Title : LOVE AFFAIR
Author : Aphrodite Themis
Genre : Romance/Intric ( 25+ )
Disclaimer : THIS STORY IS MINE..
Warning : BL, DLDR,NO BASHING, ALUR LAMBAT, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.
NOTE : SPIN OFF The Heir
.
.
Love me or i kill you, enemy ...
......Chapter 11
RUSIA
Angin kencang dan hawa dingin yang semakin membeku mendorong Jordan bergerak cepat diantara pepohonan tinggi yang tumbuh disekeliling pegunungan yang hampir tertutupi salju itu. Jika semua instruksi Nikki Lee benar, maka pintu rahasia yang akan membawanya ke ruang bawah tanah markas utama Petrova sudah tidak terlalu jauh. Hanya tinggal beberapa ratus meter dan jika Jordan beruntung, mungkin saja tidak ada pengawal yang berjaga disekitarnya.
Lagipula dengan cara apapun Jordan harus masuk ke markas itu, membantu Lucien Osborne kabur dan keluar dari Rusia secepatnya, dalam keadaan hidup. Tidak boleh gagal. Jika itu sampai terjadi, Nikki Lee mengancam akan meledakkan pesawat yang sedang membawa team-nya ke Ukraina.
Lihat saja! Akan kubalas Kim Kai dan kekasihnya yang gila itu!, sumpah Jordan dalam hati seraya berusaha focus pada tugasnya. Setelah pertemuan malam itu, dia bahkan tidak lagi tertarik pada wajah cantik Nikki yang ternyata hanya topeng untuk menyembunyikan sifat kejamnya.
Shit! Kenapa ada kamera?, maki Jordan dalam hati saat tanpa sengaja melihat kamera pengawas yang terpasang didekat bangunan yang setahunya adalah gudang. "Banyak sekali penjaga!" Jordan berdesis tajam seraya menghentikan langkahnya dan bersembunyi dibalik salah satu pohon besar.
Penjagaan ketat sekali? Apa sesuatu terjadi? Dengan kamera dan semua penjaga itu, aku tidak mungkin tepat waktu! Melalui teropong ditangannya, Jordan bisa melihat ada sejumlah pengawal bersenjata yang berjaga hampir di setiap sudut markas keluarga mafia tua itu.
"Banyak sekali penjaga! Aku tidak mungkin mengalihkan perhatian mereka!" beritahunya pelan dan langsung emosi saat mendengar Nikki malah tertawa riang dan menyindirnya, seolah yang sedang dihadapi Jordan hanya amatiran dan bukan para pengawal yang sudah dilatih untuk membunuh.
"Hanya seperti ini kualitas seorang tentara bayaran terbaik? Kau ingin membunuh Dimitri, tapi takut pada pengawalnya!"
"Tutup mulutmu!" geram Jordan tajam sambil menahan kemarahannya. "Aku hanya tidak mau mati bodoh karena rencana gila kalian!" kecamnya tajam, telak karena Jordan paling benci diremehkan, apalagi ditertawakan!
"Kau tidak akan mati. 3 menit lagi pergantian pengawal. Itu kesempatanmu!"
Jordan hanya mendengus malas saat mendengar suara datar Kim Kai yang mungkin sudah kehilangan akal sehat. Ini pekerjaan beresiko. Dia akan mati jika tertangkap. Bahkan seluruh team-nya mungkin akan mengalami nasib yang lebih buruk. Perjanjiannya dengan Kim Kai adalah kebodohan menggerikan. Yang sedang dilakukan Jordan ini gila, tapi memangnya dia punya pilihan lain?
Jordan terdesak!
Menolong Lucien Osborne? Iblis dalam diri Jordan pasti sedang berpesta menertawakan ironi menyedihkan ini. Seorang Jordan Chang harus mempertaruhkan nyawanya untuk membantu pembunuh bayaran terkutuk yang selalu menjadi saingannya dalam bisnis kotor ini!
"Sekarang! Pintu itu 500 meter dari tempatmu berdiri. Pastikan kau ingat waktumu!"
Suara tajam Nikki ditelinganya sedikit pun tidak membantu Jordan meredakan ketegangan yang membuatnya kesal pada dirinya sendiri. Terjun dari pesawat tempur yang sedang terbang tinggi, itu bukan masalah untuknya. Masuk dalam baku hantam dan hujan peluru, Jordan bahkan dengan senyum lebar siap melakukannya. Tapi, menyusup ke dalam markas Petrova yang terkenal karena kejam dan baru saja membunuh sepupunya sendiri dengan darah dingin, Jordan tidak mau melakukannya jika tidak berada dibawah ancaman.
"Tidak perlu kau ingatkan! Kau pikir aku bodoh?" desis Jordan yang sedang berlari cepat sambil mengeluarkan alat pemecah sandi berbentuk gantungan kunci yang diberikan Nikki sesaat sebelum dia berangkat. "Semua kamera sudah dimatikan. 1 menit, Chang!" Sambil terus berlari cepat dan tanpa mengurangi kewaspadaannya, Jordan berhasil mendekati bagian belakang markas yang dijadikan tempat pembuangan.
Alat yang diberikan Nikki memang hebat. Hanya butuh 15 detik sebelum pintu yang lebih menyerupai dinding berlumut itu bergeser pelan dan memperlihatkan pada Jordan lorong panjang nan gelap yang menguarkan bau lembab. Insting mendorong Jordan mengeluarkan senjatanya, melihat sekelilingnya, memastikan tidak ada satu pun pengawal yang berjaga lagi sebelum berjalan masuk dan membiarkan pintu dibelakangnya kembali tertutup.
"Aku masuk. Ck, apa mereka membuang mayat disini? Bau sekali. Kiri atau kanan?" Sekitar 200 meter dari pintu yang sepertinya terbuat dari baja itu, ada 2 lorong panjang yang gelap gulita, tidak terlihat apapun. Sesekali hanya terdengar suara hembusan angin yang samar.
"Kanan. Terus jalan sampai kau menemukan tempat obor yang terletak di sebelah kiri dinding. Pastikan kau tidak melewatkannya dan ingat dorong ke dalam!"
Rahang Jordan mengetat. Seluruh instingnya berteriak kasar. Memakinya. Mengutuknya karena sudah mengambil keputusan terbodoh dalam hidupnya. Jika tertangkap, Dimitri Petrova tidak akan mengampuninya. Sebaliknya, kalau Jordan berhasil, ini akan jadi balasan kecil untuk bajingan yang selalu dibencinya itu. Hanya dengan membayangkan Dimitri mengamuk, Jordan puas dan mulai melangkah sambil menghidupkan senter kecilnya.
"Stop! Kau hampir melewatkannya, Chang!"
Jika ini situasi yang berbeda, Jordan tanpa ragu akan membalas ucapan tajam Nikki yang membuatnya kesal. Jadi, itu tempat obornya?, batinnya seraya mendorong pelan benda yang lebih terlihat seperti kayu busuk itu masuk ke dalam dinding berukiran aneh yang dilapisi debu tebal. "Kau yakin tidak..." Kalimat Jordan terhenti saat dinding didepannya perlahan mulai terbuka dan memperlihatkan padanya lorong lain yang sama gelapnya.
"Aku ini tidak pernah salah, Chang!" sela Taemin sombong dengan nada angkuh, "Hitung saja langkahmu. Sekitar 700 meter kau akan menemukan obor lain." Sebagian diri Taemin berharap semua ini segera berakhir, namun tentu saja dengan kemenangan berada ditangan mereka.
"Bagaimana jika ada yang berjaga di pintu keluar?"
"Bunuh saja! Perlu kuajarkan caranya juga?"
Suara dingin itu mendorong Jordan memaki tanpa suara walau dia tetap melakukan instruksi Nikki yang bisa melihat semuanya melalui kontak lens yang sedang dipakainya. "Wajah cantikmu itu tidak sesuai dengan sifatmu yang menggerikan, Lee!" gumam Jordan malas, sedikit sinis dan lumayan puas saat mendengar desisan tajam Kim Kai yang pasti sedang bersama kekasihnya itu.
"Dengar Chang, seperti apa sifat dan wajahku, itu bukan urusanmu!"
Herdikan tajam Nikki yang terasa seperti brandy hangat itu sontak merangsang adrenalin Jordan. Bahkan memancing senyum kecil dibibirnya. "Lakukan saja bagianmu. Tidak perlu bicara dengan Lucien. Berikan paket itu padanya. Dia akan mengerti." Kali ini Jordan mendengar suara datar Kim Kai yang dalam sekejab kembali membuatnya kesal.
Tapi, ditengah situasi berbahaya ini Jordan masih takjub dan tidak percaya. Bagaimana mungkin bajingan busuk dan tak berguna seperti Lucien Osborne memiliki sahabat yang berani menempuh bahaya hanya untuk membantunya. Benar-benar ironis. Dunia mungkin akan segera kiamat.
"Ck, untuk apa aku bicara dengan bajingan itu!"
.
.
Note Author : Nulisnya tanpa beban, so kalau kalian suka tinggalkan votements. Kadang malas dan gk rela update karena yang meninggalkan jejak nyata itu sangat sedikit.
Oh ya, story ini uda sampai di epilog yang geje banget hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AFFAIR
RomanceSaat setetes dendam dan cinta bersatu ditengah api kematian. Dimitri Petrova, pria Rusia yang menjadi ketua organisasi mafia terbesar di Eropa. Kejam, licik, manipulatif, dan selalu mendapatkan semua yang diinginkannya, kecuali satu, sang musuh besa...