Beberapa bulan kemudian...
Tidak terasa memasuki tahun ke-3 di Silver Medical College. Hari ini diselenggarakan ujian khusus yang menentukan masuk semester berikutnya yakni semester kelulusan atau semester 4, ujian tersebut meliputi medis dan bela diri yang lebih fokus pada praktiknya bukan teori, boleh berkelompok boleh individu. Rencananya akan diselenggarakan di Planet Water. Mengobati ultra warrior memang sudah biasa, kali ini yang menjadi bahan praktik adalah kaijuu/jenis hewan apapun. Waktu ujian berjalan selama 3 jam.
Sekarang Glazia dan Visora yang menjadi 1 kelompok berjalan menyusuri tebing curam dan terjal diatas permukaan air laut. Parahnya ada memo yang memberikan larangan untuk terbang. Menurut peta dari tim penguji, bahwa mereka nantinya mendapatkan tugas di Pegunungan Qin (Kin) apapun yang mereka temukan itulah yang menjadi bahan ujian.
"Siapa tim penguji yang memilih jalur seperti ini?" kata Visora setelah tiba di ujung. Gadis itu kesal lantaran pengujinya pilih kasih.
"Kalau jalur setahuku... Salah satu ibu kepala sekolah medis dari Planet U40" jawab Glazia. "Sudahlah tak ada gunanya marah-marah, ayo lanjut"
Mereka pun memasuki lembah dan untung saja sinar matahari masih bisa mengapai dasar. Dengan memperhatikan langkah sekitar tanpa menurunkan kewaspadaan sedikit saja. Tiba-tiba saja terdengar suara bising dari balik semak-semak, refleks kedua gadis itu mengeluarkan pedang tajam yang diacungkan ke sumber suara.
Rroaaaa!!!!!
Makhluk ular merah atau Redduosa, jenis kaijuu melata yang termasuk golongan purba berada didepan mereka. Ukuran Reddousa tidak main-main, memiliki panjang sekitar 310 meter dengan ujung ekor terdapat mata pedang tajam sebagai senjata rahasianya untuk melukai musuh selain melahap mentah-mentah.
Ujung ekor Reddousa bergerak ke arah depan, Glazia dan Visora menghindar ke arah berlawanan. Pedang yang berada ditangan cukup berguna dalam menangkis mata pedang kepunyaan makhluk melata bersisik abu-abu, bunyi dentingan dua logam yang bertemu menimbulkan suara gema disepanjang lembah.
Ketika sedang bertarung, sesuatu mengkilap seperti ujung benda tajam tanpa gagang memantulkan sinar matahari yang menyilaukan mata. Karena tidak ingin mengambil risiko maka ini kedua gadis itu bergegas membuat jarak aman untuk mengatur siasat.
"Kau lihat benda tajam dileher belakang Reddousa?" Visora mengawali diskusi.
"Tentu saja. Kurasa benda itu menyakiti Reddousa sehingga dia mengamuk begitu. Ayo kita cabut benda itu" kata Glazia.
"Ayo kita lakukan. Siapa tahu Reddousa ini ujian untuk kita. Kita cabut, satu orang satu dan giliran melakukan perlindungan" tambah Visora.
"Baiklah. Aku yang pertama, Visora lindungi aku"
"Tanpa kau minta dua kali, rival"
Untuk sekarang Glazia tidak akan memakai Chryssa dulu. Pedang ditangan kanan tergenggam cukup erat, gadis itu melompat ke udara untuk mencapai tengkuk si ular dan ujung ekor Reddousa menuju ke arah Glazia tetapi ditangkis lebih dulu oleh pedang punya Visora sehingga benda tajam tidak lain adalah anak panah bisa dicabut.
"Dapat satu! Vie giliranmu!"
Visora muncul dari belakang dan kepala Reddousa ditelengkan tetapi gagal telengkan kepala karena ada perisai sehingga kepala Reddousa menabraknya. Peluang tidak disia-siakan gadis merah itu mendarat diatas kepala Reddousa, anak panah terakhir dicabut baru turun dari sana dan mendarat disebelah rivalnya.
Hal tersebut memengaruhi sikap Reddousa yang mulanya galak berubah menjadi kalem bahkan menundukkan kepalanya dengan anggun. Glazia dan Visora membalas dengan anggukan satu kali.
"Reddousa? Apakah lukamu tidak dibersihkan?" tanya Glazia.
Respon makhluk ular merah itu menundukkan kepala agar sejajar dengan dua gadis ini, nampaklah dua bekas luka yang darahnya agak mengering. Teknik healing pun mereka dilakukan dan dalam sekejap beregenerasi. Sebagai bukti ujian, Glazia memberikan pita putih pada ujung ekor Reddousa bersamaan dengan Visora mengambil swa foto alias selfie.
Makhluk ular merah itu sekali lagi sedikit membungkukkan tubuhnya baru kembali masuk ke dalam sela-sela lubang didinding lembah.
"Akhirnya selesai juga. Ayo kembali ke pos berkumpul"
Pos berkumpul...
"Ultra Mother? Ultrawoman Glazia dan Ultrawoman Visora tidak terlihat di Hutan Fensha bahkan sudah lewat 3 jam" laporan salah satu tim menara pengawas masuk.
"Apa? Bukankah Hutan Fensha bagian mereka? Jangan-jangan mereka salah mendapatkan peta" seru Ultra Mother dan kembali mengecek peta. Benar dugaannya, peta Hutan Fensha dengan hewan rubah ekor 3 sebagai bahan ujian masih tersimpan dalam kotak.
"Kami tidak merasa memberikan peta pada Glazia dan Visora" kata penguji dari U40.
"Kami sudah memilah peta-peta untuk ujian" sahut penguji dari Juran.
"Kami kembali!"
Ketika kembali ke pos, 5 tim penguji langsung menghampiri Glazia dan Visora dengan wajah khawatir, mereka kira bahwa dua gadis ini menghilang.
"Syukurlah kalian selamat. Darimana saja?" Ultra Mother menahan menangis karena keponakannya hampir hilang.
"Pegunungan Qin, Lembah Qin, kami berjumpa dengan Reddousa"
"Apa?!" penguji dari O50 terkejut.
"Tunggu?! Kenapa bisa pegang Peta Qin. Bagian kalian adalah Peta Fensha?" tanya penguji yang berasal dari Z95.
"Ibu penguji dari U40 yang memberikannya" jawab mereka berdua.
"Aku tidak memberikan itu..." penguji tersebut membela diri karena memang tidak memberikan peta area Qin.
1
2
3
"Mungkinkah ada yang memanipulasinya?! Ada yang menukar peta kalian berdua?! Ini benar-benar keterlaluan" kata Ultra Mother marah.
"Lalu apakah kami masih ikutserta dalam ujian?" tanya Glazia meminta kepastian.
"Masih. Mungkin nilai kalian lebih tinggi dari teman-teman angkatan kalian karena hal yang kalian hadapi diluar ujian" seru Ultra Mother.
Glazia dan Visora lega. Perjuangan mereka tidak disia-siakan penguji.
ꪶ༉୭̣✩
*
💙
*
💙
*ꪶ༉୭̣✩
Bonus :
Planet Water bagian utara dihuni makhluk hidup yang berwujud raksasa namun bukan ras ultra. Hari ini anak-anak dibiarkan refreshing setelah tegang meski tidak sampai tegang seharian.
Dua rival ke taman bermain yang ramai pengunjung tapi dari arah lain datanglah 9 badut dan pantomim yang bekerja sebagai penghibur. Visora terlihat sangat senang karena terhibur berbeda Glazia yang pucat pasi.
"Lihat mereka lucu" ucap Visora mengamati Glazia. "Eh kenapa denganmu?"
"Aku trauma dengan pantomim"
"Phobia?!"
"Bu-bukan!"
Sebelum harga dirinya anjlok, beruntung masih bisa kabur ke salah satu gazebo di taman. Efek wahana labirin masih membekas dikepala Glazia.
![](https://img.wattpad.com/cover/262023407-288-k337502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...