93 - One More Step, Luc

709 111 21
                                    

GHOST READERS HARAP MENYINGKIR! ~~~~ SEBELUM BACA, VOTE CHAP 49 DULU!

.

Title : LOVE AFFAIR

Author : Aphrodite Themis

Genre : Romance/Intric ( 25+ )

Disclaimer : THIS STORY IS MINE..

Warning : BL, DLDR,NO BASHING, ALUR LAMBAT, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.

NOTE : SPIN OFF The Heir

.

.

Love me or i kill you, enemy ...

.

"Dia pantas mati"

Sedikit pun Dimitri tidak merasa bersalah sudah membunuh wanita yang hampir saja merenggut nyawa Lucien. Semua ini harus dihentikan sebelum yang ditakutkannya terjadi. "Yves, urus mayat itu!" titahnya dingin pada sniper yang langsung melakukan tugasnya tanpa bertanya.

Sambil mengepalkan tinjunya Lucien hanya menatap nanar pada tubuh Rebecca yang sudah tak bernyawa. Akhirnya apa yang selama ini dihindarinya terjadi. "Dia seperti itu karena kau memberinya harapan palsu. Meniupkan fotomorgana padanya." gumamnya datar sambil mengalihkan tatapannya pada Dimitri yang mungkin tidak sadar dirinya baru saja mewujudkan keinginan Lucien yang sudah berulang kali ditepisnya.

"Kau sedang menyalahkanku?"

Sesuatu dalam sorot mata Lucien membuat rasa bersalah itu menyeruak dalam dada Dimitri yang refleks mengulurkan tangannya untuk merengkuh sosok ramping itu. "Dengar Luc, kau tahu 'kan ini harus dilakukan..." Tidak adanya penolakan dari Lucien membuat Dimitri sedikit lega dan mempererat pelukannya.

Memang harus dilakukan, tapi tetap saja Lucien merasa sedikit tidak nyaman ketika menyadari sekarang dia hanya sebatang kara di dunia. "Aku lelah, D. Kepalaku juga sakit. Nanti saja kita berdebat. Ok?" Mengacuhkan Dimitri yang terlihat menahan emosi, Lucien menepis pelan tangan berotot yang masih memeluknya itu sebelum berbalik dan langsung berjalan keluar dari gudang yang pasti akan diledakkan itu.

Lucien tidak sedang berbohong atau sekedar mengelak. Kepalanya memang pusing. Dia tidak punya tenaga untuk berdebat sekarang. Yang diinginkannya adalah tidur dan mungkin sebotol besar red wine yang bisa menghapus semua kegundahannya. "Arghh...Turunkan aku, Dimitri Petrova! Apa-apaan kau ini?" desisnya terkejut saat tiba-tiba saja Dimitri menggendongnya dengan gaya paling memalukan sambil berjalan cepat menuju mobil yang sudah menunggu.

"Ya Tuhan! Kuharap ini hanya mimpi!" erang Lucien putus asa saat menyadari sejumlah pengawal mengejar langkah lebar ketua mafia brengsek yang malah tertawa geli. Bahkan tanpa malu Dimitri mencium kuat pipinya yang pasti sudah semerah tomat. "Dasar bajingan sialan! Kau mau membuat mereka menghinaku? Menertawakanku?" Tanpa sadar Lucien sudah menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Dimitri yang berotot.

Mendengar itu Dimitri memicingkan matanya sebentar sebelum menyeringai kejam, "Mereka tidak akan berani! Kecuali mereka siap mati ditanganku!" sahutnya acuh, sengaja dengan suara keras tanpa menghentikan langkah cepatnya. "Ke apartemen dan panggil dokter!" titah Dimitri kuat pada Zivon yang berjalan tepat dibelakangnya bersama sejumlah pengawal bersenjata.

"Siap Boss!"

Dalam keheningan mobil yang sedang melaju cepat menuju apartemennya di tengah ibukota, Dimitri mengawasi Lucien yang mungkin tertidur atau pura-pura tidur. Perasaan marah berbalut takut itu kembali memenuhi hatinya saat melihat darah di bahu dan juga sudut bibir mantan pembunuh bayaran yang membuatnya hampir gila. Hanya dalam beberapa hari sudah 2 kali Lucien hampir terbunuh dan semua itu karena dirinya. karena sosok keras kepala yang terus menyangkal perasaan mereka ini ingin melindunginya. Sama seperti yang Dimitri rasakan juga. Dia siap melakukan apapun asal Lucien selalu aman dan tidak terluka lagi.

LOVE AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang