15 - Awal Keapesan

38 4 14
                                    

Akhir pekan.

Lunaria sempat sakit satu hari, dia mengalami demam tinggi. Ultra itu masih makhluk hidup ya, masih bisa sakit. Sekarang dia sudah kembali sehat dan beraktivitas seperti biasa, namun Yura menyuruhnya tetap di rumah dan melarangnya pergi ke restoran untuk kerja seperti biasa. Hampir rumah sepi karena semua pergi ke restoran mulai dari Papa Kouichi, Zensuke, Kinae, Naya. Mama Yura? Beliau belum kelihatan sejak sarapan.

"Sudah sembuh ya. Kukira orang sepertimu tidak bisa sakit, rupanya bisa sakit juga" ejek Atsuki. Kalau Atsuki pikir-pikir baru pertama kali dia melihat neesan nya sakit.

"Aku ini makhluk hidup ya, sakit itu wajar!," seru Lunaria. "Hei kau belum mandi ya?" Lunaria memperhatikan Atsuki yang masih dekil seperti anak ayam kecemplung got. Dia mengejek berkedok bertanya.

"Belum. Ini baru mau mandi. Selesai sparing basket di komplek sebelah terus bantu bocil-bocil kematian ambil mobil-mobilan kecemplung di air becek. Kenapa?" Atsuki menjelaskan dengan gamblang.

"Bau terasi, mirip anak ayam kecemplung got" kata Lunaria to the point.

"Diam, pendek!" reflek Atsuki agak teriak. Agak gedeg sama neesan yang hobi ejek saudara.

"Tinggi kita sama, bocah nakal!" balasnya tidak terima.

"Aku lebih tinggi 5 milimeter dibandingkan kau! Aku 174,5 meter eh cm!"

Kemudian Yura keluar dari dalam rumah. Memakai baju bagus, dress panjang dan tertutup warna hijau botol dan menenteng tas kecil warna hijau botol juga dengan make-up tipis-tipis dan rambut sebahu tidak dihiasi apapun, sepertinya beliau mau pergi ke kondangan.

"Sudah jangan ribut-ribut! Na chan, tolong antar Mama ke tempat kondangan ya" kata Yura, beliau tidak sempat mau ngomel-ngomel sama dua anaknya.

"Atsu saja, Ma! Luna nee baru sadar setelah seharian tidur tidak bangun-bangun" sebagai anak laki-laki dan adik yang baik, Atsuki menawarkan diri. Disatu sisi Atsuki pengen jalan-jalan.

"Mama tahu Na chan baru sehat. Tapi Atsu kun kalau bawa motor seperti pengen cepat-cepat ketemu Tuhan. Kau selalu ngebut, padahal Mama sering bilang untuk pelan-pelan! Takut make-up rusak" kata Yura.

"Baiklah. Atsu mau menyusul Papa dan yang lain ke restoran saja," ujarnya. "Siapa tahu ada cewek-cewek cantik mampir"

"Kumat!"

"Keturunan siapa ini?!"

"Ma! Suruh Atsu urus kuda, Ma. Atau suruh cosplay Pennywish"

"Mbak, jangan kompor deh!"

Setelah itu Atsuki ngacir ke dalam rumah. Lunaria pergi ke garasi untuk ambil motor tapi sepertinya hanya tersisa satu motor dan mobil.

"Ma! Motor matic dan motor gigi sepertinya dibawa ke restoran. Adanya Kawasaki dan mobil!" toa mode on Lunaria berteriak dari dalam garasi.

"Yang Kawasaki saja. Kalau mobil, kau kan belum belajar" Mama tidak kalah ngegas. Sempat dikira bakal dilempar pakai panci gara-gara teriak eh Mamanya sama saja. Jadi aman.

"Anu... Ma, sebenarnya bisa. Bawa spaceship sabi kok" batin, sabi = bisa.

Karena sudah mendapat izin maka Lunaria membawa motor tersebut keluar dari garasi tanpa lupa dua helm, untuk keselamatan dan tidak ditilang pak polisi. Di depan, Yura sudah menunggu. Tidak lama kemudian motor besar warna hitam dan putih keluar dari pekarangan rumah dan berhenti didepan Yura.

"Eh ternyata kau bisa napak padahal motornya tinggi lho?" tanya Yura keheranan.

"Ma, Luna tinggi..." jawab Lunaria, dia menyerahkan helm untuk Yura.

"Oh iya ya! Terus rambut panjangmu mana, nak? Kok tidak ada?" tanya Yura sembari memakai helm.

"Digelung baru pakai helm"

"Oke..."

Setelah itu Yura naik ke atas jok motor bagian belakang, duduk miring karena memakai dress.

"Mama sudah siap. Bawa motornya pelan-pelan, kecepatan tidak boleh lebih dari 40 km/jam!" Yura mengeluarkan perintah.

"Oke, kanjeng mama. Kita berangkat" lalu Lunaria menurunkan kaca helm (helm biasa, bukan helm fullface). Tancap gas dan melaju secara perlahan di jalan beraspal.

"Pelan-pelan!!!" ucap Yura.

>> Jalan.

"Kurangi kecepatannya. Ini kencang sekali" kata Yura.

"Ma, ini sudah pelan" kata Lunaria.

"Kurangi lagi. Ini kurang pelan" kata Yura lagi.

"Ma, dari tadi kita gliyak-gliyak (pelan-pelan)" kata Lunaria lagi.

"Pasti ini diatas 40 km/jam kan?!" tuduh Yura.

"40 km/jam darimana, Ma?," kata Lunaria capek. "Ini 30 km/jam"

"Masa?!"

"Au ah gelap"

Akhirnya setelah bergerak seperti siput, Lunaria mengantarkan Mamanya dengan selamat ke lokasi kondangan dan tepat waktu. Yang punya acara kondangan adalah teman SMA Yura dulu, anak temannya menikah.

Setelah motor berhenti dengan pas di tempat parkir yang sudah tersedia, Yura turun dari motor dan menyerahkan helm pada anaknya.

"Mama agak lama. Kau bisa pergi ke tempat lain sambil menunggu Mama, pulang juga boleh" kata Yura.

"Oke, Ma"

Yura pergi. Lunaria turun dari motor, dia menitipkan helm ditempat penitipan dan kunci motor dimasukkan ke dalam saku celana. Lunaria punya rencana untuk jalan-jalan santai di kota kecil ini dan menikmati kesendiriannya.

Kota selalu ramai dengan lautan manusia yang memiliki berbagai kepentingan dan kesibukan tersendiri. Kendaraan pribadi ataupun umum lalu lalang di jalanan aspal. Lampu isyarat berganti-ganti sesuai program yang sudah ditetapkan guna mengatur lalu lintas yang teratur.

Seorang gadis berjalan diatas trotoar seraya mengamati daerah sekitar sana, Lunaria. Untuk berjaga-jaga, disamarkan aura ultra miliknya walau sekarang ini raganya entah dimana namun ciri khas ultra warrior masih melekat, termasuk kekuatan Eternity brace atau gelang dengan 3 gems serpihan plasma spark. Sudah 1,5 tahun ia melakukannya.

Dibanding hal itu Lunaria bergerak cepat menghindari kerumunan orang-orang karena siapapun yang melihatnya tidak akan mudah melepaskan pandangan. Katakanlah ia terlalu menarik perhatian entah itu karena wajahnya ataupun rambut biru panjangnya.

"Astaga aku seperti bukan manusia kalau ditatap seperti itu" keluhnya pada diri sendiri.

Lunaria mempercepat langkahnya.

Tanpa pikir panjang gadis itu memutuskan untuk lewat gang saja biar cepat sampai ke parkiran umum. Kalaupun ketemu preman bisa diatasi tanpa ada kesulitan. Tanpa kekuatan dan hanya memakai kekuatan fisik lebih dari cukup untuk membuat para manusia kurang kerjaan penunggu gang kabur tunggang langgang.

Namun...

Entah pilihan salah atau kurang beruntung atau malah dua-duanya Lunaria dipertemukan dengan dua seijin yang sedang diskusi tentang barang antik.

Pertanda apa ini?.

Tbc.

*

*

Siapa yang kira-kira seijinnya?

Auplak : Pengen cepet-cepet balik ke M78
All oc : Makanya rajin up!
Auplak : (Melarikan diri)
All oc : Mewakili Auplak, jangan lupa untuk vote dan comment!

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang