Menjenguknya

97 10 28
                                    

Sampe lumutan gara-gara gak dipublish segera.

Selamat membaca 😀

*

*

Waterfall Palace. Tempat persinggahan untuk Lunaria selama di Hollow 12, bentuknya terbilang sederhana bukan berarti selera rendah tetapi nyaman untuk ditempati. Pembangunan hanya butuh waktu 3 hari berkat sokongan alat-alat yang tidak kalah canggih. Lokasinya berada di tengah-tengah sungai besar di pusat kota Zaycrone dan tidak perlu mengkhawatirkan jika Waterfall Palace menyebabkan banjir. Kalau ingin bundir tinggal lompat saja /digampar oc.

Ditempat tersebut tidak memerlukan penjaga seperti pengawal cukup dengan sistem keamanan otomatis yang dikembangkan oleh ilmuwan Hollow 12. Untuk para pelayan tetap ada karena Lunaria mustahil bisa merawat tempat sebesar itu. Lengkap dari atas, bawah, kanan, kiri, depan belakang bahkan dibagian dalam sungai sekitar palace. Sebenarnya Lunaria ingin menolak, kan dia ultra warrior dan kewaspadaannya tak pernah turun sekalipun ditengah tidurnya tapi kena ceramahnya Emma.

Semua orang protective terhadapku, pikir Lunaria disepanjang lorong palace tersebut.

"Lunaria-sama?" seruan lembut nan tegas berasal dari wanita tua. Ia Emma, dalam balutan pakaian klasik warna coklat milo.

"Nyonya Emma menjengukku? Terimakasih" ucap si gadis.

"Iya..."

"Apakah sudah ada petunjuk tentang sisa Kuraunkoa warga Hollow 12?" Lunaria to the point. Inilah hal terakhir yang harus ia lakukan sebelum pulang ke Nebula jumpa kakek dan abang.

"Sudah. Dari laporan mata-mata lapangan... Semua Kuraunkoa sudah dilelehkan tanpa sisa. Kemungkinan kita tidak bisa mengembalikan warga kita ke wujud kyojin ras Hollow 12" wanita itu menunduk, menyembunyikan rasa kesal yang amat mendalam. Emma mengambil sapu tangan dan mengusap air mata.

"Aku akan berikan Kuraunkoa punyaku. Produksi dengan baik, olah kekuatannya dan kembangkan menjadi alat yang dapat membantu warga kembali ke wujud mereka" pinta Lunaria.

"Ilmuwan negeri kita bukan sembarangan bukan? Aku yakin mereka mampu mengembangkan sebuah alat, seperti Plasma Spark di Land of Light atau Descade di planet Absolutian Menyebalkan itu..."

Tangannya menampakkan sapu tangan putih yang disana terdapat Kuraunkoa.

Kapan cabutnya???!!!!!!

"Kapan kau mencabutnya?! Kenapa kau cabut?! Nanti apa yang akan terjadi jika Kuraunkoa tidak bersamamu? Ini kekuatan tambahanmu!" rentetan ucapan dari orang yang paling dipercaya keluarga kerajaan menghujani Lunaria.

"Aku baik-baik saja. Aku masih punya api biruku, kekuatan cahaya dan sihir iblis belum lagi semua senjata itu. Untuk kembali ke wujud ultra, sudah punya alat transformasi. Aku malah tidak tahu mau kuapakan Kuraunkoa itu, kekuatannya akan lebih bermanfaat kalau dijadikan sarana warga untuk kembali ke wujud kyojin mereka. Aku tahu ini gila tapi maaf aku bukan orang egois" ujarnya panjang x lebar.

"Jika kekuatanmu habis?" Nyonya Emma terlalu khawatir pada Lunaria.

"Perlu dijelaskan ulang, Nyonya? Aku punya cadangan kekuatan iblis yang besar, lalu serpihan plasma spark ditangan kananku, pasokanku infinite. Ultra itu memanfaatkan cahaya plasma spark untuk kelangsungan hidupnya. Kau khawatir color timer pada wujud ultraku berwarna merah bukan? Tenang saja aku tidak terikat hukum 3 menit ya katakanlah aku masih bergantung dengan kekuatan alam semesta yaitu elemen api, api biru sih. Color timer berkedip jika hidupku diujung tanduk tapi tenang saja Nyonya Emma, aku tidak akan mati konyol"

"..."

"Kalaupun leluhur kaisar terdahulu atau arwah ayahanda dan ibunda memasuki alam mimpiku kemudian mereka memarahiku karena mencabut Kuraunkoa secara sembarangan tanpa ada persetujuan, aku siap kena ceramah atau menanggung akibat apapun bahkan dicoret dari garis keturunan akan kuterima. Yang penting sekarang nasib warga kita tidak terlalu merana, bayangkan jika pertahanan kita sekokoh dahulu pasti susah ditembus"

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang