[72] One More Secret [72]

4.8K 302 58
                                    

.

.

.

Satria terburu-buru masuk ke dalam mobil saat ponsel dalam sakunya terus mendapati panggilan meski tak mengeluarkan dering seperti biasanya. Menghela nafas, ternyata Arrain yang sedari tadi menghubunginya. Dengan cepat Satria ganti mendial nomor perempuan itu.

"Sat, lo nggak lupa, kan, sama janji kita buat lunch bareng?" tembak Arrain.

"Enggak, Rain. Tadi gue Jumatan dulu. Baru ini mau ke tempat lo."

"Hihihi sorry," Arrain tertawa. "Ya udah gue tunggu sini ya, Sat."

Arrain tak bisa menahan senyumnya saat crv abu-abu itu menghampirinya. Segera melompat masuk, Arrain menunjukkan cengirannya di hadapan Satria.

"Sorry, gue nggak tahu kalo lo lagi Jumatan tadi," cengirnya.

"Nggak apa-apa," Satria tersenyum santai. "Jadi kita nau makan dimana?"

Arrain menunjukkan nama sebuah restoran di ponselnya. Perempuan itu nyengir. "Gue pengen banget ke situ, yuk!"

Satria menyetujui lalu melajukan roda besinya ke jalanan.

Arrain tak bisa menyembunyikan senyumnya saat menatap laki-laki di sampingnya. Satria yang siang ini mengenakan kemeja merah bata dengan celana bahan hitam membuat ketampanan laki-laki itu ada pada kadar tertinggi. Setidaknya itu yang Arrain rasakan.

Setelah beberapa bulan terakhir Satria menjadi sok sibuk bak presiden. Arrain sangat senang laki-laki itu mau menepati janjinya. Ah, lalu kapan Satria akan peka terhadap perasaannya? Apakah itu hanya akan menjadi angan dalam kepalanya saja?

Restoran yang mereka tuju adalah restoran dengan suasana outdoor yang santai dan cozy. Pepohonan hijau menjadi pemandangan di sekelilingnya. Angin berhembus membuat rambut ombre milik Arrain berterbangan.

"Mau duduk dimana?" Arrain menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Menoleh pada Satria yang sedang mengamati sekeliling.

"Terserah lo aja."

Arrain masih asyik memilah-milah tempat duduk, saat sebuah suara membuat perempuan cantik itu menoleh. Dia melambai ke arah seseorang yang memanggilnya. Tak menyangka bertemu sosok itu di restoran ini.

"Sat, itu ada rekan gue. Kita kesana yuk!" seru Arrain riang.

Satria masih terbengong saat Arrain menarik tangannya. Dia bahkan tidak tahu siapa sosok rekan yang perempuan itu maksudkan. Namun saat langkahnya semakin maju. Satria bisa merasakan hatinya panas. Sisi tangannya terkepal erat. Juga tatapannya yang menajam.

Di meja itu, Satria melihat Clara bersama seorang laki-laki tampan yang tersenyum lebar ke arah Arrain. Jangan katakan jika Arrain akan membawanya ke meja itu. Dan Satria melotot saat langkah Arrain terhenti disana.

"Hai, Dokter Arrain," sapa Lando ramah.

"Dokter Lando, saya nggak nyangka ketemu Dokter disini." Arrain tahu-tahu sudah duduk di hadapan Lando dan Clara. Arrain menoleh ke arah Satria. "Sat, kita duduk disini aja ya, gabung sama rekan gue?" Arrain menatap Lando. "Its okay kan Dok, kalo saya gabung disini?"

Lando tersenyum ramah. "Of course Dokter Arrain."

Arrain tersenyum riang. "Dokter hari ini kok nggak ke rumah sakit?"

"Jadwal saya disana cuma sampai Rabu, Dok. Dan hari ini saya dinas malam di rumah sakit lama." Arrain hanya mengangguk-angguk.

Clara tidak tahu apa yang terjadi. Sampai dia mendengar Lando memanggil seseorang yang dikenalnya. Namun yang Clara lihat malah laki-laki itu. Yang datang bersama seseorang yang Lando panggil. Clara merasa hatinya kebas saat Satria menatapnya tajam meski dari jauh.

You Got ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang