"Final stage! 10 peserta akan memanah semua papan target disini dan apabila sudah merasa selesai dipersilakan membunyikan lonceng, keputusan berada pada Tuan Rhon" MC bersuara dengan lantang.
Seorang peserta maju ke arena yang cukup sombong diikuti asistennya, dengan mantap memegang busur dan melepaskan satu persatu anak panah sampai target dengan tepat sasaran. Peserta tersebut berjalan ke lonceng besar dan memukulnya cukup keras.
"Gagal!" Rhon menyatakan peserta gagal meski 5 panahnya tepat sasaran. Tentu hal tersebut memberikan komentar bermacam-macam.
Peserta berikutnya juga tidak jauh berbeda. Gagal dan gagal, bahkan sampai peserta ke-8 juga menjumpai kegagalan. Mereka tidak mengerti maksud Rhon menyatakan gagal meski anak panah tepat sasaran.
"Sudah sampai pada peserta perempuan yang menjadi peserta terakhir. Akankah gadis muda ini berhasil memanah semua papan target ataukah bernasib sama dengan peserta lain?"
"Semua? Baiklah"
Dengan santai gadis bermata tertutup melangkahkan kaki menuju posisi yang sudah ditentukan. Busur diposisikan vertikal pada tangan kirinya kemudian mengambil 5 anak panah sekaligus dari wadah dan diletakkan pada tempatnya, tali senar ditarik ke belakang.
Sebelum dilepas lebih dulu membaca arah angin sembari mengkira seberapa besar peluangnya, angin berhembus sangat pelan seakan mendukung anak panah gadis itu untuk melaju. Begitu sudah mantap, anak panah dilepas dan semuanya tepat sasaran.
Tercengang part 3. Tidak ada orang tidak tercengang. Ultra Father lebih dulu memberikan tepuk tangan sambil memasang senyum, semua orang pun bertepuk tangan. Gadis yang matanya tertutup itu seakan punya penglihatan lebih. Semua orang bersorak.
"Nona muda? Sudah merasa selesai?" tanya MC.
"Belum" jawab sang gadis.
Si gadis masih mengambil 1 anak panah, kali ini busur pada posisi horizontal dan hal yang lebih mengejutkan si gadis menargetkan Rhon akan tetapi pria itu nampak santai.
"Apa-apaan ini?!" kata seorang ultra siapa lagi bukan Zenosh.
"Tenang Zenosh san, jangan khawatir" jawaban Rhon mengundang keterkejutan semua orang disana. "Jangan ragu, panah targetmu"
Sebelum memanah sang gadis tersenyum smirk dan baru melepaskan anak panah dari senar. Yap tepat sasaran. Ternyata bukan Rhon yang jadi target melainkan papan target dibelakangnya.
"Kaulah... Pemenangnya nona muda" ucap Rhon. "Kau menjadi pemenang wanita pada posisi 9 disetiap kompetisi yang kudatangi, selamat untukmu"
"Terimakasih Rhon san" kata gadis itu ramah.
"Bisa kau lepaskan penutup mata? Kami ingin melihat siapakah ultra warrior wanita Tanah Cahaya yang menjadi pemenang Grand Prixe Archer" pinta pria itu dengan penuh sopan santun.
"Tidak perlu. Nanti aku kena masalah" ujarnya menolak baik-baik.
Rhon mengangkat alis sebelah(?). "Kena masalah? Kau sudah membuktikan dirimu melalui kompetisi ini dan tentunya meningkatkan prestasi Tanah Cahaya, seharusnya orang-orang memiliki pandangan yang berbeda setelah ini. Jangan ragu nona muda"
"Kuharap tidak menyesal"
Busur diletakkan ke bahu dan gadis itu lebih dulu melepaskan sarung tangan hitam pada tangan kanan sampai menampakkan sebuah gelang. Tangannya mulai melepas ikatan kain yang menutup mata, kedua kelopak bergetar beberapa saat baru menampakkan iris white pearl yang indah. Glazia.
Tercengang part 4. Speechless. Ekspresi warga Tanah Cahaya hanya melongo yang tidak ada sorot kebencian, sepertinya Glazia berhasil menaklukkan hati mereka dengan menjadi pemenang satu-satunya Grand Prixe Archer.
Lebih terkejut bahkan hampir pingsan dan hampir jantungan stadium akhir adalah Zoffy.
"Zia?! Zoffy nii adikmu glow up!" kata Taro.
"Zoffy nii?" seru Ultraman yang kebetulan duduk didekat Ultra Brother nomor one.
"..."
"Niisan jangan bercanda begitu!" meskipun terhalangi Ultraman tidak membuat Seven menghentikan langkah untuk menyenggol lengan niisan-nya agar sadar.
"Apa diantara kalian sadar?" kata Ultra Father.
"Tidak"
Kembali ke percakapan Rhon dengan the champion.
"Bagaimana hadiahmu nona?"
"Aku hanya akan mengambil setengah, sisanya sumbangkan"
Rhon mengiyakan.
Glazia balik putar. Begitu lewat didepan tempat duduk para Ultra Brother, gadis itu menundukkan kepala menyembunyikan ekspresi senyum mesem setelah mengetahui ekspresi abangnya.
*
*
*Beberapa saat berlalu...
Setelah Grand Prix Archer selesai, Glazia mendapatkan fans dadakan dan cukup banyak warga yang sadar akan perbuatan mereka di masa lalu dan bagi yang sadar meminta maaf, ada juga yang kekeh tidak mau meminta maaf dengan alasan berbagai macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...