Flamerist Lair

92 10 12
                                    

Dan pada akhirnya Glazia dan Deora tiba di sebuah planet yang terdiri dari empat warna api (putih, merah, hitam, biru) dan setiap 30 detik sekali semua api dari keempat wilayah menembakkan semburan api apalagi dimana-mana terdapat api hitam.

Flamerist Lair kacau dan keseimbangan mulai goyah, Glazia yang melihat hal ini merasa tidak nyaman sama sekali kemudian mereka mendarat disana.

Satu langkah melewati gerbang namun tidak terjadi sesuatu bahkan suhu tinggi Lair Flame mampu mencapai 10.000 derajat celcius jika dalam kondisi mengamuk tentunya.

"Damai. Rasanya seperti di rumah" bisik Glazia lalu menghapus air mata haru yang keluar dari pelupuk mata. "Aku pulang"

Seorang pria dengan dominan warna hijau dipadu coret perak datang entah darimana dan dari raut wajahnya memang dia tidak memiliki maksud buruk pada Glazia.

"Zia-sama. Perkenalkan aku Penjaga Olux yang bertugas untuk menjaga pintu masuk Flamerist Lair, aku penjaga kepercayaan ketiga Seishin. Setelah sekian tahun kita dipertemukan kembali"

"Kau adalah putri dari mendiang Kaisar Zandar dan mendiang Permaisuri Alydi. Aoi Hi no Seishin, Seishin Api terakhir"

Olux meminta Glazia agar mengikutinya dan mereka bertiga sampai didepan tugu dengan sebuah lambang kristal berbentuk bintang empat seishin api pada posisi mengambang terbuat dari kristal.

Kemudian Olux menyuruh gadis itu untuk menyentuh simbol api berwarna biru dan Glazia mengaktifkan api birunya dan mengusap secara perlahan. Sebuah keajaiban terjadi. Dirinya langsung memakai jubah panjang berwarna biru muda yang bagian bawah warna emas dan biru tua pada bagian leher terdapat bulu putih pada ujungnya warna biru.

Perlahan simbol api meleleh dan berganti sosok ultra biru bercorak putih-perak bersurai biru lurus sebahu dengan jubah biru muda sembari memegang bola api berbentuk cincin pada kedua tangannya.

Begitu juga dengan simbol Seishin lain, meleleh dan membentuk wujud ketiganya yang juga memegang cincin api lengkap dengan jubah kuning emas.

"Aku tidak percaya ini"

"Kalau ini masih kurang, kau bisa pergi ke aula kenangan. Silakan anda menuju ke Bilar Flame bangunan utama disini"

"Ta--"

Groaaaa!!!!!! Groooaaaa!!!!!!

Segerombolan makhluk tidak berakal yang disebut-sebut tadi. Makhluk berkulit abu-abu pucat dengan raga yang sangat menyedihkan. Dengan satu kali hempasan api biru melahap habis tubuh kurus kering mayat berjalan itu.

"Mari lanjutkan perjalanan"

Mereka bertiga segera terbang ke langit dan lagi-lagi api panas kembali terlempar ke udara tapi Glazia memakai api biru untuk mencegah semburan api kawah tersebut.

Sebuah bangunan menjulang tinggi yang dituju olehnya sudah mulai terlihat dan Olux tidak berbohong soal itu. Sayangnya bangunan tersebut sudah runtuh hampir separuh. Glazia segera mendarat disusul oleh Deora dan Penjaga Olux.

"Masuklah, kami akan menunggu disini"

Kriet kriet

Decit pintu menggema di lorong bangunan tua tersebut. Glazia melangkahkan kaki menyusuri lorong utama yang bagian kanan dan kiri berisi banyak lukisan keempat Seishin mulai dari urutan pertama sampai terakhir.

"Semua ini nyata"

Saat sedang fokus mengamati lukisan diri Glazia yang sedang berdiri dengan anggun dengan background api biru, tiba-tiba muncullah 3 cahaya yaitu merah dan putih serta hitam datang dari arah pintu lain.

Perlahan cahaya itu membentuk 3 wujud humanoid meski bukan wujud fisik melainkan hanya roh, yang tidak lain adalah Hagen (api merah) dan Roland (api putih) satunya Primrose (api hitam).

"Glazia"

Glazia diam. Karena tidak tahu harus memanggil mereka dengan sebutan apa.

"Panggil saja nama kami"

"Iya"

"Selamat datang di Flamerist Lair Tanah Api, rumah ketigamu setelah Tanah Cahaya dan Hollow-12. Kami yakin pasti kau mengalami cukup banyak kesulitan untuk mencapai tempat ini" kata Roland.

"Kau seperti mendiang ayahmu, penuh semangat dan pemberani" puji Hagen.

"Kami tidak bisa cerita tetapi hanya aula kenangan saja yang bisa menjawabnya. Pergilah ke sana"

Kemudian mereka siap untuk mengantarkan Glazia ke aula kenangan. Gadis itu terlalu semangat untuk mengetahui masa lalunya dan alasan dirinya menjadi Aoi Hi no Seishin.

Berbagai macam pertanyaan seperti aku siapa? Apakah aku sama seperti yang lain? Apakah aku bisa kembali ke Tanah Cahaya lagi? Apa aku penyebab orangtuaku tiada? Dan lain sebagainya.

Sampailah mereka didepan pintu kayu berwarna emas terang dengan hiasan yang cukup rumit pada daun pintu akan tetapi terkunci. Glazia menggunakan kekuatannya sebagai pembuka kunci dan terbuka.

"Apa kau siap melihat semua masa lalumu nak?" kata Hagen.

"Siap" jawab Glazia tegas.

Kemudian gadis itu menarik gagang pintu secara bersamaan lalu muncul cahaya terang menyilaukan mata bersamaan dengan kabut tebal keluar dari sana.

Bonus Pict :

Tugu Suci/Holy Pillar

Bintang Empat Seishin Api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang Empat Seishin Api

Bintang Empat Seishin Api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Glazia Cape

Glazia Cape

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang