Penyingkiran Sementara

120 13 14
                                    

"Tak akan kubiarkan kau pergi ke Tanah Api dengan mudah!"

"Kau pikir bisa lolos?! Jangan sombong dulu!! Teka teki yang kedua itu katakan padaku atau kau akan menyesal!!" bentak Tentabus. Alien bergender laki-laki itu membawa gada berantai yang siap untuk dipakai membuat Glazia buka suara.

"Kau pikir aku akan mengatakannya. Tidak akan. Ada terlalu banyak tempat di alam semesta ini. Sulit untuk mendapatkannya. Oh iya, seberapapun kau mengendalikanku, aku tidak akan menyerah!" kata Glazia dan tatapannya menajam bak elang.

Kepalanya berdenyut, tulang sumsum bagian belakang bagaikan tertusuk, dan bisikan-bisikan kecil berusaha menghipnotisnya terdengar pada gendang telinga. Sesaat gadis itu memegang sebelah kepala yang terasa akan meledak, gadis itu menolak perintah dari benda yang sudah berada dibagian tubuh lain untuk mengendalikannya.

"Kau tahu dirimu dikendalikan dan kau gadis keras kepala jadi cukup susah. Apa kau tahu dimana benda yang mengendalikanmu berada?! Tidakkan! Selamanya benda itu akan ada padamu! Muahahahahaha!!!!" sambar Himura. Perempatan merah imajer muncul pada kepala gadis yang dibilang keras kepala. Bukan kesal diejek keras kepala melainkan kesal dengan omongan.

Netra white pearl Glazia menangkap mayat werewolf hitam dengan memegang pedang saber perak yang tajam, werewolf itu punya title Jenderal Taring/General Fangs. Glazia ingat jika werewolf itu paling pemberontak, anti-Tentabus, dan saking kuatnya terpaksa untuk dimatikan.

"Untuk mempersingkat waktu---"

Wush!

Debu-debu menghalangi jarak pandang kedua musuhnya. Ketika debu perlahan hilang, Tentabus dan Himura hampir kehilangan keberadaan kedua perempuan ini.

Himura menemukan mereka dan berkata "Apa yang akan kau lakukan?!"

Glazia telah berada didekat mayat sosok werewolf berbulu gelap yang berada pada posisi duduk selonjoran bersandar di dinding goa. Kepala gadis itu mendekat ke telinga panjang milik werewolf setinggi 78 m dan berbisik...

"Bangun"

Seketika mayat werewolf itu membuka mata yang berwarna hitam pekat, wajahnya menampakkan raut kebencian dan dendam pada Tentabus. Werewolf itu menunjukkan taring tajam, pada beberapa gigi tertinggal bercak darah. Werewolf itu bangun sembari menggenggam pedang perak melengkung miliknya. Werewolf itu menunggu perintah.

Melihat mayat hidup werewolf dibawah kendali Glazia tidak membuat Tentabus gentar berbeda dengan Himura yang cukup gemetaran. Kakek tua itu sedikit mundur, tidak ingin mengambil risiko mati duluan. Tentabus siap dengan segenap kekuatannya.

"Tangan kiriku, Jenderal Taring... Balaskan dendammu pada mereka yang sudah membunuhmu"

Werewolf yang dipanggil Jenderal Taring berlari ke arah kedua makhluk itu dan menyerangnya dengan sangat agresif. Beberapa kali Himura hampir tergores pedang manusia serigala itu namun dia dapat menghindari kamatian sementaranya. Glazia memetik senar harpa 1 kali membuat Jenderal Taring menggila dengan serangannya.

Kuraunkoa yang sudah menyala, ditambah kekuatan gelap yang didapatkan, masih ditambah elemen api biru, jangan lupa energi Chryssa juga ditingkatkan sampai maksimal, energi cahaya yang cukup terkuras didongkrak kembali.

Glazia melemparkan jutaan bola api biru, dibelakangnya diikuti jurus harpa kegelapan, cambuk emas kekuningan, sinar putih terang ikut terjun. Kuraunkoa inti pembangkit kekuatan memberikan dorongan dahsyat.

Tentabus dengan kekuatan hitam menahannya dengan perisainya. Dia masih sempat sombong. Perkiraan Tentabus sedikit meleset, Glazia masih melakukan serangan dari bawah tanah menggunakan kousen bernama Fire Sonic Blast. Tanah amblas dan kedua villains terkunci dibawah kecuali kepala yang masih menyembul dipermukaan. Tanah tempat kepala villain pada bagian bawah terdapat lingkaran sihir dengan corak sangat rumit.

"Terkunci. Tak ada satupun yang berani masuk ke Cimmerian Realms jadi tak ada yang bisa menyelamatkan kalian!"

"Sialan!"

Glazia menghilangkan Clandestine dari tangannya. Gadis itu kembali mengeluarkan sinar bernama Prism Fire Active dan meruntuhkan bebatuan sehingga kepala dua villains terkubur dibawah sana.

"Zia-sama?"

Glazia menjawab, "Tidak apa-apa"

Gadis itu memberikan pukulan pada batuan yang menutupi mulut goa dan bersama Emma keluar dari sana. Pada mulut goa masih menciptakan pembatas.

Werewolf itu setia mengekor dibelakang ultra yang kini adalah tuannya. Sebagai tanda terimakasih atas kerjasama, Glazia mengembalikan kesadaran Jenderal Taring meski sudah bertipe mayat hidup.

"Kesadaranmu akan kembali..."

Glazia memetik senar Clandestine kembali. Aura gelap menguar ke udara dan mengelilingi tubuh Jenderal Taring. Dia mengerang merasakan sakit luar biasa. Bola mata pekat itu bergerak liar perlahan berubah menjadi warna jingga yang bersinar.

"Ultrawoman Glazia, Nona Muda Glazia. Tangan kirimu siap menerima perintah. Namaku Beastovith"

"Salam kenal Beastovith san. Karena kau sendiri yang mengabdikan diri padaku, aku akan memanggilmu jika kuberi tanda lewat siulan tetapi jika prediksi tidak melenceng sebelum kuberikan tanda pasti kau datang. Mohon bantuannya"

Beastovith membungkuk, kemudian berlari dengan keempat alat bergeraknya menaiki tebing tinggi dan dalam hitungan detik lenyap dari pandangan.

Emma, "Mari kita ke Hollow 12"

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang