[57] Back To The Arena [57]

3.8K 212 26
                                    

.

.

.

Tempat yang Satria tuju pertama kali adalah bengkel Arbin. Tentunya untuk mengambil mobil balapnya yang dia titipkan pada temannya itu. Namun saat Satria sampai di sana, suasana bengkel milik temannya itu sudah gelap dan tutup.

Satria mendesah, mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan chat pada Arbin. Tak lama Arbin menjawab. Mengatakan bahwa dia sedang makan dengan Arroyan.

Meski menunggu cukup lama, Satria bisa tersenyum saat melihat BMW hitam milik Arroyan mendekat. Arbin keluar dari sana. Satria juga langsung keluar dari crv-nya.

"Buset Sat, ada apaan nih? Tumbenan nyari gue malem-malem gini?" Arbin nyengir.

Satria tersenyum sembari menutup pintu mobilnya. "Bang Jack nelpon gue, katanya ada laga. Gue mau ke sana, udah lama nggak main juga. Lo pada mau ikut nggak?"

Arroyan yang baru keluar dari BMW-nya berpandangan dengan Arbin.

"Hadiahnya berapa, Sat?" cengir Arbin lagi.

"70 juta. Kalo menang. Makanya gue mau ngambil mobil ini."

"Tenang, mobil lo oke, meski beberapa bulan ini jarang dipake. Selalu gue panasin tiap malem." Arbin langsung membuka gerbang bengkelnya. Membiarkan Satria memasukkan crv-nya ke dalam.

Arbin segera mengeluarkan mobil modifikasi milik Satria yang tersimpan di bengkelnya lalu memanasinya sejenak.

Satria sendiri sudah sibuk dengan ponselnya. Menghubungi Darga, apalagi.

"Lo dimana?" tembak Satria langsung begitu panggilannya diangkat.

"Apartemen," Satria mengernyitkan kening. "Apartemen si bebek, maksudnya."

Satria mendengus. "Belakangan ini lo sering amat ndekem di apartemennya Nena. Ngapain sih?"

Darga mendengus. "Numpang makanlah! Ngapain lagi emang? Awas ya pikiran lo aneh-aneh!" Darga berdecak. "Betewe, ngapa nelpon?"

"Gue mau main ke arena. Lo mau ngikut kagak?"

"Oh, masih inget main, kirain udah lupa," Darga terkekeh di seberang.

Satria berdecak. "Jadi lo mau ikut kagak?"

"Jemput gue!"

"Hmm!" Satria menurunkan ponselnya. Dia menemukan Arroyan berdiri di sampingnya.

"Nelpon siapa?"

"Darga." Arroyan mengangguk-angguk

"Eh, si Marimar diajak juga tuh!" seru Arbin.

"Dia sibuk. Lagi nemenin Irina." sahut Satria.

Seketika Arbin menganga. Rahangnya nyaris turun. "Gila! Dipepet mulu si Mbak Irina sama tuh bocah! Ck!"

Arroyan terkikik. "Iri, bilang Boss!"

"Iri! Iri!" Arbin memanyunkan bibir kesal. Dia menoyor lengan Arroyan. "Lo sendiri jomblo!" Arroyan balas menatap datar Arbin.

Setelah mobil balap itu siap, mereka segera pergi. Satria mengendarai mobil balapnya. Sementara Arbin dan Arroyan mengikutinya dari belakang menggunakan BMW milik Arroyan.

Satria menghentikan mobilnya di tepi gedung tinggi apartemen. Tatapannya jatuh pada seseorang dengan hoodie dan topi hitam yang tengah menyeberang jalan. Siapa lagi kalau bukan Edwarga.

"Udah lama, gue nggak naik mobil ini." ucap Darga begitu duduk di samping Satria.

Satria tersenyum miring. "Ngomong-ngomong, ngapain lo jam segini ada di apartemen Nena?"

You Got ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang