.
.
.
Malam seperti dimensi gelap yang tak berujung. Seperti itulah pendapat Clara saat melihat pemandangan langit malam dari balik kaca jendela mobil yang berjalan. Perasaannya kacau seperti malam yang tak dihinggapi bintang."Mama kenapa? Nggak senang ya kita mau makan malam di rumah Uncle Lando?"
Suara kecil itu membuat Clara menoleh menatap Andhara yang malam ini tampil dengan begitu manis dengan sebuah dress berwarna pastel yang dipilihkan Irina.
Clara memilih untuk diam. Membiarkan Andhara kembali memainkan boneka pinguin yang dia bawa dari rumah. Mobil yang ditumpanginya saat ini memang menuju ke rumah Lando. Dimana Lando dan Dena mengundang mereka makan malam bersama sekaligus membahas soal pertunangan Clara dan Lando.
Ya, pertunangan. Hal yang membuat kepala Clara pening bahkan sampai detik ini. Entah bagaimana caranya nanti dia menghadapi Dena dan Lando.
"Ra?"
Suara Aldan dari arah kemudi membuat Clara menegakkan tubuh dari posisi rebahannya di kursi.
"Ya, Pa?" Clara menatap Aldan dari spion atas mobil.
"Kamu nggak apa-apa?" Aldan menatap putrinya lewat kaca spion.
Clara mendesah berat. "Nggak apa-apa. Memang aku harus kenapa?"
Aldan dan Intan saling berpandangan penuh arti. Lalu keduamya ikut menghela nafas berat. Sunggu mereka tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Clara. Putri mereka itu tak mau terbuka.
Bahkan saat Intan memberitahukan ajakan makan malam ini, Clara tak memberikan respon apa-apa selain anggukan tanpa arti. Intan menoleh ke belakang menatap Clara dan Andhara yang duduk berjarak.
"Lando udah tau kita mau datang?" tanya Intan.
Clara mengangguk tanpa menoleh. Membuat Intan tak tahu lagi harus berbicara seperti apa. Hingga wanita itu menghela nafas lalu kembali menatap ke depan.
Clara tidak tahu seberapa lama dia melamun, hingga tahu-tahu laju mobil melambat dan Aldan membelokkan kemudinya memasuki komplek perumahan mewah membuat Clara terkesiap. Dia tahu sekali bahwa mereka hampir sampai.
Bahkan belum sempat Clara menerka-nerka. Laju mobil sudah berhenti di depan rumah mewah bertingkat tiga dengan pintu gerbang berwarna hitam gelap.
Seorang satpam terburu-buru menghampiri mobil mereka. Samar-samar satpam itu meminta Aldan untuk memarkirkan mobil di halaman rumah. Dia akan membukakan pintu gerbang.
Dan disinilah Clara berada. Di depan kediaman mewah tempat Lando tinggal. Aldan dan Intan sudah melepaskan seatbelt mereka lalu menyuruh semuanya turun dari mobil. Namun Clara masih disini, duduk termangu hingga tak sadar Intan sudah mengetuk jendela beberapa kali.
Clara mengambil nafas panjang. Meraih sling bag-nya lalu turun dari mobil. Semoga setelah ini dia masih baik-baik saja.
"Ayo, Ma." lirih Clara pada Intan.
Di depan pintu mereka disambut Dena dan Lando yang sepertinya sudah menunggu. Setelah saling menyapa hangat, Dena lalu mengajak Aldan, Intan dan Andhara masuk ke dalam rumah.
Lando menatap Clara dengan senyum lebar. Laki-laki itu terlihat tampan dengan kemeja lengan pendek berwarna navy dengan jeans warna senada. Lalu saat laki-laki itu mendekat, Clara bisa memcium aroma sandalwood yang menguar dari tubuhnya.
"Hai, my lovely young, you look so beautiful tonight." Lando menatap Clara kagum.
Clara tersenyum tipis. "Hai, Al. Kamu juga kelihatan ganteng."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
RomanceSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...