.
.
.
Setelah keluar dari foodcourt, Andhara merengek ingin melihat merchandise station yang mereka lewati. Satria menurutinya. Masih ada sedikit waktu sebelum melihat atraksi lumba-lumba. Andhara menganga kagum melihat aneka boneka satwa air yang terpajang di merchandise station tersebut.
Clara hanya menghela nafas panjang melihat boneka-boneka lucu di sekelilingnya. Seperti gudang boneka, pikirnya.
"Papa, Rara mau beli semuanya ya, Papa!" rengek Andhara dalam pelukan Satria.
"Iya sayang, Rara boleh beli apa aja." Satria mengecup pelipis anaknya.
Clara bersidekap galak. Menatap tajam anaknya. "Andhara, beli tiga aja! Boneka kamu udah banyak di rumah!"
Andhara mengerucutkan bibir. "Tapi Rara mau semuanya. Boleh ya, Papa?"
Satria tersenyum. "Boleh kok, sayang."
Andhara menantang menatap mamanya. "Kata Papa boleh!"
"No!" Clara berucap tegas. "Beli tiga, atau nggak usah beli sama sekali!"
Tidak mempedulikan mamanya, Andhara turun dari gendongan papanya. Lalu menarik tangan Satria, melihat boneka yang diinginkannya.
Clara kembali menghela nafas panjang. Semakin lama, Andhara semakin keras kepala saja. Membuatnya sebal. Dia menatap bocah itu yang sudah merengek, meminta apapun pada papanya. Dan Clara yakin Satria pasti tak kuasa menolak apapun yang diinginkan anaknya.
Clara mengedik, membiarkan Satria dan Andhara begitu saja. Dia lebih memilih melihat-lihat sendiri. Lalu perhatiannya tertuju pada tumpukan bantal di bawah. Mengambil salah satunya. Lalu beralih menatap deretan kaos yang terpajang disana.
Entah mengapa, kaos berwarna hitam dengan corak ombak kebiruan dan ikan berenangan itu menarik perhatian Clara. Dia mengambil kaos itu lalu memandang punggung Satria tanpa sadar.
Clara menghampiri Satria. Lalu menempelkan kaos hitam itu di punggung Satria, membuat laki-laki itu terkaget dan menoleh ke belakang.
"Cocok buat kamu," Clara bergumam. Lalu kembali melihat-lihat sekitar.
Satria mendengus geli melihat Clara yang sudah mengambil beberapa barang. Tadi dia melarang anaknya membeli banyak boneka. Sekarang, Clara malah melakukan hal yang sama. Dasar.
"Papa," tarikan Andhara pada celananya membuat Satria menoleh. "Rara mau itu, itu!" Andhara menunjuk deretan bando lucu dengan hiasan boneka satwa air di atasnya.
"Rara mau ini? Mau yang mana?" Satria menggendong anaknya agar bisa memilih sendiri.
"Dua ya Papa?" Satria mengangguk membiarkan Andhara mengambil berapapun.
Clara menggeleng-gelengkan kepala saat melihat tumpukan boneka di keranjang Andhara. Lihatlah, berbagai macam boneka itu, ada shark, dolphin, turtle, nemo.
Satria meringis saat sorot tajam Clara tertuju pada boneka-boneka yang diinginkan anaknya. "Aku yang bayar Ra, tenang aja." bisiknya menenangkan Clara.
"Iyalah, harus kamu!" Clara maju terlebih dahulu untuk membayar bantal dan kaos hitam yang dipilihnya tadi.
"Nggak sekalian aja?" tawar Satria saat melihat Clara mengeluarkan dompet.
"Nggak usah, aku pengin bayar sendiri." jawabnya. Satria hanya mengangguk.
Setelahnya mereka keluar dari merchandise station. Satria berinisitif untuk memasukkan belanjaan mereka di mobil terlebih dahulu, sebelum memasuki gelanggang samudra. Menyaksikan atraksi lumba-lumba yang akan dimulai pukul tiga sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
RomanceSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...