Ungkapan Singkat

126 10 25
                                    

Anak alam sering menyempatkan waktu untuk mengunjungi alam disela-sela luangnya. Contohnya Zia.

Bersama dengan Vie mendarat didekat air terjun yang mereka tuju tanpa melupakan bekal secukupnya. Rencana mereka akan mendaki bukan langsung mendarat di puncak. Keduanya duduk santai pada salah satu batuan untuk mendiskusikan sesuatu.

"Kita mendaki lewat bukit itu nanti diujung ada tangga alam yang mengantar menuju puncak" jelas Glazia menunjuk sebuah bukti didekat air terjun tersebut.

"Aku paham" jawab Visora singkat.

Tidak lama datanglah rombongan terdiri dari 6 laki-laki dewasa, 4 wanita muda, dan 1 gadis remaja usianya tidak jauh beda dari Vie. Dari barang-barang yang mereka bawa sepertinya mereka akan melakukan pindahan dan karena jarak tempuh jauh maka memutuskan untuk singgah.

Keduanya sempat menyapa, lalu dengan ramah rombongan menanggapi sapaan dua perempuan ini. Tiba-tiba ada gadis remaja berlari kencang ke arah mereka dan memberikan benda bulat sebesar kuku jempol berwarna perak kepada Glazia.

Sebelum bertanya, gadis remaja kembali pada wanita yang tak lain adalah ibunya. Satu kata disebut "Aly" (dibaca Ely).

"Apa ini?" kata Glazia.

"Simpan saja siapa tahu berguna" seru Visora. "Lanjut yuk"

"Ayo"

Setelah 1 jam perjalanan...

Kini dua ultrawoman sampai di puncak air terjun dengan jalan kaki menapaki tangga batu setinggi 1000 meter diatas permukaan air laut. Sepoi angin kencang menerbangkan surai mereka. Rasa lelah yang menjalar ditubuh namun semua akan terbayar oleh keindahan alam dari atas sana, hutan hijau dan aliran biru terukir indah bagaikan lukisan tangan.

"Kalau begini pemandangannya. Bisa bangun rumah disini" kata Visora mulai halu membayangkan kediaman pribadi impiannya.

"Rumahmu disini. Rumahku disana" tangannya menunjuk dataran luas dengan cukup tinggi dari air yang letaknya diatas danau.

Saat Visora hendak duduk diatas batu ada suara gadis remaja yang sama kembali mengatakan sebuah ucapan singkat "Aly" sembari menunjuk Glazia. Unnamed girl itu melakukan tarian acak namun aesthetic. Awalnya mereka hanya membiarkan Unnamed girl, tidak lama datang wanita tua dan berulang kali menggoyangkan tubuh si gadis yang dipanggil anakku. Glazia diam-diam mengeluarkan jarum penenang dari Royal card lalu dilemparkan dan menancap pada lengan unnamed girl. Seketika gadis itu pingsan didalam pelukan ibunya.

"Bu? Sebenarnya ada apa?" tanya Vie penasaran akan tingkah laku yang seperti kesurupan.

"Aku tidak tahu. Tapi suatu hari tunangan anakku tidak ada kabar setelah 2 hari berburu maka anakku memberanikan diri ke hutan. Namun ternyata mereka berdua tidak kunjung kembali, kami cemas dan melakukan pencarian ternyata anakku bersama tunangannya berada didalam goa, sayang tunangan anakku tidak lagi bernyawa sementara anakku seperti orang lain walau anakku ingat siapa identitas pribadi dan orang yang dikenal. Anakku sering menggenggam benda bula yang asing bagi kami dan dia sering mengatakan Aly" jelas si wanita panjang kali lebar kali tinggi.

"Aly? Anak anda juga mengatakan Aly padaku. Nyonya apa kau tahu ungkapan Aly?" Glazia mencoba untuk bertanya.

"Aly? Setahuku Aly nama ratu" kata si wanita. "Kalian mediskan? Tolong periksa anakku"

Vie melakukan tugasnya dan Zia yang merasakan ada keganjilan seperti energi tak diundang (bukan santet) juga berusaha mengeluarkannya agar tidak lagi mengganggu tanpa lupa mencabut jarum penenangnya. Percikan emas muncrat dari dahi unnamed girl sedikit mengejutkannya karena muncul tanpa ada lubang.

"Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa"

Visora selesai. "Anak ibu baik-baik saja. Kurasa dia mengalami shock besar dengan apa yang dulu dia lihat, ketika diperiksa tidak butuh 1 minggu dia akan sadar"

"Kuharap begitu" kata si ibu unnamed girl.

(Skip)

Glazia POV

Puas menjadi anak alam di hari cuti. Kami memutuskan untuk pulang kebetulan rivalku ada acara mendadak sedangkan aku melanjutkan tugas jaga mansion sendirian.

Begitu kubuka portal, kurebahkan tubuh pada permukaan lembut khas pulau kasur kesayanganku biarkan aku dikata gadis muda yang malas oleh ibu-ibu, coba silakan cek schedule mingguanku SCH-Luar Tanah Cahaya. Abaikan part ini.

Aku mengeluarkan sesuatu dari dalam color timerku. Benda bulat pemberian gadis misterius tadi siang, berbentuk bulat dan berwarna perak yang terlihat seperti lonceng dimataku. Aku rasa gadis tanpa nama itu adalah perantara untukku dengan suatu hal penting. Pikiranku melayang pada kata "Aly".

Aly? Aly? Seperti pernah menemukan kata Aly... Tetapi dimananya yang tidak kuingat.

Sungguh, aku sangat tidak menyukai permainan kata ataupun teka-teki namun apabila tidak ada kesan misterius terasa biasa-biasa saja.

Disaat sedang berpikir keras, rasa kantuk tanpa permisi sudah menyerangku bahkan beberapa kali menguap dan kututupi dengan kedua telapak tangan. Benda misterius tersebut kusimpan didalam laci dibawah ranjang. Aku pun tidur siang.

Glazia POV end

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang