.
.
.
Begitu sampai di depan rumahnya. Clara tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya saat melihat range rover putih itu terparkir manis di halaman rumahnya. Clara menahan nafasnya, tahu sekali milik siapa mobil itu.
Clara beralih menatap Irin. Irina balas menatap Clara. "How?"
Clara menghembuskan nafas lalu turun dari juke merah milik Irina. Dia masuk ke dalam rumah lebih dulu. Meninggalkan Irina yang masih memarkirkan mobilnya di halaman.
Begitu memasuki rumah, Clara sudah mendapati Lando tengah menemani Andhara bermain. Lando tampak asyik memainkan boneka. Sementara Andhara hanya memeluk teddy bear pinknya dengan erat. Begitu melihat Clara gadis kecil itu langsung bangkit dan memanggil.
Lando ikut menoleh dan tersenyum melihat Clara. Laki-laki itu ikut bangkit berdiri.
"Mama!" seru Andhara memeluk pimggang Clara. Gadis kecil itu mendongak dengan mata berkaca. "Papa mana, Ma? Kok Mama nggak bareng Papa?" rengeknya.
Bersamaan dengan itu Irina muncul di samping Clara, melihat sendiri bagaimana Andhara mencari-cari sosok papanya. Membuat Irina dan Clara berpandangan lesu.
"Papa? Papa siapa sih yang dimaksud?" Lando tiba-tiba datang mendekat dan mengernyit.
Clara dan Irina menegang di tempanya berdiri. Kembali saling menatap dalam keheningan. Sementara Andhara terus merengek mencari keberadaan Satria.
"Hahahaha," Irina tertawa garing. Segera memeluk Andhara. "Duh, Rara minta Papa Ron's ya? Tapi Aunty lupa beliin nih buat Rara."
Irina menatap Clara dan Lando. "Rara minta Papa Ron's tadi. Tapi lupa kita beliin. Iya kan, Darling? Hahaha."
Clara hanya mengangguk dalam diam. Mengikuti permainan Irina.
"Oh Papa Ron's, aku kira apa. Soalnya dari tadi little princess ini nyari papa-papa terus." Lando mengelus kepala Andhara penuh sayang. "I dont know what that mean. But now i understand."
Irina kembali tertawa. Dia membelai wajah Andhara penuh sayang. "Rara, main sama aunty yuk di kamar!" ajaknya. "Biarin Mama ngobrol sama Uncle Lando."
Irina segera membawa Andhara menjauh. Dia membantu membawa boneka Andhara yang berserakan. Lalu keduanya naik ke lantai atas. Clara menatap punggung Andhara dan Irina yang menjauh. Tanpa disadari Lando mendekatinya dan membelai kepalanya.
"Hai, my lovely young, you look so tired, hmm?" Lando membelai wajah Clara lalu mengecup pelipisnya.
Clara menurunkan tangan Lando dan tersenyum. "I am okay, Al. By the way, kamu udah lama disini?"
"Maybe for twenty minute." Lando tersenyum.
"Maaf buat kamu nunggu lama, Al. Tadi aku sama Irina ngopi dulu."
"No problem sayang."
Clara mengangguk. "Bentar ya, aku naruh ini dulu di dapur." Clara tersenyum lalu melangkah menuju dapur. Di dapur dia menemukan Intan tengah membuat camilan. "Ma," Clara memanggil pelan.
Intan menoleh dan tersenyum. Membiarkan Clara memasukkan cake ke dalam kulkas.
"Lando udah nunggu lama, lho!" Intan memberi tahu.
"I know, Ma." Clara mendesah pelan. Dia menatap Intan cukup lama. "Tadi Tante Dena, chat aku."
Intan seketika paham kemana arah pembicaraan anaknya. "Mama tahu. Tapi Mama pengen tanya deh," Intan mengerling jahil. "Semenjak papanya Rara muncul, perasaan kamu ke Lando nggak berubah kan, sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
RomanceSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...