"Zia-sama anda sangat bersemangat sekali. Namun anda juga jangan gegabah, perhatian lebih teliti dan kami percaya padamu, kau pasti akan berhasil. Kami percaya pada kekuatanmu" pesan Asher dan si gadis mengangguk dengan pelan. Dalam batin Asher sangat iba kepada gadis muda yang kisah hidupnya tidak semulus melewati jalanan berlian, belum lagi terbeban dengan macam-macam kekuatan dan senjata terlarang. Asher berdoa berharap raga tuan putrinya mampu menyatukan keseluruhan kekuatan didalam dirinya sehingga kekuatannya dapat melampaui kekuatan kaisar zaman-zaman terdahulu.
"Tuan Asher?" seruan bernada rendah membuat pria tua itu mendongakkan kepala.
"Tidak adakah latar belakangku yang lain jauh sebelum aku disini? Atau petunjuk ability-ku baik menggunakan senjata atau ability natural" Lunaria jadi teringat ability aneh. Seperti kemampuan berpikir diluar nalar, Clandestine, cahaya biru yang super keras muncul ketika ditantang bertarung dahulu. Kalau mengembalikan jiwa mayat hidup tentunya menggunakan sihir hitam dari Clandestine.
"Soal ability yang muncul ya? Eng... Zia-sama, untuk mengetahuinya kau akan tahu jawaban di Flamerist Lair. Karena disanalah kau mulai muncul sebelum kau berada didalam kandungan Permaisuri Hollow 12" jawab Asher masih sama hanya ada penambahan beberapa kata.
Emma, "Ability item? Aku kurang tahu. Jika ability kemampuan tubuh yang unik-unik alami dari tanganmu sendiri, itulah jati dirimu. Jika bertanya darimana kau mendapatkannya... Pendapatku tidak jauh beda dari Asher san"
Lunaria mengamati gelang yang menyimpan kantong misterius tersebut dengan cukup seksama.
"Asher san? Emma san?" panggil Lunaria. "Apakah ada peninggalan orangtuaku yang bisa kuketahui?"
"Cukup banyak di ruang bawah tanah. Jika kau ingin melihatnya aku bisa membimbingmu ke sana. Tapi kebetulan aku menyimpan foto keluarga anda yang sempat diambil, sampai sekarang masih kujaga dengan baik" jelas Asher.
"Foto keluarga? Tidak apa-apa. Aku ingin melihatnya"
Pria itu membuka tempat yang sama ketika mengambil kantong misterius tersebut. Nampak sebuah bingkai kayu dengan lelehan emas membentuk pahatan indah menjadikan foto didalamnya cukup aesthetic. Dua orang berwujud ultra, pria pada foto tinggi dan tampan lalu wanitanya tidak kalah cantik dan seperti dewi yang mirip dengan Ultrawoman Glazia, didalam gendongan si wanita terdapat bayi perempuan yang manis sedang tertidur. Hal lain yang membuat foto tersebut cukup menyeramkan bak melihat psikopat adalah sorot mata keduanya. Lunaria akui dirinya cukup gentar berhadapan dengan tatapan kedua foto.
"Ayahanda dan ibunda? Dilihat dari foto mereka terlihat seperti musuh yang mematikan. Mereka cukup disegani... Sorot mata mereka cukup untuk membuat musuh gemetaran tanpa harus angkat senjata"
Asher mengangguk saja. "Benar tetapi tidak semua musuh takut kepada Yang Mulia..."
"Bukan maksudku untuk membuatmu down tetapi pimpinan Doku Tokage telah... Melakukan pembantaian terhadap kedua Yang Mulia kami" sambungnya.
"Jadi benar ya... Mereka meninggal ditangan para kadal sialan itu" ucapnya pelan namun terkesan membunuh, tersirat cukup kebencian dari kata-kata yang terucapkan. "Aku semakin bersemangat untuk membantai habis mereka"
Sebisa mungkin Lunaria menahan diri untuk tidak menguarkan energi kegelapan yang dipenuhi kebencian agar tidak terdeteksi oleh apapun. Apabila diketahui musuh dapat berbahaya. Darah didalam diri semakin mendidih setiap melihat foto tersebut. Tangan lentik itu menggenggam erat bingkai foto yang terbuat dari kayu, beruntung lelehan emas sebagai aksesoris melindungi kerusakan bingkai kayu dari cengkraman mematikan. Tidak ingin merusak kenangan indah untuk pelampiasan, maka Lunaria pun mengembalikan lagi kepada Asher untuk disimpan. Tidak ada sepatah dua patah kata keluar dari bibirnya.
Istri Asher mengambil foto dan mewakili suaminya meletakkannya kembali pada tempatnya semula. Asher dan Emma berulang kali men-support Lunaria untuk tidak down, mengingatkan kembali semangat bara api gadis itu yang berkeinginan membebaskan planetnya. Usaha mereka berhasil mengembalikan Lunaria ke tingkat sabar.
"Apa Zia-sama ingin melihat peninggalan lain?" tawar Asher bermaksud untuk mencarikan hal lain yang dapat mengubah suasana hati gadis itu.
"Tidak untuk sekarang Asher san. Aku belum bisa mengendalikan emosiku. Aku akan melihatnya ketika planet ini telah bebas saja" Lunaria sadar diri, memang emosinya belum stabil karena shock. Aura kebencian masih sedikit yang belum terkendalikan.
"Aku tidak ingin kalian kerepotan karenaku. Cukup foto tadi yang membuat diriku dilanda kegeraman. Melihat satu peninggalan saja sudah cukup bagiku"
Lunaria duduk lemas diatas kursi yang terdekat dengannya. Kepala berdenyut cukup cepat, kedua matanya terpejamkan untuk menetralkan suasana kepala dan hati yang amat kacau. Emma mengusap kepala nonanya dengan hati-hati, Nyonya Asher dengan sigap menyiapkan segelas air hangat untuk Lunaria.
"Terimakasih Nyonya Emma, Nyonya Asher" ucapnya. Lunaria
Brak!
Pintu terdobrak. Lunaria pun menyembunyikan kantong tersebut didalam gelang.
"HEI!"
![](https://img.wattpad.com/cover/262023407-288-k337502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...