Diskusi

109 10 33
                                    

15 menit sebelumnya...

"Tuan King? Seseorang ingin bertemu dengan anda. Beliau adalah nyonya yang dulu pernah berkunjung kemari saat membawa nona muda" ujar salah satu pelayan di Istana King.

"Tolong tunjukkan jalan dimana tamunya menungguku" segera King bangkit dari sofa bermaksud santai sejenak dan berjalan menuruni beberapa anak tangga mendekati si pelayan.

Pelayan tersebut dengan sigap mengikuti arahan sang tuannya kemudian ia menginstruksikan tangan untuk menunjuk salah satu lorong yang menuju ke samping kanan apabila dari arah ruangan pribadi milik King.

Kedua orang ini menyusuri lorong yang memiliki lampu antik sebagai sumber pencahayaan menempel disetiap sisinya. Tanpa berbicara, pelayan pria kembali menginstrupsi melalui gerakan tangan tepat pada ruang tamu di istana tersebut.

Setelah membungkuk beberapa saat si pelayan meninggalkan King bersama dengan tamu. Orangtua berjanggut panjang menghampiri seorang wanita tua yang usianya tidak jauh beda dari dirinya. Keduanya terlibat pembicaraan serius dalam posisi duduk berhadapan dipisahkan meja panjang.

"Emma san? Apa kabarmu teman lama?" sapa King ramah.

"Kabarku baik, King san. Aku sudah mendengarkan semuanya tentang nonaku, aku turut bersedih. Mohon maaf sebelumnya King san, bukan maksudku mengambil paksa nonaku dari anda, apabila anda merasa keberatan bisa Zia-sama dikembalikan kepadaku" ucap Emma mantap. Tatapan matanya sangat serius.

"Aku tidak pernah merasa keberatan, Emma san. Anda lupa.. Bukankah mereka berpesan agar aku merawat Zia seperti cucuku sendiri? Dia muridku yang sudah kuanggap anak sendiri, aku tidak ingin mereka kecewa diatas sana. Namun hal yang tak mampu kularang adalah kewajiban Zia terhadap tanahnya, jika suatu saat Zia harus pergi untuk menjalankan tugas" jawab King.

Kesunyian datang sampai King kembali membuka pembicaraan.

"Emma san? Tentang masa lalumu... Apakah kau sudah mengingat yang lain selain Zia?"

Respon wanita itu menggelengkan kepala, air wajahnya menampakkan ekspresi penuh ketidakenakan untuk mengutarakan suatu pendapat yang sengaja dipendam.

"King san? Aku hilang ingatan dan satu-satunya ingatan yang kumiliki adalah identitas pribadiku dan tugasku"

"King san?" ucapnya lagi.

Tiba-tiba wanita itu menggeser tempat duduknya dan melangkah ke samping, siapa kira bahwa wanita bersurai digulung ke atas duduk berlutut dengan telapak tangan tertempel pada dada kirinya. Sikap tersebut adalah sikap memohon cara paksa dan masih dianggap sopan.

"Biarlah aku menjalankan tugasku untuk mengajarkan kepemimpinan pada Zia-sama, walau hanya beberapa minggu saja, hanyalah Zia-sama yang bisa membebaskan kami!"

King terkejut, bergegas mengangkat bahu orang yang merupakan teman lamanya. "Aku percaya padamu Emma san, kau bisa mengajarkan cucuku tentang kepemimpinan. Kurasa cucuku butuh waktu refreshing"

(Skip)

Di suatu lokasi seperti planet dengan tanah gersang hanya diterangi sinar bulan yang remang dan dingin angin malam menusuk sampai ke tulang, nampaklah dua orang tertutupi jubah berwarna gelap yang amat panjang berjalan diantara pepohonan berukuran besar.

Wajah wanita tua dibalik tudung coklat sedikit menyembul. Iris hazel itu dengan cermat memperhatikan sekitar sebelum keluar dari dalam hutan lebat yang konon ditunggu sosok makhluk jahat berwujud bigfoot. Padang rumput aman, keduanya kembali berlari dan berakhir memasuki goa.

Setibanya di goa yang sudah dimodifikasi seperti rumah, Emma bernapas lega dapat membawa nonanya.

"Nyonya Emma?"

"Zia-sama? Maaf saya belum memberitahu anda"

Glazia terkejut dengan perlakuan Emma yang tiba-tiba formal. "Jangan seformal itu Nyonya Emma, aku bukanlah siapa-siapa"

"Nanti anda akan tahu Zia-sama"

Lagi lagi keheningan melanda.

"Emma san? Kau bilang hanya 2 minggu untuk mengajarkan kepemimpinan padaku tetapi aku menginginkan lebih, aku ingin berlatih memperkuat diri untuk 100 tahun kira-kira"

Emma terkejut. "Zia-sama? Apa maksudnya anda seperti itu?"

"Setelah dua minggu nanti aku akan menyuruh sesuatu untuk kembali ke Tanah Cahaya menggantikanku. Aku masih muak"

"Baiklah Zia-sama" Emma tidak bisa menolak perintah mutlak darinya.

"Baiklah hal apa yang perlu kupelajari darimu?" tanya Glazia semangat.

"Tidak banyak. Yang pertama adalah hal paling utama yaitu kepemimpinan, selain itu kau bisa belajar sihir padaku karena aku seorang penyihir kerajaan atau belajar ilmu pengetahuan. Begini-begini aku seorang ilmuwan lho"

"Aku akan belajar semua yang kau punyai Emma san"

"Nyonya Emma?" sapa seorang wanita yang usianya sangat tua dari Glazia sekitar 19,000 kira-kira. Bernama Hanna merupakan asisten dari Emma. Begitu ia melihat Glazia. "Kyaaa!!! Aku bertemu dengan idolaku! Aku sangat mengidolakanmu Zia chan!" wanita yang energik.

"Halo Hanna san" sapa Zia.

"Hanna chan jangan bar-bar dengan Zia-sama. Hanna chan ini sebenarnya berasal dari Tanah Cahaya Planet Ultra M78 yang mengembara untuk bisa menjadi muridku, ternyata terwujud juga" jelas Emma.

Emma melirik jam yang terdapat pada salah satu dinding.

"Hari sudah malam. Diskusi selesai. Hanna antarkan Zia-sama ke kamar tamu"

"Ha'i Nyonya Emma"

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang