Beberapa waktu kemudian..
"Kau gantikan aku selama aku pergi"
"Sampai berapa lama?" tanya si replikasi.
"Aku tidak tahu sampai kapan. Cukup gantikan aku. Yang jelas saat aku pulang, kau secara otomatis akan menghilang"
"Baik. Aku akan berlagak sepertimu. Serahkan padaku. Tenangkan dirimu" jawabnya.
"Terimakasih dan lakukan dengan baik"
Pada hari ke-12, Glazia sudah cukup menguasai teori tentang kepemimpinan dan praktiknya belum ditentukan kapan, tidak perlu buru-buru pesan Emma.
*
"Kau mirip dengan atasanku. Disaat mereka berpesan untuk membawa anda pada King san hanya menyuruh replikasi dan entah kemana yang asli" seru Emma kemudian sebagai balasan Glazia hanya tersenyum kecil. "Ingat hanya 100 tahun saja jika lebih maka aku akan memulangkan anda secara paksa ke Tanah Cahaya, bagaimanapun juga Tanah Cahaya rumah anda"
"100 tahun akan kugunakan untuk latihan bela diri dan mengasah kemampuan bersenjata, belajar lebih dari kalian" jawab Glazia.
"Aku tidak sehebat Nyonya Emma" sahut Hanna sembari mengerjakan proyek meneliti serum mutant kemudian diujicobakan terhadap bunga mawar, seketika bunga mawar berubah menjadi bunga karnivora yang melahap lalat. Setelah berhasil Hanna meneteskan formula penetral dan bunga karnivora menjadi normal.
Waktu menunjukkan pukul 14:00.
Setelah belajar, Glazia bangkit dari tempat duduk untuk meregangkan tubuh setelah hampir 8 jam duduk tanpa beralih sedikitpun, matanya butuh beristirahat dari tulisan-tulisan serta rumus. Gadis itu mendekati Hanna yang sedang beres-beres.
"Hanna san?"
Merasa namanya terpanggil maka Hanna pun bangkit dari posisi membungkuk dan berdiri sejajar dengan Glazia yang sedikit lebih pendek dari Hanna. Wanita muda itu memasang wajah meminta penjelasan kenapa memanggilnya.
"Apa yang kau lakukan selanjutnya, Hanna san?" ujarnya.
"Beres-beres untuk ke kampung sebelah. Berbelanja. Mau ikut juga tidak apa-apa"
"Baiklah" kata Glazia membantu Hanna untuk berbenah meja kerjanya. "Nyonya Emma kemana?"
"Meditasi"
(Skip belanja)
Menyebrang sungai besar untuk bisa sampai ke seberang melalui perahu kayu yang berjajar rapi. Sebenarnya Hanna dan Glazia bisa terbang namun diurungkan apabila ada musuh yang mengintai. Demi keamanan bersama memilih jalan alternatif dengan berlagak seperti makhluk tanpa kekuatan. Keduanya mengenakan hoodie cloack warna gelap untuk menyembunyikan identitasnya.
Membawa keranjang penuh sayur dan daging pada salah satu tangan mereka, berjalan beriringan diantara pepohonan lebat tanpa lengah sedikitpun mengawasi area sekitar melalui lirikan anak mata.
Prok prok prok
Suara tepuk tangan dari beberapa orang yang muncul dibalik semak-semak menghentikan langkah kedua perempuan ini. Tampaknya mereka adalah bandit di area tersebut, terlihat dari pakaian serba hitam dan berbagai senjata tajam.
"Hai wanita-wanita cantik. Jika kalian ingin selamat serahkan uangmu dan kami tidak akan mengganggu" kata salah satu dari mereka sambil mengacungkan pedang.
Bruk!
Hanna melemparkan sekantung uang koin yang isinya memang tidak banyak namun bernilai banyak dan si pengacung pedang menangkapnya kemudian para bandit tertawa sangat kencang. Hanna memberikan isyarat pada Glazia untuk menebras kumpulan orang-orang itu.
Puk!
Glazia merasakan bahunya dipegang, meski terlindungi jubah tetap saja tidak terima. Reflek memegang pergelangan pria itu dan membanting ke tanah sampai tanah rekah dengan posisi telungkup kemudian memanfaatkan salah satu kaki menginjak tengkuk si pria sementara tangan si pria semakin dipelintir dan hanya bisa mengaduh kesakitan, merasakan tubuh remuk sampai tangan terasa ingin lepas dari tempatnya.
"Apa-apaan kau!!"
"Kalian yang apa-apaan!!" jawab Glazia.
Pria yang membawa senjata mengacungkannya. Glazia melepas kuncian dan menendang pedang yang ada ditangan pria tersebut kemudian melompat ke belakang.
Tidak berhenti disitu, gadis itu merasakan sentuhan pada pundaknya dan lama kemudian bola ungu yang melewati samping Glazia. Bola energi berkekuatan dahsyat menabrak kumpulan para bandit, bagaikan melempar bola bowling dan mereka langsung terbanting ke belakang dengan jarak melebihi 10 km sampai berakhir di penjara deputi setempat. Glazia menoleh ke samping ternyata ada Ultra Dark Killer.
5 detik kemudian berubah menjadi Hanna sang senpai dipenuhi aura ungu kemerahan yang pada tangan kanan terdapat bola energi.
"Ha-Hanna san?"
Segera Hanna menghentikan kekuatan tersebut dan meminta maaf kepada Glazia karena bola energinya hampir mengenainya apabila Glazia tidak ditarik menjauh. "Maaf... Aku tidak bermaksud"
"Tak apa. Kekuatanmu besar juga..."
"Itu karena ditubuhku ada darah Ultra Dark Killer dan aku bisa meniru bentuknya. Pada akhirnya kuputuskan mengembara agar tidak menimbulkan masalah. Nasib kita tidak jauh beda, sama-sama menjadi incaran"
"Kau termasuk keturunan Dark Killer?!"
"Iya... Tapi aku tidak mau masuk list" kata Hanna lalu menepuk pelan kepala Glazia. "Sudah ayo pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...