25 - Let's Start This Game, D...

807 159 24
                                    

Title : LOVE AFFAIR

Author : Aphrodite Themis

Genre : Romance/Intric ( 25+ )

Disclaimer : THIS STORY IS MINE..

Warning : BL, DLDR,NO BASHING, ALUR LAMBAT, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.

NOTE : SPIN OFF The Heir

.

.

Love me or i kill you, enemy ...
.

.

UKRAINA

Debu menyelimuti seluruh apartemen yang sudah hampir 5 tahun ditinggalkannya. Tergesa Lucien berjalan ke kamar mandi yang terletak disamping dapur. Dia butuh uang cash dan sejumlah barang penting untuk kabur. Senjata dan kartu kredit yang diam-diam diberikan Richard tidak mungkin digunakannya. Itu mudah dilacak. Dimitri tidak bodoh, bajingan terkutuk itu pasti sudah mencari tahu siapa saja yang mungkin membantu Lucien melarikan diri dari markas.

Sebelum 2 jam yang diberikan tentara bayaran yang akan dibalasnya itu berakhir, Lucien sudah berhasil mencapai tengah kota. Ukraina memang bukan tempat baru untuknya. Dia pernah tinggal di Negara ini selama beberapa tahun. Sebagian besar bisnisnya bahkan dijalankan Lucien dari tempat ini karena dia sangat menyukai kehidupan malam Ukraina yang penuh warna.

"Sial! Kenapa susah sekali?" maki Lucien tajam saat septic tank penuh karat yang berusaha dibukanya sejak 5 menit lalu tidak bergeser sedikit pun. Keringat sudah membanjiri punggungnya. Waktu terus berjalan. Setiap detik sangat berharga. "Ck, andai saja kunciku tidak hilang..." Sambil mengusap kasar wajahnya, Lucien berusaha berpikir, "Linggis! Ya, aku butuh benda itu sekarang," Kala ide itu terlintas dalam benaknya, dengan langkah lebar Lucien kembali ke dapur.

Dengan kasar dibukanya setiap laci dan lemari, mengeluarkan semua isinya diatas meja makan sebelum akhirnya menemukan yang dia cari. "Yes!" Seringai lebar menghiasi wajah tampan Lucien yang terlihat lelah saat tergesa ke kamar mandi lagi. Sekuat tenaga dia menghantamkan linggis itu beberapa kali pada salah satu pipa dibalik septic tank itu hingga terlepas.

Tidak ada air sedikit pun dalam septic tank yang memang hanya kamuflase itu.

Dibalik benda itu hanya terdapat sebuah pulpen, selain tongkat berukiran kepala ular yang tertancap tepat dibagian tengah. Perlahan Lucien menekan tombol kecil disisi tongkat dengan pulpen yang sebenarnya adalah sebuah kunci. Untuk sesaat dia menunggu sebelum tersenyum senang saat kaca setinggi badan di bagian kiri kamar mandi itu mulai bergerak dan terbuka lebar.

"Kau salah besar jika berpikir tahu segalanya tentangku, D!" desis Lucien tajam dan sedikit senang saat membayangkan mungkin sekarang Dimitri sedang mengamuk dan sibuk memburunya. "Kupastikan kau tidak akan bisa menemukanku lagi!" Sebagian diri Lucien, iblis bodoh dalam dirinya, langsung tertawa mengejek saat mendengar keyakinannya.

Bukan hanya keluarga Petrova yang punya ruang rahasia!

Lucien masuk ke ruangan yang seluas kamar menara itu sebelum menutup kembali kaca 2 arah yang juga hanya kamuflase itu. Debu tebal menyelimuti ruangan itu, namun semuanya masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah. Tanpa suara Lucien bergerak cepat menuju deretan lemari besi tempat dia menyimpan sejumlah senjata, dokumen rahasia, bahkan uang puluhan juta dollar dari hasil pekerjaannya.

Untuk beberapa minggu ke depan, Lucien harus terus bersembunyi sambil bergerak, Diam di satu tempat hanya memberi peluang untuk Jordan atau Yves menemukannya. Mereka pasti berpikir aku akan langsung menuju Argentina atau kembali ke Yunani. Dengan gerakan refleks, Lucien mengambil beberapa pistol, mengisinya sebelum mengambil 2 kotak peluru cadangan dan sejumlah besar pisau kecil yang mungkin dibutuhkan. Juga setumpuk uang tunai dan beberapa granat yang tersimpan dalam kotak besi.

Setelah dirasanya cukup, Lucien berjalan ke sisi lain ruangan. Membuka lemari besar yang berisi perlengkapan menyamar. Mengganti cepat pakaiannya yang sudah penuh debu dan keringat. Hampir meraih jaket kulit kesayangannya sebelum mendengus kesal. Sekarang Dimitri sangat mengenalnya. Jadi, penampilan Lucien harus sangat berbeda dari biasanya.

Sambil mencari ide, Lucien menggelilingi ruang penuh kenangan itu sampai pandangannya jatuh pada sebuah foto kecil yang terlihat buram dan penuh debu. "Ah, aku tahu!" Seringai tipis terukir dibibir Lucien saat dia berjalan ke meja panjang yang penuh dengan cetak biru.

Tergesa dia menarik keluar kotak besi berukuran raksasa yang tersimpan dibawahnya, membukanya cepat dan mengeluarkan beberapa benda yang diperlukannya. "Dimitri sedang memburu Lucien Osborne, seorang pembunuh bayaran. Dia tidak akan peduli pada Oscar Sinclair, traveller kaya." Dengan cekatan, Lucien mengganti pakaiannya didepan kaca setinggi badan, berusaha tidak melihat kissmark yang menghiasi setiap bagian tubuhnya.

Kali ini Lucien memakai kaus tipis berwarna putih yang dilengkapinya dengan mantel panjang berwarna coklat yang terlihat mewah. Ditambah lagi dengan jeans casual dan sepatu sport. Juga kacamata hitam yang membuatnya sekarang terlihat layaknya pria muda yang menikmati hidup dengan bersenang-senang.

"Ini akan membuatnya semakin sempurna."

Sambil tergelak geli karena melihat penampilannya yang begitu berbeda, Lucien mengambil salah satu koleksi wig-nya, memakainya cepat dan sedikit terpaku saat melihat bayangannya sendiri. Dia tampak seperti orang lain sekarang. Bukan lagi pria kaku yang selalu memasang ekspresi dingin. Dimitri pasti tidak bisa mengenalinya walau Lucien berjalan melewatinya.

"Kita lihat apa sekarang kau bisa menemukanku, D?"

Adrenalin membuat tubuh Lucien memanas dan bergetar samar kala membayangkan reaksi Dimitri jika melihat penampilan barunya. "Selanjutnya, mencuri mobil dan keluar dari kota ini sebelum matahari terbit. Prancis adalah pilihan terbaik. Biar saja si mesum itu menungguku di Argentina!" Sebagai pembunuh bayaran, dulu Lucien selalu mengambil keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapinya.

Setelah meraih ransel besar berisi senjata, memasukkan 2 passpor yang masih aktif di saku mantel dan mengunci kembali ruang rahasia, Lucien meninggalkan apartemen. Memilih menggunakan tangga darurat daripada lift, sekedar untuk berjaga-jaga. Tak sampai 1 jam lagi matahari akan terbit, mungkin saja Yves dan anak buahnya sudah tiba. Belum lagi saat ini Jordan dan team-nya pasti sudah mulai memburunya.

"Mari kita mulai permainan ini, D!"

Hampir 4 tahun Lucien mendekam di camp utara karena intrik busuk dan perebutan kekuasan dalam keluarga Petrova. Jadi, perburuan ini akan menjadi tantangan bagi dirinya sendiri. Pembuktian jika siapa pun tidak akan bisa menjebak, apalagi menangkap seorang Lucien Osborne lagi. Semua rasa sakit dan penyiksaan menggerikan itu sudah memberinya pelajaran berharga jika dia harus membayar mahal sebuah kepercayaan.

"1 espresso. Double shot." pesan Lucien cepat dengan senyum lebar saat masuk ke sebuah coffee shop 24 jam. "½ lusin bagel." Tambahnya lagi saat ingat dia harus mengisi perut sebelum memulai petarungan taktik yang pasti akan sangat menguras emosinya.

.

.

Note Author : Jangan mendumel ini pendek ya. Ingat aja setelah baca, tinggalkan jejak.

Kebiasaan Silent/Ghost reader itu habis baca cabut gitu aja.

Kisah mereka ini masih panjang banget. Berseason deh wkkwk

LOVE AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang