Upacara penerimaan telah dilaksanakan sedemikian rupa dan setertib mungkin ditambah pembacaan 1000 rules college yang membosankan saat acara amanat semakin dibuat bosan. Kini murid-murid juga berhamburan ke dalam ruangan yang sudah telah dibagi bahkan terpampang nyata pada sebuah papan didekat pintu masuk.
Ruangan Anggrek merupakan ruang kelas yang kita soroti kali ini. Untuk posisi meja dan kursi, para siswa duduk sendiri-sendiri dengan baris total ada 30-an. Gadis ultra biru menduduki dibangku kosong bagian tengah urutan kedua dari kiri dan hanya membaca buku sementara kawan-kawan lainnya sibuk mengobrol sendiri.
"Glazia!" sapa gadis berusia 2600, Visora. Merupakan murid paling muda diangkatan tahun ini, anak itu bisa masuk akibat merengek terus-terusan pada Ultra Mother sang bibi dan juga ayahnya.
"Vie? Kita satu kelas?" tanya balik Glazia yang melihat gadis itu duduk di bangku kosong sebelah kiri sejajar dengannya.
"Tentu saja satu kelas. Awalnya tidak satu kelas tapi aku merengek"
"Begitu..."
Glazia geleng-geleng dengan kelakuan bar-bar kerabatnya. Gadis merah yang tidak terlalu manja ini memang termasuk kalangan keluarga terpandang sama seperti Glazia, ayahnya anggota Ultra Brother dengan paman dan bibi pemimpin IGDF, sepupunya Taro juga anggota Ultra Brother begitu juga Ace. Anak perempuan satu-satunya wajar disayang.
"Glaz? Kurasa ada yang tidak menyukai keberadaan kita" bisik Visora sedikit melirik ke kumpulan 4 gadis ultra yang duduk dipojokan.
"Geng baru? Ah biarkan saja. Tidak usah diurusi nanti capek sendiri" timpal Glazia lalu lanjut membaca bukunya.
"Bukan takut atau mau pamer kekuatan, tapi jika mereka macam-macam siap-siap saja"
"Sudahlah Vie"
Lalu dua orang gadis yang duduk dibelakang Visora menyambung.
"Hei kalian? Lebih baik jangan berurusan dengan geng itu.. Mereka cukup disegani"
"Iya. Jika mereka menyuruh apapun mending lakukan saja daripada kena masalah. Bisa-bisa kalian dipermalukan didepan umum"
"Bukan babu"
Ketua geng hendak menyambar ke meja empat gadis itu namun sudah keburu datanglah sensei wanita yang mendapat tugas pertama mengajar di kelas baru.
Guru pengampu merupakan medis paling terkenal di alam semesta, menjadi kepala direktur Silver Cross Hospital (SCH) dan kepala yayasan medical college di seluruh M78. Siapa lagi kalau bukan Ultrawoman Marie atau biasa dipanggil Ultra Mother.
"Selamat pagi"
"Selamat pagi Ultra Mother"
Pembelajaran dimulai dan hal pertama yang dibahas adalah tentang kombinasi medis dengan energi gelap, kadar tingkatan lebih tinggi dari healing magic pada umumnya. Garis besarnya pengobatan unik ini memanfaatkan kekuatan energi gelap yang dikonversikan menjadi energi kehidupan dan tentu dilakukan oleh orang tertentu. Menurut penuturan Ultra Mother, di alam semesta hanya ada 1 orang dari suatu tanah di salah satu planet yang menguasai teknik tersebut akan tetapi namanya tidak ketahui.
Ultra Mother juga menjelaskan bahwa pengobatan energi gelap merupakan kegiatan terlarang karena hal buruk yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan ke depannya. Karena pada prosesnya si pengguna harus mengenali dan menguasai energi gelap dengan baik, teknik yang tepat seperti menggunakan sebuah benda sebagai perantara untuk mengendalikan energi gelap (contoh alat musik, jimat, senjata, dll), kondisi fisik juga dipertimbangkan apabila fisik tidak mumpuni maka tubuh bagian dalam kena imbasnya.
"Apakah ada pertanyaan?" tanya Ultra Mother menatap 30 murid di Ruang Anggrek dan tidak ada seorang pun yang angkat tangan. "Baiklah, sensei ada pertanyaan untuk... Glazia"
Karena tidak terlalu memperhatikan, gadis itu sedikit terkejut dan berusaha untuk menetralkan perasaannya. Begitu sudah siap langsung angkat tangan.
"Saya, Ultra Mother?"
"Dari penjelasan yang kuterangkan, apa kau punya pendapat sendiri tentang pengobatan energi gelap?"
Glazia berpikir sekejap dan sesuatu yang aneh hinggap dikepala. Anehnya sakit kepala kembali menyerang pelipis.
"Pengobatan dengan energi gelap cukup unik, tekniknya cukup menantang, dan konsekuensi yang diterima juga cukup logis. Tapi sayang tidak semua makhluk dapat menguasainya. Kurasa pasti ada cara untuk mengetahui kesiapan calon pengguna untuk mempelajarinya. Ya kemungkinan besar kembali ke kata tekad dan niat"
"Kenapa tekad dan niat?" Ultra Mother mencoba memancing lebih dalam seberapa jauh pemahaman Glazia. Sepertinya beliau tertarik pada anak satu ini.
"Semua hal diawali tekad dan niat, fisik bukan jadi halangan. Apabila tenaga, hati, dan pikiran selaras pasti semua akan baik-baik saja. Soal perantara lebih baik memakai alat musik atau kertas jimat"
Seseorang menyahut. Gadis yang duduk dipojokan tidak lain adalah ketua geng kumpulan gadis-gadis dengan angkuh siap untuk menghina.
"Alat musik? Hei ini pengobatan bukan konser. Lalu apa tadi? Kertas jimat? Kau kira makhluk?! Apa kau ketinggalan zaman perlu hal macam itu? Di zaman sekarang sudah maju tentu banyak alat teknologi! Jawab begitu saja susah"
"Pemikiranmu dangkal. Ultra Mother membicarakan pengobatan energi jahat dan beliau sudah menerangkan prosesnya bukan bicara pengobatan dengan teknologi canggih. Soal alat musik atau kertas jimat? Coba lihat ke Planet Bumi era tradisional para pengusir makhluk menggunakan kertas jimat lalu memakai kekuatan makhluk sebagai bantuan dan kultivator dataran China sering menggunakan alat musik seperti seruling atau kecapi untuk melawan atau menaklukkan kekuatan iblis. Intinya jika bisa mengkombinasikan keduanya untuk dunia medis dengan tanda kutip 'mendadak' pasti berguna"
Hening beberapa saat...
Saatnya memasuki jam ketiga
"Bel pergantian jam sudah berbunyi. Dan Glazia, jawabanmu cukup menarik. Belajar dari siapa?"
"Tidak tahu. Hanya tiba-tiba terlintas diotakku"
"Baiklah. Selamat pagi semuanya"
*****
Dapat ilham abis rewatch Taiga the movie bablas Shinbi House bablas ke AoT bablas lagi MDZS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glazia (Revisi)
FanfictionKisah tentang Aoi Hi no Seishin. Kisah pahit dan manis seorang ultra warrior pemilik kekuatan api biru. Gelar Aoi Hi no Seishin (jiwa api biru) tersematkan pada dirinya. Sosok ultra warrior wanita biasa yang mengemban tugas sebagai seorang medis sek...