Pertarungan terus berlanjut dan tidak terasa matahari semakin naik keatas. Perkiraan jam, kalau tidak salah sudah jam 10.00 waktu setempat.
Keringat terus membanjiri tubuh dan nafas yang tersengal-sengal, luka-luka juga tidak absen bahkan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Sring
Duar
Pertemuan dua senjata oleh sang pengguna yang melayang di udara bebas menghasilkan ledakan cukup besar. Kedua makhluk yang bertarung sangat sengit kembali mendarat diatas tanah kemudian mengambil kuda-kuda, akan tetapi tidak ada niatan untuk saling menyerang.
Sepasang mata heterokromia itu masih waspada terhadap lawan didepannya yang terbilang cukup licik. Bersamaan dengan kembali berubah ke form Shappire alias basic form karena menggunakan form terkuat diantara yang terkuat sangat menguras tenaga. Dia masih menyisakan cukup kekuatan untuk memaksimalkan kerja ocean blue eyes pada mata kiri.
Lalu tombak Fourinity tergantikan oleh silver blade yang digunakan hanya 1 pedang tanpa pasangan pedang (silver blade itu adalah silver dual blade, jika cuma 1 pedang yang dipakai cukup di sebut silver blade sebagai pembeda). Menggunakan Fourinity Spear juga perlu tenaga yang besar.
"Melihatmu masih bisa berdiri seperti itu membuatku ingin menguburmu hidup-hidup, Putri!"
Iris merah maroon itu menatap sesuatu yang cocok untuk mengubur tubuh Glazia dengan layak dan bahkan kelewat mewah melebihi bangunan bernama Taj Mahal. Ia melihat sebuah perbukitan pada bagian puncaknya sedikit berkilau, pertanda bahwa didalam pegunungan tersebut menyimpan batuan mulia. Ketebak apa yang Tentabus pikirkan.
Yakni mengubur Glazia didalam timbunan berlian atau bisa jadi kristal.
Di sisi lain area, The Guardian juga sudah berjuang sebaik mungkin agar tidak menjadi beban untuk ultra warrior yang mereka lindungi dengan nyawa masing-masing. Deora dan Onyx juga cukup baik dalam pertarungan udara melawan dua makhluk yang memiliki sayap seperti mereka. Sisanya saling bekerjasama menjadi perisai untuk satu sama lainnya, sekaligus bertarung untuk mereka sendiri.
Mulai dari sini pemaksaan kekuatan pelan-pelan terjadi.
Ultrawoman muda ini mengambil kuda-kuda andalan dan satu kali hentakan kaki ke atas tanah menyebabkan tanah tempatnya berpijak sedikit rekah. Dengan running speed secepat 30 mach (aslinya 45 tapi diturunkan), ia melompat setinggi 425 meter (merupakan setengah dari tinggi lompatan sebenarnya yakni 850 meter).
Pedang silver itu berselimutkan api biru yang membara dan gerakan cepat itu mengincar pinggang Tentabus (mau bikin kiko :v) untuk membelahnya dalam merebut kembali jimat berbentuk lambang empat api dan kemudian akan menyegel Tentabus.
Tentabus bisa menangkal serangan itu. Namun siapa sangka kalau Tentabus membiarkan Glazia mendekatinya segampang itu, pasti ada apa-apanya. Laki-laki tersebut menghadang silver blade menggunakan pedangnya yang berwarna gelap. Laki-laki itu menyeringai.
Dengan kecepatan tinggi, Glazia terus memainkan pedang perak miliknya dan menebas ke sembarangan arah membuat Tentabus cukup kesulitan untuk membaca serangan acak saking cepatnya pedang tersebut.
Tidak cukup dengan pedang saja, tapi 10 belati perak lengkap dengan bom kertas tertuju kepada Tentabus sehingga menimbulkan ledakan keras dimana-mana yang asapnya menyulitkan lawan untuk melihat area sekitarnya.
Cling
Kilauan yang dipancarkan dari jimat bintang empat berada diudara menandakan bahwa benda keramat tersebut tidak lagi ditangan Tentabus lagi.
Dengan kecepatan tinggi, gadis itu kembali melompat ke udara kosong dan meraih jimat ke dalam tangan kemudian dirangkulnya ke dalam dekapan. Akan tetapi pendaratannya tidak mulus. Punggungnya menghantam keras sebuah dinding tebing sampai mengakibatkan retakan parah. Disela-sela, Glazia membuka kedua tangan yang membungkus jimat untuk memastikan bahwa semua baik-baik saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/262023407-288-k337502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...