspada kalau tidak wajahnya akan menempel pada dinding batu besar setinggi dan selebar ±600 meter (dinding maria :v). Gadis itu segera melompat untuk menaiki dinding batuan berwarna abu-abu berlumut hijau.
Ternyata itu bukan dinding melainkan bendungan besar yang jernih dengan air terjun tidak kalah besar. Glazia pikir berarti patung batu beserta lubang kecil yang dilalui dan jalanan menurun menuju hutan cemara seharusnya tenggelam di dasar danau berhubung didirikan bendungan alhasil mengering.
Dengan posisi rendah bersiap untuk terbang menyeberangi bendungan raksasa menuju ke dalam air terjun. Tangannya diturunkan ke dalam air menciptakan ciratan-ciratan kecil. Ia sedikit terbang lebih tinggi lagi dan hanya tinggal beberapa meter lagi dapat meraihnya namun...
Gggggrrrraaaaaaaaa
Tatatatatata!!! / plakUlang!
Gggrrrrrrrraaaaaa!!!!!! Raaaarrrrrggghhhh!!!!
Seekor kura-kura raksasa berleher panjang. Ayunan kaki berbentuk sirip yang besar menciptakan deburan ombak sampai air-airnya keluar dari area dinding. Kura-kura tersebut adalah Killer Turtle, menurut cerita yang beredar Killer Turtle hewan langka dari Planet Mitsurin dan sesuai namanya kura kura unik itu membunuh lebih dari 3000 orang setiap tahunnya. Pendapat Glazia, bendungan tersebut dibuat untuk mengurungnya.
"Jangan menciptakan ombak atau bendungan akan rusak!" kata Glazia mencoba bicara baik-baik dengan si kura-kura.
"Bocah pangeran itu lalai membiarkan orang masuk!" kura-kura itu berbicara dengan nada mengejek. Tapi Glazia tidak ambil pusing, hatinya sudah kebal.
"Aku ingin mengambil pusaka Kaisar Zandar yang tersimpan dibalik air terjun ini. Aku putrinya!" Glazia memperkenalkan diri tetapi belum menyebutkan nama. "Aku Glazia, Ultrawoman Glazia"
"Begitu rupanya. Adakah cara agar aku mempercayaimu?"
Splashh!
Chryssa mencambuk genangan air dan kembali menciptakan ombak besar.
"Majikan Chryssa? Masuklah ke Gerbang Air, setelah itu tidak ada lagi yang menghalangimu. Memang ruwet dan menjengkelkan tapi semangatmu kuat juga. Semoga sukses Putri"
Killer Turtle menenggelamkan bagian kepala dan leher terdahulu kemudian masuk ke dalam air dengan posisi telentang. Glazia terbang tinggi untuk menghindari basahnya air bendungan yang menggelombang seperti ombak akibat ulah Killer Turtle.
Glazia terbang kembali. Gadis itu berhasil menembus air terjun dan mendarat sempurna. Tetesan air menuruni kepala yang tidak sengaja terciprat derasnya aliran waterwall tersebut.
Netra white pearl Glazia menelurusi setiap inci goa mini tersebut. Glazia menaiki anak tangga yang menuju ke puncak atas. Pemandangan seluruh bendungan terlihat lebih jelas. Salah satu sisi dinding melompong menampakkan langit mendung dan seberkas cahaya. Glazia berjalan ke sana. Glazia tertegun melihat pedang emas tertancap diatas batu yang disinari cahaya.
Itulah pusaka yang dicarinya.
Glazia, "Akhirnya ketemu"
Glazia memberanikan diri untuk menyentuh gagang pedang dan kilasan di masa lalu tentang bagaimana ayahanda-nya merancang teka teki pusakanya, ternyata sudah dari lama Kaisar merancang semua ini. Dia tahu sewaktu-waktu akan melepas pedang tersebut cepat atau lambat, dan untuk melindungi putri semata wayangnya maka diletakkan di Planet Mitsurin dengan penjagaan ketat. Bocah pangeran Planet Misturin yang menyebalkan, patung yang membingungkan belum lagi kura-kura pembunuh sudah kompromi dahulu.
Gadis itu terus menitikkan air mata ditengah mengeratkan pegangan dan sling! pedang tersebut dapat tercabut dari bebatuan.
Sinar putih keluar dari pedang, lalu sinar putih lain turun dengan anggun dari langit tempat cahaya yang tadi menyinari pedang. Dua figure ultra berbeda gender yang tubuhnya bercahaya putih keperakan berada didepan sana, perlahan membentuk figure seorang pria dewasa duduk diatas batuan dan seorang wanita yang menemaninya duduk disebelah kirinya. Mereka tersenyum bangga. Kaisar Zandar dan istrinya Permaisuri Alydia.
"Ayahanda ibunda?"
Dengan raut wajah ketidakpercayaan, Glazia menancapkan pedang diatas tanah. Lidahnya kaku untuk berkata-kata. Gadis itu berlutut didepan arwah ayahanda dan ibundanya, spontan menenggelamkan wajahnya ke dalam lutut orangtuanya yang saling melekat (note : arwahnya enggak transparan jadi bisa disentuh) dan gadis itu kembali menumpahkan air mata sederas air terjun yang dilewati beberapa saat lalu, isakannya cukup keras. Glazia menumpahkan segala kesedihan dan kebahagiaan dengan tangis. Tangan lembut mereka mengusap pucuk kepala putri mereka.
"Daijoubu... Semuanya baik-baik saja..."
Momen orangtua-anak yang mengharukan akan terjadi...
Dichapter depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/262023407-288-k337502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...