7 - Rencana Festival

77 10 37
                                    

Time skip beberapa minggu kemudian.

Alarm ponsel telah berdering.

Gadis yang terbaring diatas kasur segera mematikan alarm. Setelah semua nyawa kembali ke dalam raga dan mata telah sepenuhnya terbuka, si gadis segera melompat dari tempat tidur, pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka dilanjutkan merapikan sweater dark tule yang dipadukan celana panjang.

Rambut yang sudah nge-cosplay rambut singa lebih dulu dirapikan. Masa bodo dengan mandi, penting sudah cuci muka. Tak lama pintu kamarnya sudah diketuk oleh Yura tanda dipanggil untuk sarapan mengingat tinggal dirinya yang belum ada di meja makan.

"Ma, Pa, aku dan Luna nee ingin pergi ke festival boleh?" tanya Kinae disela-sela memakan makanan yang tersaji didepannya.

"Ikut-ikut!" Naya angkat tangan.

"Boleh. Karena bukan Festival Hanabi, jangan pulang kurang dari jam 10 malam ya! Besok sekolah" Yura mengizinkan sekaligus menyampaikan larangan.

"Baik. Kami berangkat jam tujuh malam. Biar punya banyak waktu luang"

"Karena kalian mau ke festival, hari ini tidak perlu bantu-bantu ke restoran. Takutnya kecapekan. Kalau Naya tetap Mama ajak. Anak laki-laki? Zensuke, Atsuki, mau ikut ke festival atau ke restoran? Tidak ikut juga tidak apa-apa" kata Kouichi.

"Ada latih tanding basket dengan anak dari distrik sebelah sampai sore. Jadi tidak bisa ikut, Pa" kata Atsuki.

"Kalian berdua bisa basket ya? Kok bisa? Kok bisa?" kadang-kadang Lunaria suka menggoda adik-adik lelakinya.

"Bisa. Cuma bakatnya sengaja dipendam" kata Zensuke.

"Kami-sama, ubahlah sifat menyebalkan aneue satu ini seperti tetangga sebelah. Misal Kiyoko san" seru Atsuki didalam doa.

"Mama tidak pernah membandingkan ku dengan tetangga, malah kau yang membandingkan ku"

"Sudah, jangan berisik! Cepat habiskan makannya!" Yura mengakhiri cekcok suara.

Sarapan sudah selesai. Alat makan dibereskan dan dicuci. Kouichi dan Yura pergi ke restoran milik keluarga untuk memantau keadaan secara langsung seperti biasanya. Naya sengaja diajak dan akan pulang sore-sore nanti bersama mama. Rumah berlantai tiga itu akhirnya sedikit sepi dari biasanya.

Atsuki dan Zensuke juga sudah berangkat ke lapangan basket umum di distrik ini (aku lupa penyebutan lapangan. Street basketball atau apalah namanya). Jadi di rumah hanya ada dua gadis yang sedang melakukan aktivitas.

Beraktivitas seperti beres-beres rumah, mengepel lantai, dan lain-lain. Setelah semua pekerjaan selesai, gadis-gadis ini memutuskan pergi ke kamarnya untuk rebahan atau melakukan apapun yang ingin dilakukan mau itu jungkir balik mencintaimu tapi tidak terbalas atau joget di depan kaca.

Lunaria yang sudah keluar dari toilet setelah mandi dan menggunakan pakaian baru, pergi ke balkon. Pagar balkon yang terbuat dari beton dicat putih diduduki. Gadis itu menatap langit cerah.

"Entah kenapa aku merasa tidak mau pergi ke festival? Aku sudah setuju untuk menemani Kinae dan Naya. Masa kutolak? Kira-kira ada apa ya?," Lunaria bicara pada diri sendiri. "Para ultra?"

Gadis itu menggeleng cepat.

"Tidak-tidak. Sudah agak lama aku disini tapi belum ada ultra yang datang. Meski aku tidur sambil tenggelam, aku masih bisa merasakan aura samar-samar"

Lunaria, "Sudah lama aku tidak pernah berpikir yang berat-berat. Memikirkan sekali, sudah membuat kepalaku mau berasap. Apapun itu, aku tidak boleh lengah. Mau itu kaijuu atau para ultra. Cukup bersikap seperti manusia normal sampai waktu pulang tiba"

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang