Panto Seijin

154 13 29
                                    

"Menurut informasi yang kudapatkan, sang pemilik dari Planet Lembah berada di Planet Nebula M78, Tanah Cahaya"

"Wanita itu mungkin sudah memberikannya.. Biar aku saja yang tangani"

*

Sepulang dari perpustakaan nasional Tanah Cahaya, gadis ultra muda bernama Glazia duduk santai disebuah bangku taman dan pada tangannya menggenggam sekantung remah jagung untuk makanan kawanan burung merpati tempat tersebut.

Tiba-tiba kerumunan merpati bubar satu persatu akibat langkah dari seorang ultra (maybe) berdanda ala pantomim, senyumnya mengembang tapi bukan senyuman ramah sampai memperlihatkan taring tajam. Pantomim itu melakukan beberapa pertunjukan didepan Glazia, serangkaian bahasa isyarat merujuk ke komedi tidak ada yang membuat gadis itu tertawa. Pantomim menampilkan ekspresi sedih karena satu-satu penonton istimewa tidak merespon, maka dikeluarkan bunga mawar putih dari balik punggungnya dan diserahkan pada Glazia.

"Terimakasih" jawab Glazia, gadis itu hendak memberikan beberapa lembar uang tapi dicegah oleh pantomim tersebut.

Si pantomim memberikan isyarat untuk Glazia agar gadis itu datang ke pertunjukan besarnya di sebuah markas sirkus yang tidak jauh dari sana. Awalnya menolak tapi si pantomim mengeluarkan puppy eyes membuat Glazia menghela nafas pendek dan mengiyakan lewat anggukan kecil.

"Tapi aku mau pulang dulu, izin dengan niisan"

Tangan si pantomim menangkap pergelangan tangan Glazia dan memberikan seringaian tipis diwajah, Glazia terkejut berusaha untuk melarikan diri namun apa daya tenaga pria lebih besar darinya. Terseretlah gadis itu ke dalam portal buatan makhluk yang tidak punya niat baik.

Brug!

Glazia dijatuhkan diatas lantai berkeramik abu-abu yang dingin. Glazia memperhatikan sekejap ruangan mirip labirin yang setiap sisinya terdapat cermin-cermin, pencahayaan di ruangan tersebut cukup remang-remang menambah suasana seram. Karena menghalangi pencahayaan, bayangan hitam milik pantomim itu menutupi tubuh kecil Glazia.

"Apa yang kau kau dariku?!" tingkat kewaspadaan Glazia meninggi.

"Chryssa!" jawab pantomim itu lewat radio bantu. Si pantomim menarik masker wajah dan melempar ke sembarangan arah, nampaklah wajah asli makhluk menyeramkan ini.

"Kau?! Panto Seijin?!"

"Dimana Chryssa?!" makhluk itu kembali bertanya.

"Chryssa apa yang kau maksud?!" elak Glazia yang sebenarnya tahu tentang Chryssa.

"Jangan pura-pura tidak tahu! Wanita itu pasti sudah memberikan padamu! Jika tidak ingin mati konyol lebih baik serahkan Chryssa padaku"

"Gadis muda jangan membodohi Panto Seijin. Lidah emas itu cukup berharga dan cukup kuat sehingga seharusnya benda itu menjadi milikku tapi kau menghalangiku sebagai pewarisnya!"

Glazia terdiam, mencerna setiap ucapan kesal Panto Seijin dan yang dipikirkan Glazia saat ini adalah Chryssa yang dimaksud berbentuk cincin. Beberapa waktu lalu ia membaca sebuah bab buku berjudul '5 Legendary Weapon' yang digunakan dalam perang besar sekitar 7000 tahun lalu, sayangnya 5 senjata legendaris itu tidak disebutkan namanya demi kepentingan rahasia dan yang disebut hanya Chryssa sebagai senjata bantu. Soal pewaris? Terlihat lucu sekali bahwa Glazia mewarisi Chryssa, dirinya bukanlah bangsawan Planet Lembah, mengetahui masa lalunya saja tidak.

Bosan menunggu tiba-tiba Panto Seijin mencakar pelipis kanan Glazia sampai berdarah dan mencengkram dagunya. "Dimana Chryssa?!"

"Aku tidak tahu!"

Habis kesabaran Panto Seijin, makhluk itu menyerang dan untung saja Glazia melakukan lompat harimau ke samping kanan sehingga cakar panjang mengenai lantai. Pertarungan tak bisa terhindar. Glazia menggunakan Boomerang Circlet untuk menangis cakar yang berubah menjadi pedang, Royal card berusaha digunakan tetapi labirin tersebut menyerap semua energi Glazia memungkinkan dia tidak bisa menggunakan kekuatan secara maksimal andai bisa maksimal pasti labirin kebakaran 7 hari 7 malam.

1 jam sudah berlalu...

Panto Seijin cukup banyak mengukir luka pada jiwa dan raga Glazia. Luka pada tubuh bisa disembuhkan tetapi secara tidak langsung membuat gadis itu akan mengalami trauma besar dalam hidupnya. Karena masih terlalu muda, energi Glazia berangsur menurun drastis sehingga pada akhirnya gadis itu duduk berlutut diatas lantai, tubuhnya berlumuran darah emas segar akibat goresan pedang. Sakit kepala Glazia datang diwaktu yang salah, merasa tak mampu berbuat maka gadis itu melemparkan bom kertas terikat pada belati untuk peralihan dengan ledakan dan kesempatan emas digunakan untuk lari.

Panto Seijin pun kehilangan jejak si gadis.

Sementara itu...

Glazia berada disalah satu ruangan dalam labirin, duduk bersandar pada dinding untuk mengembalikan tenaga. Darah emas yang bersinar keluar dari beberapa goresan luka akibat pertarungan melawan Panto Seijin. Iris putih mutiara sibuk mengamati salah satu tangan yang sedang melakukan penyembuhan lewat teknik healing magic.

"Nona?"

Merasa dipanggil oleh suara lembut dari seorang nenek, gadis itu mendongakkan kepala dan bergerak menjauh apabila si nenek adalah jelmaan Panto Seijin.

"Aku bukan Panto Seijin, nona" ucapnya.

Sang nenek duduk bersimpuh. Wanita tua berusia sekitar 250.000 tahun, meski tua tetapi wajahnya masih terlihat cantik. Dengan jubah berwarna coklat gelap menutupi hampir seluruh tubuhnya dan tidak terlalu panjang (cuma sebetis kira-kira).

Kemudian perisai cermin menyelubungi mereka, perisai tersebut memantulkan tampilan yang sama dengan objek didepannya. Disaat hampir bersamaan Panto Seijin muncul dengan pedang berlumuran darah, melihat area sekitar. Begitu yang dilihat hanyalah jalan buntu, makhluk itu putar balik.

ꪶ༉୭✩Oke jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote dan komen😉
Tidak bakal kugigit jika vote dan komen
Apapun komennya akan kuterima dengan kedua tangan࿐̗ྉʹ˗྄  // eakk aesthetic :v

Fakta seputar Chryssa.... Harusnya debut di Behind The Black Could tapi jadwal debut dimajukan + pindah book

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang